30 August 2014

Gerry's Wedding


Untuk pertama kalinya kami dapat undangan pernikahan di Balai Sudirman Jakarta. Aku ingat beberapa tahun lalu Nanda cerita kalau Balai Sudirman dan Balai Kartini itu tempat resepsi khusus orang-orang kaya, mungkin karena biaya yang mahal. Inipun yang mengundang bukan kenalan kami, melainkan marketing yang membantu kami dalam proses KPR. Masuk ke ruangan, suasana sudah tampak mewah.


Rupanya pak Gerry berhasil mempersunting gadis dari Padang Pariaman, dan aku sempat menyaksikan acara pemberian gelar karena pak Gerry sendiri bukan orang Minangkabau. Kalau gak salah dia dapat tambahan gelar Sidi. Wah, sepertinya keluarga mempelai perempuan bukan warga sembarangan. Ini juga bisa dilihat dari tamu undangan yang hadir, dimana bupati dan wakilnya juga ikut hadir selain pemimpin adat.


Selesai acara pemberian gelar, dilanjutkan dengan foto-foto bagi tamu undangan istimewa dan kemudian kesempatan bagi pengunjung untuk memberi ucapan selamat kepada pengantin. Kamipun berniat ikut ngantri untuk mengucapkan selamat. Tapi antrian cukup panjang, dan ternyata eh ternyata, hidangan sudah bisa dinikmati. Wah, ya mendingan mencicipi makanan dulu, toh jam makan lewat sudah lewat jadi perutku sudah sangat lapar. Hidangan yang pertama aku nikmati, dengan antrian yang agak panjang adalah Kambing Maroko, kambing guling dengan nasi khas Maroko. Muantap tenan .... beruntung aku sempat antri di awal, karena hidangan ini yang paling cepat ludes.

Awalnya aku sempat cemas, jangan-jangan isinya masakan padang semua hehehe ... bosan soalnya, sudah terlalu gampang ditemukan. Ternyata dugaanku salah. Memang ada masakan padang, tapi tidak banyak. Selain masakan timur tengah, ada menu tiongkok, masakan barat dan juga masakan tradisional dari wilayah nusantara yang lain. Pokoknya kali ini aku tidak makan hidangan utamanya, sudah cukup kenyang menikmati lapak-lapak selain menu utama.


Saking asyiknya mencoba berbagai masakan yang ditawarkan, aku tidak terlalu memperhatikan hiburan yang ada :) Tapi sejauh yang sempat aku dengar sih penampilan pemain musik dan penyanyinya bagus, lagu-lagunya juga gak norak kayak kawinan kampung.

Kalau dipikir-pikir, ini adalah resepsi pernikahan dimana aku maupun istriku tidak punya kenalan lain selain pengantin (pria). Jadi kami tidak perlu repot-repot mencari teman atau kenalan diantara tamu undangan, dan bisa fokus menikmati makanan saja :)


Saat meninggalkan ruangan resepsi, baru sadar kalau mobil pengantin yang dipakai adalah model Jeep Rubicon, tampak macho dibanding mobil jenis sedan pada umumnya. Juga baru nyadar kalau ada patung Jendral Sudirman persis di depan pintu masuk :)

26 August 2014

Whip Scorpion


Baru kali ini aku melihat "serangga" seperti ini, tiba-tiba muncul dari bawah sofa waktu aku lagi kerja lesehan. Kaget banget waktu melihat dia merayap, karena sekilas bentuknya mirip dengan kalajengking. Bedanya dia gak punya sengat di ekornya, dan capitnya juga tidak segarang kalajengking.

Segera aku usir dia keluar dengan sapu, tapi tetap aku gak berani untuk membunuhnya. Jadi aku biarkan saja dia keluyuran di luar. Waktu ada tetangga yang melihat, dia juga penasaran binatang apa ini dan memintaku untuk membunuhnya, tapi aku biarkan saja.


Setelah aku coba googling sebentar, ternyata ini disebut sebagai Thelyphonida atau "whip scorpion", entah apa bahasa Indonesianya. Meskipun mirip kalajengking, tapi dia termasuk kelompok laba-laba dan katanya tidak beracun, meskipun ekornya bisa mengeluarkan cairan asam jika terancam.

Lewat bantuan google juga, nemu juga sebutan binatang ini dalam bahasa Indonesia, yaitu ketonggeng atau kalajengking cambuk.

25 August 2014

Iron Cutting With Grinder


Cukup menarik menyaksikan percikan api yang muncul saat tukang pagar memotong lempengan besi dengan gerinda. Tentu saja aku tidak berani terlalu dekat, juga tidak tahan berlama-lama di dekatnya karena suara terlalu bising.

Hari ini ada pemasangan pagar besi dan juga tangga besi, jadi aku sengaja ikut menunggu sampai pekerjaan selesai untuk memastikan apa yang dipasang sudah sesuai yang dpesan. Syukurlah bisa selesai dalam satu hari.

17 August 2014

Various Snapshot on Independence Day Celebration - 2014


Bocah pemulung ini sempat melintasi lapangan tempat diadakannya acara lomba 17an yang diadakan gabungan RT 11 dan 12. Bersama ayahnya memanggul karung berisi barang bekas, dia sempat memperhatikan sebentar perlombaan yang sedang berlangsung. Sedih juga, di tengah kegembiraan perayaan HUT RI ini, ada juga anak-anak yang tidak bisa ikut menikmati, bukan karena tidak mau, tapi karena terpaksa.


Bu RT sedang mengaduk minuman untuk para peserta dan panitia acara, sementara pak RT memperhatikan kegiatan yang berlangsung. Saat aku datang pak RT sempat menyapaku dan berkata "Tadi saya mau nelpon, tapi takutnya belum bangun". Eh hehehe ... memang biasanya bangun siang kalau hari libur.


Anak perempuan ini awalnya ingin ikut lomba makan kerupuk. Tapi karena kerupuknya goyang terus dan susah digigit, akhirnya malah dia menangis. Padahal ada bapaknya di belakang mendampingi dia, mungkin merasa grogi atau malu :)


Namanya boca, ada aja tingkah laku mereka saat menyaksikan perlombaan....


Dimana ada keramaian, di situ juga pedagang keliling mencari peruntungan. Termasuk penjual mainan dan tukang kue ini. Sebelumnya ada tukang bakso juga, tapi sepertinya dia sudah pindah karena laris manis.


Kedua bocah ini bukan dihukum untuk membersihkan tepung yang berceceran seusai lomba, tetapi karena niat sendiri penuh semangat mengambil tepung untuk dipakai bermain. Yah, mumpung sedang dalam suasana cerita, berkotor-kotor dikit gak masalah.


Menang tidak selalu menguntungkan. Jelas ada kepuasan dan hadiah, tapi untuk kasus lomba memecah balon berisi tepung, pemenangnya justru agak sial karena terkena tumpahan tepung di kepalanya. Anak ini kebetulan terkena tepung cukup banyak dan langsung keramas.


Jam dua belas pertandingan dihentikan sebentar untuk istirahat dan makan siang. Rupanya sudah ada jatah makan siang bagi panitia. Akupun sebenarnya diajak ikut makan bareng, karena secara tidak langsung jadi tukang potret tidak resmi dalam acara ini. Tapi kebetulan aku ada acara keluarga, jadi gak ikutan bergabung. Padahal lumayan juga menunya, sekaligus bisa jadi ajang silaturahmi dengan tetangga.


Padil, seperti tahun lalu, tidak ikutan lomba tapi selalu ingin mendapat hadiah seperti yang didapat oleh pemenang lomba :D Sebenarnya dia sudah didaftarkan untuk ikutan lomba, tapi dia menolak. Giliran pas pembagian hadiah, dia ikut berbaris dan berharap mendapat jatah hadiah. Memang ada jatah hadiah untuk semua anak, tapi jelas isinya berbeda dengan yang didapat pemenang lomba.

Various Games at Indonesian Independence Day - 2014


Anak-anak kecil warga RT 11 dan 12 ini dengan tertib berbaris mengikuti arahan panitia 17an. Seperti tahun lalu, kali ini pihak RT kembali mengadakan berbagai lomba untuk merayakan hari kemerdekaan RI ke-69. Berbagai lomba diadakan kebanyakan untuk anak-anak, meskipun ada juga lomba untuk kaum ibu untuk sekedar menambah kemeriahan.


Lomba memasukkan pensil di dalam botol, baik untuk kelompok anak-anak maupun untuk kaum ibu. Tahun lalu juga ada.


Lomba makan kerupuk, salah satu trademark acara 17an, karena hampir selalu ada. Heran juga, kenapa kita senang sekali lomba makan krupuk, mungkin karena krupuk adalah salah satu makan pokok kita, merakyat dan murah. Malasnya ikutan lomba ini, kalau menang biasanya identik kelaparan atau doyan makan :)


Nah, ini lomba yang agak berbeda dengan tahun lalu - memecah balon berisi tepung. Tahun lalu juga ada memecah balon isi tepung, hanya caranya yang berbeda. Kalau tahun lalu menggunakan caping yang diberi jarum, kali ini peserta ditutup matanya untuk menusuk balon. Lebih menarik yang tahun lalu karena lebih ekpresif.


Nah kalau tahun lalu pertandingan paling seru untuk ibu-ibu adalah joget balon, kali ini mereka menolak ikutan lomba joget. Tapi tetap ada lomba yang paling seru, yaitu mengiring bola dengan terong. Ada-ada saja. Tapi seru juga kalau dibuat pertandingan sepakbola dengan cara ini :)


Acara balap karung juga meriah. Sayangnya aku tidak sempat menonton lomba balap karung untuk anak-anak, tapi masih sempat kebagian nonton pertandingan para ibu. Seru karena rata-rata emak-emak ini berbadan gemuk, jadi untuk lari saja udah agak sulit, apalagi untuk melompat-lompat pakai karung :) Justru yang antusias mengikuti malahan yang sudah berumur, yang masih muda seperti merasa malu dan harus dipaksa-paksa.


Pertandingan terakhir, persis seperti tahun lalu, mengambil duit dari buah pepaya yang diolesi kotoran. Aku masih penasaran, ini kotoran dari oli bekas atau dari comberan, soalnya baunya kok mirip got. Tapi anak-anak, dan juga remaja, tetap bersemangat mengikuti lomba ini. Kali ini Bani, pemuda penjaga parkir kelurahan, ikutan lomba ini, meskipun lebih banyak dijadikan olok-olok. Kasihan juga, meskipun tetap seru.

Oh ya, sempat ngobrol dengan pak ketua RT soal lomba kali ini. Tahun lalu ada lomba panjat pinang, tapi tidak dengan tahun ini. Alasannya karena tidak ada tempat, selain harga pohon pinang yang juga mahal. Belajar dari pengalaman tahun lalu, lapangan yang digunakan sangat tidak bagus karena berbatu. Tahun lalu banyak yang luka-luka, dan katanya ada yang terpaksa harus dibawa ke tukang urut karena kesleo.

16 August 2014

Female Band Show at Mall Taman Anggrek


Siang ini di atrium utama mal Taman Anggrek ada pertunjukan musik yang menampilkan satu grup yang semua personilnya wanita, di cara Sinarmas Land Expo. Cukup menarik, karena selain grup SHE, aku belum menemukan grup musik dengan personel wanita. Ah, kayaknya aku yang ketinggalan jaman.


Tapi memang ada kemungkinan grup ini masih baru atau belum banyak mengeluarkan album/single sendiri, soalnya lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu-lagu yang populer, baik dari dalam negeri maupun lagu manca. Pokoknya lagu-lagu yang cukup familiar buatku, dan aku tahu penyanyinya bukan mereka. Aku tidak mengikuti pertunjukan ini secara menyeluruh, hanya sambil lalu saja saat pulang dari makan siang.


Wuih .... tatonya! Kalau jaman dulu penyanyi membawa partitur atau segepok kertas berisi lirik lagu, sekarang cukup membawa tablet dan smartphone seperti yang tampak di foto ini :) Praktis dan lengkap, kalau ada requet tinggal browsing di internet.


... ehm ... ada yang tahu nama grup musik ini???

15 August 2014

Confusing Boarding


Baru sekali ini boarding dari Gate 17 di Terminal 3 Bandara Changi. Rupanya ada beberapa Gate yang ruangannya dijadikan satu, termasuk pintu menuju pesawatnya. Juga aku rasa baru kali ini ada "kantin" di dalam Gate, karena biasanya ruang tunggu keberangkatan itu terbatas, isinya cuma tempat duduk, internet gratis dan kran minum.


Satu lagi yang membingungkan, karena belum pengalaman, adalah pemeriksaan tiket. Biasanya, setelah melewati security checkpoint dan hendak memasuki ruang tunggu, petugas akan memeriksa tiket penumpang. Tapi kali ini tidak. Setelah melewati security check, ya sudah, langsung masuk ke ruang tunggu yang luas ini tanpa ada pemberitahuan harus kemana. Makanya banyak penumpang yang langsung mengantri di pintu keberangkatan, karena dipikir harus mengantri menyerahkan tiket ke petugas terlebih dahulu, padahal belum waktunya berangkat.


Barulah setelah ada pengumuman kalau pesawat sudah siap dan penumpang dipersilahkan masuk, disitulah para penumpang antri dan tiketnya diperiksa. Hmm.... jadi di sini bedanya. Enaknya, yang masuk ke dalam pesawat jadi tidak berebut karena harus diperiksa satu per satu dulu. Ini mengurangi waktu antri ketika sudah akan masuk pesawat, tapi menambah waktu antri saat pemeriksaan tiket :D Sama saja hehehe....

14 August 2014

National Stadium of Singapore


National Stadium ini baru saja rampung dan diresmikan bulan Juni 2014 lalu. Seingatku pembangunannya, atau mungkin renovasi, memakan waktu lebih dari dua tahun. Bentuknya seperti kubah raksasa dan terlihat sangat modern. Aku yakin pasti gedung ini memanfaatkan teknologi terbaru, dan kalau dilihat dari website resminya mampu menampung 55 ribu orang. Selain itu, katanya, stadion ini bisa dipakai untuk berbagai jenis olahraga seperti sepakbola, kriket, rugby dan atletik.


Tidak cuma stadionnya yang baru, tapi jembatan penyeberangannya juga dipebarui dengan desain yang lebih modern, disesuaikan dengan desain stadion. Cuma waktu aku tengok sepertinya jembatan itu belum siap digunakan, jadi aku memakai jembatan penyeberangan yang lama.


Mejeng narsis dulu di atas jembatan, sekalian leyeh-leyeh setelah jalan-jalan lebih dari satu jam :)

Cloudy Sunset in Kallang


Setahuku, Kallang adalah statiun terakhir sebelum mulai masuk ke jalur bawah tanah di tengah kota Singapura, dari arah timur tentu saja. Setiap kali melintasi tempat ini (dari dalam kereta), aku selalu berharap bisa mampir dan menikmati pemandangan di sekitar sungai Kallang.


Sore ini aku punya cukup waktu setelah selesai meeting dan berniat berangkat ke Orchard untuk membeli pesanan istriku di Daisho. Melihat jam, aku rasa ini waktu yang tepat untuk melihat matahari terbenam dari tempat ini. Sungai yang lebar dan tenang serta areal yang luas dengan latar belakang berbagai gedung tinggi akan bisa memberikan pemandangan sunset yang menawan, pikirku. Jadi aku putuskan untuk turun di stasiun Kallang, dan berjalan menyeberang ke arah taman, Kallang Riverside Park.


Seorang kakek tampak santai mengendarai motor listriknya, lengkap dengan helm. Aku sering melihat orang memakai motor listrik di kota ini, biasanya sih para lansia. Awalnya aku mencari jalan tembus di tepi sungai dari bawah jembatan, ternyata tidak ada. Jadi aku harus menyeberang jalan, kalau mau tertib ya lewat perempatan di samping stasiun MRT, yang juga bersebelahan dengan terminal bis.


Aku berharap dapat pemandangan sunset yang mengesankan, tapi tampaknya aku harus kecewa sore ini. Awan tebal tampak menutupi seluruh kota, termasuk menutupi matahari yang belum terbenam. Tidak pekat memang, bukan tanda-tanda mau hujan. Tapi kehadiran awan itu sudah cukup untuk menghalangi cahaya matahari, membuat suasana lebih teduh dan temaram. Ini membuat pemandangan langit jadi kurang dramatis.


Dari arah sungai Kallang ini bisa terlihat Singapore Flyer di kejauhan, termasuk gedung-gedung pencakar langit di tengah kota. Sebenarnya kehadiran awan di langit bisa menambah indah saat matahari terbenam, tapi tanpa sinar matahari yang cukup, yang ada hanyalah suasana mendung yang temaram.


Saat aku melintasi taman di tepi sungai, aku bisa melihat dua tim dayung (perahu naga) sedang berlatih. Sungai, yang sudah mendekati muara, memiliki lebar dan kedalaman yang cocok untuk beragam olahraga air. Agak aneh juga, kok namanya Filipino Dragons Singapore, jadi aku coba googling bentar. Ternyata memang ini klub perahu naga di Singapura yang anggotanya orang-orang Filipina :)


Meskipun tidak mendapatkan pemandangan sunset yang dramatis, aku cukup menikmati jalan-jalan ini. Udara yang segar, pepohonan rindang, hamparan air yang tenang dengan latar belakang kota besar (tak ketinggalan gumpalan awan di langit) memberi kesegaran tersendiri setelah suntuk bekerja.

Dari sini aku berniat untuk naik bis dari samping stadion olahraga yang baru saja selesai. Tapi ternyata bis yang aku tunggu gak kunjung datang setelah lebih dari 15 menit, jadi aku putuskan untuk naik MRT saja. Wah, cukup jauh juga mencari stasiun terdekat. Dengan bantuan Google Maps, aku menuju stasiun Stadium dan kemudian naik Circle Line langsung ke Douby Ghaut.

Working at the Garden


Di mall Changi City Point, ada taman yang cukup asri dan menarik di bagian atapnya (rooftop). Tidak hanya karena aneka bunga dan tanaman yang ada di sana, tapi juga banyak tempat duduk nyaman yang bisa dimanfaatkan untuk beristirahat. Sejak pertama kali aku menemukan tempat ini, aku berpikir kayaknya menyenangkan kalau bisa kerja outdoor di tempat ini.


Nah hari ini kesempatan itu tiba. Pas ada waktu luang dan aku juga sudah bisa internetan di luar rumah meskipun koneksi internetnya tidak terlalu handal (putus nyambung dan kecepatannya setara GPRS). Awalnya aku sedikit kecewa karena ternyata turun hujan gerimis. Tapi aku menemukan tempat yang cukup teduh oleh dedaunan, dan terbukti daun-daun yang menutup tempat ini bisa menghalangi masuknya air hujan.


Beginilah "ruang kerja" sementara siang ini, lumayan menyenangkan meskipun tanpa meja :) Kalau lagi suntuk bisa leyeh-leyeh menikmati udara sejuk (karena masih gerimis) serta pemandangan hijau di sekeliling. Kurang dari 2 jam saja aku menikmati "ruang kerja" ini, karena ada jadwal meeting di mall ini juga, namun pengalaman ini sudah sangat menyenangkan, serasa bukan sedang bekerja :)


Bonus :
Seekor kumbang berkeliaran di sekitar tempatku nongkrong karena di situ banyak bunga yang bermekaran.

12 August 2014

Dinner with Pii (Mie Ayam @ JTown Cafe)


Hujan gerimis dan awan gelap menemaniku sepanjang perjalanan menuju kawasan Orchard sore ini. Malam ini aku ada janji dengan Pii, yang terakhir ketemu setahun lalu. Dia bilang ada warung mie ayam Indonesia yang sangat khas di daerah Orchard. Selama ini aku merasa belum menemukan makanan Indonesia yang benar-benar otentik rasanya di kota ini.


Tempat yang kami tuju adalah JTown Cafe di Midpoint. Aku ingat pernah berkunjung ke tempat ini, sekedar numpang ke toilet. Tapi waktu itu aku gak "ngeh" kalau ada warung mie ayam yang cukup otentik.


Hampir seluruh menu menggunakan bahasa Indonesia, ada mie ayam, mie ayam cabe ijo, martabak (termasuk martabak rasa durian), siomay dsb. Aku mencoba mie ayam cabe ijo, dan memang rasanya persis dengan mie ayam yang banyak dijumpai di Jakarta. Martabaknya cukup mirip, meskipun agak aneh karena kami pesan yang rasa campur. Harga terjangkau dan sebagian besar pegawainya ngerti bahasa Indonesia.

A Morning


Pagi ini cuaca cerah berawan. Panas terik menyengat, tapi tampak sesekali awan menutupi matahari. Mumpung aku bisa bangun pagi dan gak ada jadwal pertemuan, aku manfaatkan pagi ini untuk olahraga sedikit dan menikmati pagi yang segar di sekitar sungai Bedok.


Selain burung-burung yang berkicau, berbagai macam jenis dan warna bunga melengkapi keindahan pagi yang cerah. Hanya sedikit orang yang tampak berolahraga, mungkin karena aku sudah termasuk kesiangan, atau orang memang lebih memilih berolahraga di malam hari atau hanya di hari libur. Setidaknya aku bisa menikmati perlengkapan fitness di taman dengan leluasa :)

Oh ya, di taman ada seorang nenek tua yang duduk di kursi roda dan sesekali menggerakkan tangannya (senam pagi). Saat aku melewatinya, dia tersenyum dan mengucapkan "Ni Hao". Aku membalas dengan pelan, agak kaget juga soalnya.


Aku senang melihat anjing jenis Siberian Husky. Makanya waktu ada bule yang berjalan-jalan bersama anjingnya, aku langsung pasang kamera untuk motret. Sayangnya kameraku lagi kumat lemotnya, jadi cuma kebagian pantatnya deh :) Sepertinya ini anjing Siberian Husky yang paling besar yang pernah kulihat, besar dan gemuk.


Negeri Singapura baru saja merayakan hari kemerdekaannya, jadi di hampir tiap rumah terpasang bendera negara berbagai ukuran. Sebentar lagi Indonesia juga merayakan kemerdekaannya yang ke-69. Warna bendera kedua negara ini mirip, merah-putih.


Masjid Bilal, dengan latar belakang awan gelap. Sepertinya siang ini bakal turun hujan, karena arah angin berhembus ke arah sini.


Ah, beruntung aku ketemu dengan burung eksotis ini lagi, setelah sekian lama. Sayangnya burung-burung ini hinggap terlalu tinggi, itupun hanya sebentar. Jadinya aku hanya sempat memotret dari kejauhan, itupun dengan sudut yang tidak maksimal. Tahun lalu aku sempat menjumpai burung ini.

Senja di Situ Parigi - Pondok Aren

Kembali nongkrong di Situ Parigi, pas menjelang matahari terbenam, siapa tahu dapat golden hour yang menakjubkan. Air danau tampak berkurang...