Showing posts with label Coffee. Show all posts
Showing posts with label Coffee. Show all posts

24 December 2022

Olahraga Santai ke Pasar Modern Sektor 2

Hari libur dan sendirian saja di rumah, yang lain sedang pulang kampung buat Natalan, aku putuskan buat olahraga santai sambil nyari sarapan. Dari rumah jogging saja menuju Pasar Modern Sektor 2 Bintaro, lewat daerah Rengas, jalan kampung yang relatif sepi dan kendaraan bermotor.

Bangunan yang cukup unik, cocok untuk cafe, tapi kayaknya belum selesai.

Lewat lapangan Rengas, sudah ada anak-anak yang berlatih sepakbola di sini. Sejak pelonggaran masa pandemi, sepertinya aktivitas seperti ini mulai dilakukan lagi. Kayaknya ini bukan dari sekolahan tapi mungkin dari klub sepakbola, soalnya kan hari libur. Entahlah.

Sampai pasar langsung sarapan di warung favorit, kupat tahu khas Gunung Kidul, lengkap dengan telur dadar.

Habis sarapan, mampir dulu buat ngopi dan ngemil donat sebentar di dekat Masjid Jami Bintaro.


 Baru saja kopi mau selesai, turun hujan deras, jadinya lanjut istirahat nunggu hujan agak reda. Cukup lama, hampir setengah jam.

Setelah itu jalan kaki saja pulang, dengan jarak lumayan juga, hampir 4 km. Tapi karena pulangnya lewat kompleks Pertamina yang notabene ambil jalan pintas, jadi terasa lebih dekat dibanding pas berangkat.

29 June 2022

Akhirnya Ngopi di Kandank Jurank

Lapangan rumput di kawasan wisata Kandank Jurank sedang diperbaiki, jadi sementara ditutup. Sejak pindah ke Tangerang Selatan, aku sudah mendengar dan beberapa kali mampir ke tempat ini, tapi sekedar melihat-lihat, gak sampai benar-benar mampir. Sempat ragu juga sih, apakah masuk gratis atau tidak, dan sebagainya.

Hari ini menyempatkan diri mampir bersama anak-anak, sebagai bagian dari penjelajahan cafe di sekitar rumah. Tempatnya gak jauh dari sekolah El dan ada wahana bermain anak meskipun sedikit. Tapi di areal yang cukup luas itu, ada banyak tempat buat nongkrong bareng, atau sekedar menikmati pemandangan dan berbagai lapak pedagang juga ada, dibuat menarik dengan rumah-rumah mungil.

Aku cuma pesan kopi, teh, coklat (buat Fe) dan cemilan berupa mix fried (gorengan campur isinya kentang, singkong dan ubi). Sementara anak-anak aku biarkan bermain sendiri, aku menikmati kopi di sore yang sedikit mendung. Suasananya teduh dan asri karena banyak pohon, juga agak jauh dari jalan raya sehingga tidak terlalu bising. Sekitar tempat ini juga adalah perumahan warga, dan meski sebelahnya adalah jalan boulevar raya, tapi masih relatif sepi.

Tumben Fe minta minuman coklat, dan doyan juga. 

Menjelang pulang, aku lihat El membawa sebotol aqua. Kebetulan waktu itu ada anak-anak lain yang juga bermain, dan El bergabung dengan mereka. Malah El sempat ikut foto-foto bareng mereka, jadi aku sempat berpikir kalau aqua itu pemberian dari pengunjung yang lain. Pas mau pulang, seseorang menghampiri dan bilang kalau tadi El mengambil sebotol aqua dan belum bayar. Oalah, ternyata ambil sendiri. Padahal di kantong El sebenarnya ada uang 5000, pas dengan harga minuman itu, tapi ya karena gak pernah jajan sendiri jadi belum paham.


Bentuk lapak-lapak mungil yang sebagian ada yang mirip rumah pohon membuat El tertarik untuk naik dan bermain di sana. Tapi ternyata bagian atas rumah tingkat itu adalah untuk rumah tinggal, sementara bagian bawahnya menjadi warung. Jadi ya gak boleh sembarangan masuk ke sana, wong tempat pribadi. El sempat ngambek, tapi ya mau gimana lagi, emang gak boleh.


Btw, kunjungan kali ini cuma nyoba makan dan ngopi di salah satu lapak yaitu di Sadana Cafe. 

24 May 2022

Cafe Kopi Tiga Gelas

Nah, kali ini kami mencoba ngopi di Kopi Tiga Gelas, cafe di kebun yang terletak persis di samping sekolahnya El. Berkali-kali kami melewatinya, tapi tidak pernah sempat mampir. Kali ini saja, karena penasaran, kami mampir. 

Aku pesan kopi americano, oleh pemiliknya langsung dibuatin sendiri, sepertinya pegawainya sedang liburan. Lucunya, bagiku sih, sang "barista" minta maaf karena adanya kopi robusta, jadi bakal terasa pahit. Lah, bukankah kopi identik dengan pahit, jadi malah wajar. Mungkin dia pikir aku gak bakal kuat/suka minum kopi pahit. Lain  halnya kalau pakai jenis arabika yang lebih asem ketimbang pahit. Entahlah.

Pemilik kafe menyediakan kapur tulis buat anak-anak, jadi mereka bisa "berkarya" di lantai dan juga di salah satu meja yang terbuat dari beton. Lumayan buat aktivitas anak-anak, selain mondar-mandir di lokasi cafe yang lebih mirip kebun, jadi cukup terbuka, teduh dan asri karena banyak pohon. 

Sayangnya, karena namanya juga kebun, di  sini banyak nyamuk, dan kulitku termasuk mudah menarik banyak nyamuk.

Lokasi ini ada beberapa lapak dengan jualan yang berbeda, tapi yang aktif saat itu hanya 3 - satu lapak utama yang jualan kopi, satu lagi jualan jus dan salad, satu lagi lebih ke makanan. E

l pesan sosis dibalut mi, cukup menarik buat dia.

Fe ya seperti biasa, kentang goreng saja.

Kami harus bergantian untuk menikmati kursi goyang ini, sekedar bersantai di kebun. Kapan-kapan pengen punya kursi begini, kalau ada rejeki berlebih.


 Gak bisa berlama-lama di sini, gak tahan dengan nyamuknya.

Sekedar info, Kopi Tiga Gelas tutup setiap hari Senin. Kata pemiliknya, istirahat sehari, soalnya biasanya hari Minggu lumayan ramai sampai malam.

19 May 2022

Kopi Kebun Bintaro

Sambil mengisi waktu luang dan membantu anak-anak menghabiskan waktu lebih variatif, penjelajahan cafe kali ini membawa kami mampir ke Kopi Kebun Bintaro, tak terlalu jauh dari rumah, di sekitar Jl. Cenderawasih. Sempat baca beberapa review dan melihat foto-foto lokasi, cukup menarik, setidaknya cukup lega buat anak-anak bermain (harapanku).

Pesan kopi seperti biasa. Sayangnya, saat aku datang, menu makanan yang tersedia kurang variatif menurutku. Jadi aku beli yang ada saja, udon dan kentang goreng buat anak-anak.

Selain areal outbound yang teduh karena berada di pepohonan, ada juga ruang tertutup berAC jika ingin menikmati kopi dan makanan. Yang menarik ada ruang terbuka di atas, tapi jelas lebih cocok dipakai waktu senja dan malam agar gak kepanasan, dan tempat inilah yang dipakai sama anak-anak untuk bermain.



 Untuk santai dan ngobrol bareng teman-teman sih lumayan lah tempatnya, nyaman dan asri. Soal rasa kopi dan makanan lainnya? Ah sayangnya kau lupa. Mungkin lain kali bisa mencoba lagi.

15 April 2022

Makan Siang di Foodpedia Pasar Modern Sektor 7

Fe sedang mengaduk kopi hitam yang aku pesan siang ini sebelum makan. Makan siang kali ini aku ajak Fe ke Pasar Modern Bintaro Sektor 7, biar gak jenuh di rumah juga. Sempat bingung mau makan di mana, akhirnya mencoba di Foodpedia.

Aku mencoba menu nasi goreng, sedang Fe hanya makan kentang goreng. Rasanya lumayan.

Mungkin karena masih pandemi dan juga bukan pas jam makan siang, jadi tempat ini sepi. Mumpung sepi, Fe bebas menjelah lantai dua.

Sekali-kali bergaya sambil (pura-pura) minum kopi, aku minta tolong Fe untuk motret.


 Secara menyeluruh, desain cafe ini cukup menarik, khususnya yang lantai atas, meski sederhana tapi mencoba agar terkesan hijau. Sayangnya, pilihan atap membuat suasana agak gerah, meski ada ruangan khusus yang ber-AC. Selain itu, pelindung yang minimalis membuat tempat ini basah kuyup jika turun hujan deras.

28 March 2022

Mok-bang Corndog

Hari ini nyobain makan di cafe ala Korea yang ada dekat rumah, yang menjual beragam makanan khas Korea. Aku coba pesan kimbab original (ada yang versi bulgogi) buat teman minum kopi.

El dan Fe cukup antusias bermain di sini, apalagi saat itu cafe lagi sepi jadi mereka bisa leluasa dan aku gak perlu terlalu kuatir ada yang terganggu.

Meski agak aneh, tapi salah satu yang membuat mereka menarik adalah adanya bantal dan boneka yang disediakan untuk bermain. Jadi mereka tidak hanya duduk diam dan makan, tapi bisa bermain juga.

Soal makanannya, aku pesan corndog buat anak-anak, dan tentu saja es teh manis. Terus terang baru sekarang aku mencoba jajanan semacam corndog ini, meski sudah sering melihat jajanan serupa banyak dijual di pinggir jalan - intinya adalah sosis dibalut adonan, kadang diberi topping kentang goreng, kadang ada juga yang pakai mi. Selain itu ada versi yang manis, yaitu adonan dengan dilapis coklat.

Fe hanya makan kentang goreng yang menempel di di luarnya saja. 

Sedang El, dia sangat lahap makan corndog yang isi sosis saja, dan kemudian menghabiskan sosis milik Fe yang gak dimakan. Pokoknya doyanlah.

Kimbab/Gimbab sendiri agak mirip dengan arem-arem, makanan khas Jawa yang mirip lemper, tapi isinya adalah nasi dengan sayuran di dalamnya. Bedanya, kimbab dibungkus dengan lembaran rumput laut, sedang lemper pakai daun pisang. Isinya juga acar dan kadang ada dagingnya. Sebagai penggemar arem-arem yang praktis dimakan, tentu saja aku juga menyukai kimbab ini.


 Sebelum pulang, sambil menunggu bapaknya membayar tagihan, anak-anak bermain di kursi tinggi (kursi cafe) yang ada di depan kasir. El dengan mudah naik ke kursi, sementara Fe masih agak susah payah.

02 February 2022

CoffeeYa Lagi - Bertiga

Kalau sebelumnya aku cuma ajak Fe ke cafe ini, kali ini aku ajak El juga, biar keduanya sama-sama pernah main ke sini. Sekali lagi aku pesan espresso saja, sedang anak-anak pesan es teh manis. Juga kami pesan mixed platter sebagai cemilan - isinya ada kentang, sosis dan nugget. Lumayan, Fe makan kentangnya, El makan sosis dan nugget.

Yang menarik di cafe ini adalah ada bermacam alat bermain, seperti catur, uno dan kartu remi. Meski belum paham cara main, tapi El dan Fe sok-sokan bermain catur. Sedikit-sedikit aku coba jelaskan aturan dasar main catur, seperti bagaimana pion bergerak, juga beragam bidak catur lain. Tetap saja mereka belum paham, jadi jalan sesukanya. Gak masalah, yang penting enjoy.

Bosan bermain catur, mereka bermain menjejahi cafe, termasuk bagian luar. Karena bukan jam makan, dan di hari kerja, cafe jadi sepi sehingga tempat ini bisa leluasa mereka jelajahi. Aku mengawasi saja sambil menikmati kopi dan gorengan.



 Sekali lagi, mereka pergi ke cafe (atau restoran) bukan untuk makan apalagi ngopi, tapi untuk bermain. Ya setidaknya mereka bisa dapat variasi tempat bermain selain di rumah dan sekitarnya, sedang bapaknya bisa refreshing sambil ngopi.

14 January 2022

Coffee.Ya Bareng Fe

Ada banyak warung kopi (atau coffee shop) bermunculan termasuk dekat rumah, dan menawarkan tempat yang nyaman (kelihatannya). Apalagi pandemi makin lama makin mereda, dan pembatasan mulai diperlonggar. Tapi tetap aku jarang mampir beli kopi di cafe-cafe itu, lebih menikmati kopi bikinan sendiri meski rasanya kadang beda-beda.

Tapi karena lagi suntuk hari ini, aku iseng ajak Fe mampir di CoffeYa, cafe yang ada dekat rumah, sepulang dari antar El ke Bimba.

Sengaja beli esspresso saja, karena jenis ini yang gak bisa aku bikin di rumah (alatnya mahal hehehe). Dengan porsi kopi segini, memang gak cocok kalau dikasih gula. Disruput saja pahit-pahit, plus sedikit kecut, gak lama juga habis.

Untuk Fe sendiri aku pesenin leci tea.


 Waktu itu cafe lagi sepi, jadi kami bisa sedikit bersantai sambil nunggu waktu menjemput El.


Sebelum menjemput El dari Bimba, Fe ngajak berhenti bentar di pinggir danau. Ya sudah, sekedar nongkrong dan foto-foto.


02 May 2021

Ngopi di Atap

Sekali-kali ngopi di atap, mumpung waktunya pas, pas bikin kopi, mas waktu senja yang cerah, juga pas ada cemilan meski cuma gorengan sederhana.



 Enaknya minum kopi sore-sore di teras atap ini adalah anginnya sejuk, pemandangan yang tidak terhalang membuat rileks. Sayangnya, semutnya banyak, jadi gak bisa ninggalin kopi (manis) lama-lama karena bakalan dikeroyok semut.

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...