Showing posts with label Pondok Aren. Show all posts
Showing posts with label Pondok Aren. Show all posts

17 December 2022

Senja di Situ Parigi - Pondok Aren

Kembali nongkrong di Situ Parigi, pas menjelang matahari terbenam, siapa tahu dapat golden hour yang menakjubkan.

Air danau tampak berkurang, padahal bukan musim kemarau juga, tapi mungkin memang hujan sedang jarang turun.

Sungai di ujung danau juga tampat kering, tersisa aliran kecil, Kalau niat bisa nyari ikan di sana, pasti ada.



Pemandangan senja yang ditunggu, dengan siliuet peopohnan dan tower BTC menjadi salah satu ciri khas danau ini.




 Jalan setapak sekeliling danau sudah tampak rapi meskipun kecil, setelah direnovasi beberapa waktu lalu. Lumayan nyaman buat jogging keliling.

19 July 2022

Kembali Berkeliling Situ Parigi

Situ Parigi di siang hari yang agak mendung, pas hari kerja jadi lumayan sepi meski ada beberapa anak sekolah yang nongkrong di sini.

Hari ini kembali ngajak anak-anak jalan-jalan di sini biar gak bosen di rumah. Kali ini kami berjalan memutar searah jarum jam, dari jembatan lengkung lebih dahulu, baru ke arah air terjun dan balik.




 Seperti biasa, sebelum pulang nongkrong dulu di parkiran, beli cemilan dan minuman.

30 August 2020

Nana Banana

Bosen di rumah saja, aku ajak bocah-bocah jalan-jalan sebentar naik motor. Salah satu tujuanku sebenarnya pengen beli tanaman di daerah Graha Bintaro. Tanpa rencana, kami mampir di sebuah kafe yang menjual menu pisang, sesuai nama tempatnya Nana Banana.


Aku beli jus - mangga dan stroberi - dengan harapan El atau Fe juga ikutan menikmati, tapi ternyata mereka tidak tertarik. Sempat tertarik dengan jus stroberi, tapi hanya mencicipi sedikit terus gak mau lagi.



Menu pisang goreng plus keju yang aku pesan juga tidak menarik bagi kedua bocah itu, jadi aku sendiri yang makan. Setelah agak lama mereka bosan, ya sudah, pulang saja.

05 May 2019

Jalan Baru Boulevard UPJ


Semula aku pikir pembangunan yang sedang berlangsung di dekat Jl. Cenderawasih (yang melewati Masjid Taqwa Nandjar) adalah pembangunan real estate. Begitu juga yang ada di ujung kampus Universitas Pembangunan Jaya, Bintaro. Ternyata dugaanku salah - rupanya yang sedang dibangun adalah jalan arteri ini.

Jalan yang (mungkin) dinamai jalan Boulevard UPJ ini menghubungkan kampus UPJ dengan Jl. Merpati Raya, persis di depan kantor pemadam kebakaran. Sebelumnya, jalan pintas yang ada untuk menghubungkan kedua tempat itu adalah jalan Cenderawasih Raya yang melalui Masjid Nandjar, jalan yang sempit dan berkelok-kelok sehingga sering macet di jam sibuk.


Ada sungai cukup lebar di samping jalan yang masih sering dimanfaatkan untuk mencari ikan dengan menjala atau memancing, meskipun suasanya sangat panas karena kurangnya pepohonan di sekitar jalan.


Aku setuju adanya jalan raya ini sangat praktis bagi warga di sekitar Ciputat, Pamulang, Jombang dan sekitarnya. Seharusnya jalan raya ini bisa mengurangi kemacetan di perempatan Duren yang menjadi jalur utama bagi warga Ciputat, Pamulang untuk menuju jalan tol ke Jakarta - Serpong. Di jam sibuk (dan juga akhir pekan, jalanan dari Perempatan Duren (McD Menjangan) hingga Mal Bintaro Jaya Exchange sangat padat di kedua arahnya, apalagi jalannya memang sempit.

Nah adanya jalan arteri ini, kendaraan dari arah Pamulang, Kedaung dan juga Ciputat bisa langsung belok dan tembus ke Bxc, tanpa perlu melewati neraka kemacetan di Prapatan Duren maupun jalan sempit di Nandjar. Mungkin kalau jalanan ini mulai ramai, karena makin berkembangnya daerah Pamulang dan sekitarnya, barulah terasa penyempitan di kedua ujung jalan ini. Biarlah itu tugas instansi terkait yang memikirkannya.


Btw, akses jalan  ini juga didukung dengan adanya jalur langsung menuju St. Jurangmangu, jadi bagi yang hendak bepergian dengan kereta api, bisa langsung masuk ke stasiun lewat jalur ini. Lumayan praktis, kendaraan bisa diparkir di UPJ karena aku belum melihat adanya areal parkir di dekat pintu masuk ini.


Lha kok jadi kepikiran untuk punya ruko di seberang kampus UPJ itu ya. Praktis sih, akses ke stasiun dan juga ke pintu tol, termasuk ke mall dan kampus. Saat  ini daerah ini masih sepi, tapi kurasa bakal jadi ramai. Banjir, mungkin saja karena dekat sungai dan posisi agak rendah, tapi sejauh ini tampaknya aliran sungainya cukup lancar.

25 May 2017

Ngabuburit ke Situ Parigi


Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro tampak megah dengan arsitektur bergaya modern, di sudut perempatan antara Cluster Emerald dan Cluster Discovery, Bintaro Sektor 9. Sore ini ada sedikit waktu luang, meski gak puasa, aku manfaatkan untuk jalan-jalan sebentar dengan tujuan Situ Parigi.


Di lahan kosong yang dipakai untuk latihan nyetir mobil ini, dengan tarif tertentu sebagai uang keamanan ke preman lokal, banyak juga yang sekedar nongkrong menunggu waktu buka puasa. Di belakangnya tampak menara masjid Bani Umar yang iconic. Sayangnya, jalanan di di depan masjid yang memiliki banyak ornamen bertuliskan Asma Allah, kondisinya banyak berlobang tak terawat, memprihatinkan.


Sampai di Situ Parigi sudah hampir maghrib, dan kondisi cuaca yang mendung tipis membuat suasana lebih redup. Sekilas aku tidak menyadari ada yang berbeda dengan danau ini, selain tampak lebih luas dan kelihatan sekali kalau baru saja dikeruk. Lama-lama aku sadar ada yang berubah, cukup significant.


Tak terasa sudah hampir 2 tahun aku tidak bermain ke danau ini, dan kali terakhir aku berkunjung di sini, sebelum dilakukan pengerukan, masih ada pulau kecil di tengah-tengah danau. Meskipun kecil, pulau itu berisi banyak pohon kelapa, dan tentu saja tanaman-tanaman kecil lainnya yang ditanam oleh warga sekitar. Menurutku itu pulau itu memberi keindahan tersendiri bagi danau ini, yang membuatnya sedikit berbeda dibanding danau atau bendungan lain yang sekedar genangan air.

Meskipun pengerukan, serta penguatan tanggul di sekeliling danau adalah tindakan yang sangat bagus untuk danau buatan ini, terutama mengingat fungsinya sebagai penampung air, aku cukup menyayangkan hilangnya pulau itu. Keindahan danau jadi jauh berkurang, padahal ada potensi menarik jika pulau itu dipertahankan. Entahlah, mungkin ada pertimbangan khusus termasuk kekuatiran kalau pulau itu akan menimbulkan pendangkalan lagi.


Sementara pengerukan di bagian hulu danau ini, sebelah utara, menurutku sangat pas. Sebelumnya tempat ini sudah seperti daratan karena pendangkalan yang parah, sebagian besar adalah rawa dengan rerumputan dan tanaman perdu lainnya. Setelah dikeruk, jelas daya tampung air jadi bertambah dan danau juga lebih luas. Harusnya cukup dengan memaksimalkan pengerukan bagian hulu ini, pulau yang ada di ujung danau bisa dipertahankan.

Kalau saja dari pihak pemkot Tangsel ada yang cukup kreatif dan visioner, tempat ini bisa jadi taman yang bagus. Tak usah jauh-jauh studi banding ke luar negeri, cukup lihat saja contoh taman-taman kota yang ada di Jakarta dan Bandung. Apalagi kalau pemkot punya nyali untuk "menggusur" bangunan liar yang sesuai aturan harus berjarak 50 m dari danau, lumayan tuh buat jadi jogging track dan juga taman. Di sekitar danau sepertinya juga banyak perusahaan dan perumahan mewah yang bisa "dipalak" untuk mempercantik danau, toh mereka dapat keuntungan juga.

Semoga saja pemkot punya visi yang lebih bagus buat danau-danau kecil yang ada di Tangsel ini.

10 September 2015

Perkembangan Revitalisasi Situ Pondok Jagung


Sekitar akhir Juni lalu aku mengunjungi Situ Pondok Jagung yang baru saja mulai direvitalisasi. Sore ini aku mampir sebentar melihat perkembangan proyek ini yang sudah berlangsung setengah jalan dari waktu yang ditargetkan, kurang lebih 5 bulan. Kebetulan ada saudara sepupu tingga di sini dan aku niat mampir ke tempatnya.


Kondisinya sudah jauh berbeda dengan sebelumnya. Kalau sebelumnya ijo royo-royo karena lahan ini penuh dengan semak dan rumput, sekarang sudah dibabat habis. Beberapa areal diratakan, dan beberapa sengaja dibuat cekungan untuk penampungan air.


Tampak beberapa petugas pemadam kebakaran memanfaatkan genangan air untuk beraktivitas. Entah apa yang mereka lakukan, tapi aku sempat melihat salah satu personil membawa perahu karet ke tempat ini. Ok, kita tunggu 3 bulan lagi bagaimana hasil proyek ini, semoga bisa makin keren.

08 September 2015

Kalkun


Sudah lama aku tidak melihat unggas jenis ini secara langsung di alam bebas, kalkun. Awalnya aku pikir ini burung merak, tapi setelah mengingat-ingat lebih detil, ini adalah kalkun. Wajarlah, sudah lama tidak melihat baik kalkun ataupun merak, jadi agak rancu.


Makanya aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan lalu begitu saja. Aku berhenti, mengambil beberapa foto, bahkan dalam jarak dekat. Tapi lama-lama aku mulai curiga, sepertinya salah satu kalkun tidak menyukai keberadaanku. Dia mulai mendekat, berkokok dan menunjukkan gelagat seperti hendak menyerang. Waduh ... minimnya pengetahuanku tentang unggas ini membuatku memilih menghindar.


Eee lha dalah, kalkun ini terus mengikutiku. Aku menyeberang jalan, dia ikutan. Aku menjauh, dia tetap ikut. Ampun dah. Untung saja kondisi sekitar lagi sepi, jadi tidak ada yang mengamati tingkah lakuku yang canggung dan aneh. Campuran antara takut, bingung dan malu :)

Sekitar 5 menit aku memilih untuk duduk di trotoar sambil menunggu kalkun itu menjauh dari motorku. Ketika kondisi mulai terlihat aman, aku segera mengambil motor dan ngacir ... jiah, pagi-pagi sudah sedikit olahraga gara-gara kalkun.

#turkey #street #indonesia

Kemarau Panjang Berdampak Pada Situ Parigi


Kangkung dan berbagai jenis rumput tumbuh subur hingga di tengah Situ Parigi.

Pagi ini mendadak aku pengen main sebentar ke Situ Parigi seusai mengantar istri ke stasiun untuk berangkat kerja. Cuaca cerah, jalanan juga tidak terlalu macet sampai di danau buatan itu masih belum terlalu panas. Agak heran melihat rerumputan makin menguasai danau dan airnya terlihat makin dangkal.


Awalnya aku sempat geregetan melihat beberapa batang pohon dipangkas dahannya sehingga sekitar danau tampak lebih gersang. Tapi aku mulai lega melihat ada beberapa pohon baru ditanam di tepi danau, kebanyakan sih pohon mangga. Lumayan, ada gerakan penghijauan yang dilakukan. Entah apakah dari pemerintah daerah atau swadaya masyarakat, aku tidak berhasil menemukan beritanya di internet.


Ternyata dampak kemarau panjang tahun ini (meskipun rasanya lama waktu kemaraunya sih masih kurang dari 6 bulan) cukup terlihat di danau ini. Sebagian besar wilayah danau tampak kering, padahal terakhir kali aku ke sini genangan air masih sedalam sekitar setengah meter lebih.

Eh, kok ada pagar bambu sampai di tengah danau itu, buat apa ya?


Sepertinya belum lama ada aktivitas pelestarian di sekitar danau, setidaknya tampak mulai banyak ditemukan tempat sampah seperti ini di beberapa sudut. Masih tampak baru dan kinclong. Selain itu juga ada beberapa bangku taman yang masih bagus catnya, cerah dan warna-warni. Kalau dilihat dari stiker yang tertempel di tempat sampah itu, kayaknya ada kaitannya dengan peringatan Hari Air Sedunia.


Gethek dan perahu saat ini tidak bisa difungsikan, lha wong airnya gak ada, seret! Jalan kaki aja dah cukup untuk menuju "pulau" di tengah danau.


Surutnya air danau membuat sampah tampak menumpuk di permukaan danau, dan juga di bagian bawah bendungan. Sampah segini banyak, dan sebagian besar sampah non organik, sumbernya darimana ya? Perlu ada sosialiasi intensif ke warga sekitar danau (termasuk warga perumahan elite di sekitarnya) agar tidak membuang sampah di sungai atau danau. Bisa?

Mungkin perlu dicoba pasang spanduk "Membuang Sampah Sembarangan Adalah Perbuatan Komunis dan Kafir" hehehe ... lebay sih :)

24 June 2015

Situ Pondok Jagung


Matahari pagi bersinar cerah, terlihat dari balik pepohonan di sekitar Situ Pondok Jagung atau Situ Rawa Kutuk. Setelah sebelumnya aku gagal menemukan danau ini, akhirnya pagi ini ketemu juga. Karena gagal mencapai danau ini dari jalan Pondok Jagung atau jalan Rawa Kutuk, aku coba jalur lain yaitu melewati komplek Regency Melati Mas. Memang menurut peta sih lokasi danau lebih dekat dari komplek ini, sayangnya dulu aku tertipu dengan nama jalan yang sama dengan nama danau. Lokasi danau persis di belakang kantor kecamatan, dan bisa dimasuki dari jalan di samping gedung dinas pemadam kebakaran. Awalnya aku sempat ragu karena seperti jalan buntu, tapi coba cuek dan melaju terus dan ternyata ketemu.


Saat ini sedang ada proyek pemeliharaan berkala bukan dari pemkot Tangsel melainkan langsung dari Kementrian PU & PR dengan dana dari APBN. Menurut keterangan yang  sih proyek ini dimulai tanggal 12 Juni 2015 selama 150 hari dan menelan biaya 3,69 milyar rupiah. Syukurlah, ternyata pemerintah masih peduli dengan keberadaan tempat resapan air seperti ini. Padahal danau ini sudah terkepung oleh beberapa perumahan mewah seperti perumahan Alam Sutera, jadi harga tanah pasti sudah cukup melambung.


Ada dua alat pengeruk yang berada di lokasi. Karena baru saja dimulai, belum banyak perkembangan yang tampak. Sebagian besar danau bisa dibilang sangat dangkal dan penuh dengan sampah, terutama sampah berubah batok kelapa. Aneh juga, padahal kan gak banyak pohon kelapa di sini. Pokoknya kumuh banget lah.


Di bagian selatan masih ada sedikit areal yang tergenang air, ya mungkin cukup dalam. Tapi selain itu, isinya lebih mirip rawa-rawa dengan banyak tumbuhan di atasnya.


Kebanyakan adalah tumbuhan liar sejenis pakis, menghampar jauh hingga ke ujung di jalan Rawa Kutuk. Kita tunggu saja sekitar 6 bulan lagi apakah ada perubahan yang berarti di danau ini, semoga makin lestari dan indah.


Sebelum pulang aku mampir sebentar di warung yang jualan nasi kuning. Harganya sedikit lebih mahal dari nasi kuning yang biasa aku beli (9000 dibanding 7000, kalau pakai telor jadi 12000), tapi rasanya tidak mengecewakan.

10 June 2015

Mendung Yang Menambah Keindahan Pagi


Matahari pagi seperti terlambat terbit karena terhalang oleh mendung di ufuk timur. Perlahan tapi pasti, sinar pagi tampak semakin terang menerangi pagi yang dingin. Hujan yang turun kemarin masih menyisakan udara dinginnya di daerah Pondok Aren yang biasanya panas menyengat.


Meskipun langit tampak mendung, tapi perhatikan tidak akan turun hujan dalam waktu dekat, makanya pagi ini aku luangkan waktu untuk jalan-jalan, pakai motor. Karena bingung mau kemana, aku melaju saja ke arah Graha Bintaro, terus mutar ke arah Parigi Baru, melewati Vihara Siddharta.


Di salah satu sudut Jalan Manungga, dapat spot yang lumayan menarik untuk menikmati matahari pagi. Ada tanah kosong yang tidak terlalu kumuh dan menghampar tannpa halangan pepohonan ataupun perumahan. Meski ada sedikit sampah, tapi tidak terlalu mengganggu.


Dari tempat ini bisa kelihatan menara Masjid Bani Umar, sayangnya masih tampak terlalu jauh. Aku sudah coba cari tempat-tempat lain yang lebih dekat ke masjid unik itu, sayangnya tidak menemukan tempat pas. Agak sulit karena sekeliling masjid itu sudah penuh dengan pemukiman warga, sehingga pandangan selalu terhalang pepohonan ataupun perumahan.


Bunga ini adalah bunga liar yang dulu sering aku lihat di desa. Sepertinya bunga ini tidak terlalu bernilai komersial, soalnya jarang aku lihat bunga ini ada di taman atau dijual. Mungkin karena tanamannya kurang bagus meskipun memiliki bunga yang cukup menarik kalau dilihat dari dekat. Mungkin juga karena terlalu mudah tumbuh di tanah liar, entahlah. Mungkin belum waktunya saja hehehe...


Nah kalau ini di lokasi yang sering dipakai untuk offroad, sebelah timur dari Masjid Bani Umar. Ini juga spot yang menarik untuk menikmati matahari terbit, karena pandangan ke arah timur tidak ada halangan selain beberapa kabel listrik. Tapi yang membuatku menarik kali ini adalah burung-burung liar yang bermain di rerumputan. Aku hanya sempat memotret satu burung ini, yang tampak sedang asyik makan sementara teman-temannya sudah terbang menjauh waktu melihatku datang.


Awan mendung di langit sudah mulai terurai, tidak terlalu pekat, dan membentuk awan yang lembut seperti hamparan kapas. Langit yang sama, dengan gumpalan-gumpalan awan ini juga terlihat di kota Jakarta, soalnya salah satu temanku memposting foto-foto langit pagi ini di facebook, dengan pemandangan awan seperti ini. Indahnya pagi ini!

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...