25 February 2019

Playgroup Trial


El senang-senang saja waktu disuruh pakai baju rapi, lengkap dengan sepatu dan tas. Baginya, bepergian artinya bermain. Rencananya, selama dua hari (Senin dan Rabu, tanggal 18 dan 20), dia diberi kesempatan untuk mencoba 'sekolah' di playgroup. Rencananya tahun ini kami ingin memasukkan El ke playgroup, dan pilihan kami jatuh ke sekolah Ibu Kelinci, tidak begitu jauh dari rumah.


Seperti dugaanku, El sangat antusias bermain. Meski tidak luas, tapi sekolah ini punya tempat bermain yang bagus, dan di dalam ruangan ada banyak mainan. Saat anak-anak lain serius mengikuti penjelasan para guru, El asyik di pojokan bermain dengan mainan-mainan yang ada.


Ada waktu istirahat untuk makan dan di sini murid-murid diajar untuk tertib mulai dari saat cuci tangan, mengambil peralatan makan, saat makan dan selesai makan. El masih agak kesulitan untuk mengikuti semuanya, untunglah para guru cukup sabar dan telaten, setidaknya El mau menuruti hampi semua arahan.


Karena pas hari Senin,ada juga upacara bendera. Susah payah mengajak El untuk ikut berbaris, dan tidak sampai 5 menit dia sudah ngacir dan berkeliaran mencari mainan :(. Mungkin karena masih terlalu asyik dengan mainan dan area bermain, El tidak terlalu peduli dengan teman-teman di sekitarnya.

Sempat tidak mau diajak pulang, ya dengan sedikit paksaan mau juga. Yang repot lagi, dia sempat ingin membawa mainan dari ruang kelas ... waduh.

Pagi itu El sebenarnya bangun cukup pagi, sebelum jam 6, dan biasanya jam 10an dia akan tidur lagi. Tapi karena terlalu senang bermain di sekolah, dia enggan tidur sampai jam 2 siang. Alhasil, dia kecapekan dan besoknya demam. Jadwal trial berikutnya (hari Rabu) terpaksa dilewatkan karena El sakit, bahkan hingga hari Senin minggu depannya. Ya sudah, toh dari pengamatan kami aktivitas belajar mengajar di sini cukup bagus, jadi kami putuskan untuk mendaftarkan El dan mulai masuk semester depan.

17 February 2019

Kerja Bakti di Mushola


Bapak-bapak kompleks sedang menikmati sarapan sebelum mulai kerja bakti di sekitar areal mushola. Meski tahu bakal ada makanan, aku sendiri sudah sarapan dari rumah, biasanya kalau akhir pekan istriku masak sendiri sejak pagi.


Kerja bakti ini sebenarnya agak formalitas dan sudah lama tidak dilakukan karena kami sudah menggaji satu orang untuk membersihkan areal kompleks - mungkin kecuali sekitar mushola.


Nah inti dari kumpul-kumpul kerja bakti ini sebenarnya ya selain makan-makan adalah untuk bersilaturahmi sekaligus membahas hal-hal berkenaan dengan lingkungan. Salah satu agenda yang ingin dibahas adalah rencana pembagian kelompok untuk membersihkan mushola secara bergilir, mengingat untuk mengganji marbot akan terasa berat.

Sebelumnya pak Munir sempat menelponku apakah aku bersedia ikut aktivitas itu, ya seperti giliran ronda jaman dulu. Aku sih gak masalah, karena bagiku mushola juga adalah fasilitas umum. Justru yang aku tanyakan adalah apakah nantinya tidak ada yang keberatan kalau aku ikut serta membersihkan rumah ibadah mereka, mengingat pernah ada kasus terkait kursus bahasa Inggris beberapa waktu lalu.

Jadi di rapat itu sempat dibahas rencana itu, dan nanti akan dibicarakn lebih detil oleh para pengurus.

15 February 2019

Pesta 14 di Tokopedia


Rejeki si kecil, dapat popok bagus sejumlah 120 biji cukup dengan membayar 14 ribu rupiah, plus ongkir 19 ribu di Tokopedia. Biasanya, popok ini dijual seharga 110 ribu per 60 biji, dulu pernah promo diskon 50%. Kebetulan saja pas aku lagi buka aplikasi Tokopedia dan cek flash sale, ada promo ini dan segera aku ambil. Padahal sebelumnya aku tidak tahu kalau ada promosi flash sale serba 14 ribu ini. Mungkin karena iklannya tidak gencar, aku masih bisa kebagian dapat barang ini.

Setelah baca-baca, ternyata memang ada promo flash sale serba 14 ribu untuk barang yang harganya puluhan hingga ratusan ribu rupiah, sejak tanggal 7 - 14 Februari 2019. Langsung saja pasang alarm, karena flash sale ini hanya berlangsung sehari sekali pada pukul 14.00.


Seperti dugaanku, di periode berikutnya sangat sulit untuk bisa mendapat barang promo yang ada - katanya total ada 14 barang, dan ada beberapa barang yang harganya jutaan. Aku sih sudah pesimis soal barang yang harganya jutaan itu (smartphone, alat elektronik dsb). Pasti gagal, karena jumlahnya pasti dikit dan peminatnya bejibun - se-Indonesia.

Beruntung, kali kedua aku masih bisa salah satu barang idamanku, pel Bolde yang harga resminya kisaran 200 ribu lebih, kalau gak salah di hari ketiga promo. Yang pasti barang ini sangat berguna, jadi pas banget bisa dapat harga promo 14 ribu + ongkir.


Hari-hari berikutnya semakin sulit untuk dapat barang dengan harga 14 ribu itu. Sedikit menghibur diri adalah aku lihat barang-barang itu, meski bagus tidaklah terlalu aku butuhkan - aku sudah dapat popok dan alat pel sudah sangat senang. Makanya aku hanya mengincar barang yang kira-kira aku suka tapi harganya tidak terlalu mahal,dengan harapan saingannya sedikit.

Terakhir bisa dapat egg rolls dari Monde, yang jadi favoritku dan juga El. Lumayan, harga resminya 80 ribu (meski anehnya di sini ditulis harganya 115 ribu, ya mungkin biar persentase diskonnya jadi tinggi).

Nah, uniknya, pas datang, aku dapat dua kaleng biskuit ini. Aku pikir, wah, pantas saja harganya beda,ternyata dapat dua. Selang satu jam berikutnya, kurir pengantar barang in datang lagi, dan mengatakan ada kesalahan kirim. Rupanya, pihak Monde melakukan kesalahan dengan mengirim dua barang dengan nomor pesanan yang sama. Alhasil, ketika pihak kurir ingin melakukan konfirmasi barang terkirim, dia tidak bisa melakukan untuk barang yang kedua, karena statusnya sudah terkirim. Jadi dia datang lagi untuk mengambil barang ini, kuatir kalau ada klaim dari pihak pengirim. Ya aku serahkan saja, toh bukan hakku.

Semoga lain kali bisa lebih beruntung hehehe.

06 February 2019

Panen Cabe (Lagi)


Ini sebagian cabe hasil panen dari cabe yang tumbuh (liar) di taman depan rumah.


Bisa dibilang ini tanaman ke-3 yang muncul tanpa kami tanam ataupun rawat dengan sengaja. Aku memang ingat pernah melempar biji atau buah cabe ke halaman, tapi ya itu saja. Kali ini ada dua tanaman cabe yang tumbuh dan cukup lebat


Sayangnya kami bukan penggemar cabe. Meskipun aku doyan sambel, tapi jarang sekali sengaja bikin cabe sendiri, apalagi makan cabe. Jadi belanja cabe kami sangat jarang. Alhasil, cabe ini biasanya dipetik tetangga, atau dibawa pulang si bibi.

Tidak Boleh Pakai Kamera Di BXC


Meskipun dekat rumah, sudah agak lama aku gak ngajak El jalan-jalan ke Bintaro Exchange Mall (BXC), meskipun hampir tiap hari melewatinya kalau pas ngajak El nonton kereta api. Pagi ini ada kesempatan, pengennya refreshing sama El dan foto-foto di sini. El sih senang-senang saja diajak jalan-jalan, lihat ikan koi dan menjelajah ke sana ke mari.


Eh, rupanya ada tetangga yang sedang jogging di sini pagi ini. Gak sempat ngobrol, soalnya dia lagi serius lari.



Sayangnya, pas mau motret bocah dengan kamera prosumer andalan (satu-satunya sih), datang pak satpam dan menyapa dengan sopan. Intinya di sini tidak boleh memotret dengan kamera selain kamera ponsel. What??? Aku belum sempat melihat pengumuman larangan itu ada di pajang di papan pengumuman manapun. Meskipun di lokasi "taman dinosaurus" ini ada sih peringatan bahwa kalau ada yang melakukan dokumentasi untuk hal-hal komersial, wajib lapor dan ijin ke manajemen. Wajar kalau untuk komersiil, tapi kalau untuk pribadi dan motretnya juga keluarga sendiri? Aneh aja.



Lebih masuk akal kalau dibilang agar tidak boleh motret orang lain, atau bangunan-bangunan yang mungkin memiliki hak cipta. Tapi kalau dipukul rata, biar gampang, ya aneh saja. Entahlah apakah ini juga berlaku di mall lain atau tidak, aku belum sempat survey.

Nah, di akun resmi instagram mereka aku sempat lontarkan komentar berupa pertanyaan tentang larangan motret pakai kamera ini. Hasilnya, alih-alih mendapat jawaban atau penjelasan, postingan tersebut langsung dikunci, tidak boleh ada komentar lagi dan tentu saja, komentarku tadi jadi tersembunyi. hehehehehej

Masih untung sih akunku gak diblokir wkwkwkw.

05 February 2019

Fogging Lagi


Demam berdarah yang menimpa dua anak remaja di kompleks dalam waktu bersamaan membuat pengurus segera bertindak - melakukan fogging.


Ya, meski upaya ini tidak terlalu efektif mengatasi nyamuk, tapi ya setidaknya ada usaha. Tentu saja usaha paling maksimal yang bisa dilakukan adalah menjaga kebersihan lingkungan masing-masing.

02 February 2019

Bermain Bola (Basket)


Senang melihat anak-anak sekarang (setidaknya di sekitar kompleks) masih sering bermain bersama di luar ruangan. Banyak yang mengkhawatirkan kondisi generasi milenial yang cenderung lebih banyak berkutat dengan gawai dan jarang di rumah.


Tidak sering memang, tapi hampir tiap sore aku melihat anak-anak ini masih senang bermain bersama, dengan fasilitas seadanya. Jumlahnya memang tidak banyak, karena beberapa sudah memasuki masa SMA dan kuliah, biasanya sudah punya kesibukan sendiri.


Nah, ketika El datang, permainan "terpaksa" terhenti. El senang nimbrung di permainan orang lain, biasanya untuk merampas bola. Padahal kalau dia diberi bola dan diajak main, biasanya tidak betah. Mungkin faktor "keramaian". Sayangnya dia masih terlalu kecil dan belum paham bermain bersama, jadinya malah ngerecokin permainan para seniornya.

Meskipun anak-anak itu bisa sabar, mungkin juga karena mereka segan melihatku, tapi aku tidak ingin memanjakan anak itu. Menasehatinya jelas sulit, jadi ya harus pelan-pelan. Kalau sudah terlalu mengganggu, biasanya aku mengajak El berpindah tempat main.

Setidaknya El sempat merasakan permainan di luar ruangan, tidak melulu duduk memelototi televisi.

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...