A bird

.. di dekat Trinitas ...

Disfunction

Kotak pos di halte Pajak (Jl. Gatsu) sudah berubah fungsi menjadi tempat sampah. Tutupnya sudah lenyap, entah di sengaja atau ada yang nyolong. Salah satu contoh fasilitas umum yang terbengkalai, tipikal sekali di kota ini. Mungkin juga sebagai wujud protes karena di halte yang kadang ramai ini sama sekali tidak ada tempat sampah.

Btw, masihkah ada yang memanfaatkan kotak pos untuk mengirim surat? Aku sendiri lebih suka datang ke kantor pos langsung.

Becak Schedule

Ternyata becakpun punya jadwal mangkal :)

This Used To Be My Playground

Mungkin ada sedikit waktu santai di kampung, aku sempatkan untuk jalan-jalan sedikit bernostalgia.



Sungai yang masih terlihat jernih ini pernah menjadi kamar mandi buatku, kamar mandi terindah yang pernah kupunya, menyatu dengan alam, dengan suasana yang sangat menyegarkan. Beberapa tempat di sungai ini dulu cukup dalam dan menjadi tempatku berlatih renang.



Sebuah akar pohon mencengkeram dasar jembatan yang sudah dibangun sejak jaman penjajahan Belanda (katanya).



Nah, ini adalah waterboom masa kecilku. Lebih menegangkan dibanding yang ada di Lippo Cikarang hehehe. Waktu SD, sepulang sekolah tidak langsung pulang, tapi mampir di sini untuk "meluncur" di selokan ini. Kadang dengan alas dari gedebog pisang atau ban dalam mobil tapi kadang tanpa alas selain celana sekolah :) Untuk ukuran anak SD, debit air waktu itu cukup besar.
Ada yang mau mencoba??



Bagian bawah jembatan ini dulu ada semacam bendungan kecil, yang membuat bagian bawahnya menjadi cukup dalam, bahkan bisa menenggelamkan orang dewasa. Tentu saja ini menjadi tempat bermain yang sangat menyenangkan. Sewaktu awal jembatan baru dibangun di sisi jembatan lama, pondasi jembatan sering digunakan untuk meloncat, dengan ketinggian hampir 10 meter. Pernah aku meloncat dari pondasi jembatan itu ke sungai, dan butuh waktu cukup lama untuk naik ke permukaan air sampai rasanya hampir kehabisan nafas.

Sayang sekali, saat ini sudah menjadi dangkal, bahkan kedalamannya tidak sampai lutut.



Kalau bendungan ini tidak terlalu dalam sejak dulu, namun karena cukup luas dan banyak pasir, sering juga digunakan untuk bermain sambil mandi.

Samuel and His Head

Beberapa hari lalu dia terjatuh dari tangga dengan luka menganga di jidatnya, sehingga harus mendapat beberapa jahitan. Hari ini dia lebih ceria, meskipun kadang masih mengeluh sakit. Diapun lebih ceria saat menerima beberapa lembar limapuluh ribuan :D. Dasar anak-anak jaman sekarang, kecil-kecil dah ngerti duit juga #-o

Mr. Dj and Train

Mr. Dj berpose di depan pintu masuk stasiun Tugu, dengan wajah sumringah. Maklum, inilah pertama kali naik kereta api. (wkwkwkw .... ). Kami akan ke Klaten naik Prameks siang ini, angkutan yang cukup nyaman menurutku.

Begitu kereta berangkat, wajahnya kelihatan lebih putih (baca: pucat). Keringat dingin mulai mengintip, wajah tegang. Saat kereta berpapasan dengan kereta api lain dari arah berlawanan, dia terkejut bukan main ("opo kuwi mas???", teriaknya). Akhirnya dia pasang headset, mencoba menenangkan diri :)

Sepanjang jalan aku mencoba menahan tawa, pengen ngakak tapi gak tega. Sayang sekali, pemandangan yang indah di sepanjang perjalanan Jogja-Klaten itu terlewatkan begitu saja.

Smilling Alan

Tiba-tiba saja ponakan satu ini minta difoto. Kusuruh senyum, nurut aja dia cengar-cengir :D

"Ini wisudanya Alan", katanya sambil menenteng medali bapaknya.

Truck Accident

Di daerah kampung Jambu, perbatasan Semarang - Temanggung - Magelang, sebuah kontainer bermuatan semen melintang di tengah jalan, praktis menutup jalan dan menimbulkan kemacetan yang cukup parah. Beberapa kendaraan memilih berputar arah untuk mengambil jalur alternatif, namun bis yang kutumpangi memilih untuk menunggu saja. Sang sopir bilang, dia sudah pengalaman mengambil jalur alternatif Kopeng, ternyata selain memutar jauh, jalanan kurang bagus dan sempit, sehingga sama saja rugi waktu.



Polisi sudah datang di lokasi, namun belum bisa mengambil tindakan. Katanya sih sedang menunggu mobil derek yang diperkirakan baru datang sekitar 2 jam lagi. Ah, rasanya kok perjalanan kali ini cukup apes. Berangkat terlambat, ditambah terjebak macet ketika hampir sampai.



Daripada bengong di bis, mendingan kami jalan-jalan sambil melihat kondisi sekitar lokasi kecelakaan. Melihat ada motor keren ditinggal yang punya, Dj bergaya disampingnya, meskipun masih malu-malu (pringas-pringis belum mandi soalnya)...



Akhirnya ada inisiatif (setelah berdebat cukup alot dengan supir kontainer) untuk menurunkan sebagian muatan semen yang ada, agar nantinya kontainer itu bisa lebih mudah digerakkan. Beberapa tenaga dari penduduk sekitar lokasi didatangkan untuk membantu.





Beberapa penumpang bis merasa kurang sabar untuk menunggu, dan memilih menggunakan ojek ke Magelang, untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Jogja dan sekitarnya. Aku dan Dj memilih untuk menunggu, selain menghemat biaya, juga karena ada info adanya jemputan travel dari Jogja.



Ternyata kami tidak perlu terlalu lama menunggu. Atas inisiatif pihak berwajib, didatangkan bantuan berupa kontainer lain (sama-sama pengangkut semen, hanya beda merk :D ) untuk menarik kontainer yang melintang tersebut. Berhasil!!! Lha kok gak dari tadi kayak gini.



... perjalananpun dilanjutkan ...

RoL, Finally

Akhirnya, dapat juga moment Ray of Light, setelah sekian lama menunggu. Momen ini cukup sulit ditemukan di daerah yang panas seperti Jakarta atau Cikarang, kecuali di sudut tertentu atau waktu tertentu. Momen ini aku dapat di saat kabut sudah mulai memudar di pinggiran Temanggung, dalam perjalanan Semarang - Jogja yang terjebak macet akibat ada container menghadang jalan.



Meski tidak terlalu dramatis karena kabut sudah mulai menipis, namun tetap lumayan buatku.

Duo Katrok

Setelah sekian lama tidak jalan-jalan ke sawah dan danau sebelah, sore ini aku mengajak Arik dan Wahyu ke sana, agar mereka tidak lupa dengan tanah leluhurnya :D



Baru mulai, tabiat katrok sudah muncul ... pipis sembarangan :))











... mencoba bergaya sambil meringis, meskipun jantung berpacu kencang (takut jatuh) ...

President's Car

Iring-iringan mobil presiden dengan pengawalnya sedang melintas di depan Sarinah. Setiap ada rombongan pejabat yang lewat, gak usah presiden, biasanya "menyingkirkan" pengguna jalan lain, membuat yang sedang macet semakin macet.

Pernah kepikiran, andai para pejabat itu setiap saat bisa ikut merasakan macet, mungkin masalah kemacetan di Jakarta bisa menjadi perhatian bersama dan makin cepat teratasi. Ah, gak ada salahnya mimpi di siang bolong.

Herlin's Wedding

Sore ini menyempatkan diri untuk menghadiri pemberkatan pernikahan Herlin, salah satu sahabat karib semasa kuliah di Bandung. Sempat salah informasi dan mengira bakal datang terlambat, eh ternyata malah belum mulai.



Pemberkatan dilakukan oleh Bapak Davy Hermanus. Congrats buat Herlin dan Max!!!
Hehehe ... sepuluh tahun yang lalu, gak kebayang dia bakal pakai baju kayak gitu wkwkwkw...



Seneng juga di sini sempat ketemu beberapa teman yang sudah beberapa tahun gak bertatap muka secara langsung, salah satunya Faisal dan Esther. God bless you all!

At Treehouse Cafe, Bandung

Mumpung lagi di Bandung, aku sempatkan diri mampir di cafe Treehouse punya bos Aka di Jl. Hasanudin. Lihat daftar menunya, waduh, cuma sebagian kecil yang ngerti... jan katrok temenan. Biar gak ngerti, hajar aja ... lumayan mantap.



Di halamannya anak-anak bisa bermain dengan cukup leluasa...



Sayang pemandangan sempat terganggu oleh kedatangan segerombol orang berbaju hitam dengan wajah tak ramah ini. Entah sapa mereka, yang jelas bawa map, yang kelihatannya ujung-ujungnya duit. Fuihh...

Cable TV

Lima parabola terpasang dalam satu atap rumah yang sederhana membuatku geleng kepala dan bertanya-tanya, apakah itu untuk konsumsi satu rumah saja atau untuk satu RT? Atau jangan-jangan dia jualan parabola ya??? Ah, mungkin benar kata orang Jawa ... don't judge the book by its cover :)

Masjid Al-Makmur Cikini

Salah satu cagar budaya kota Jakarta yang pertama kali dibangun 1840, terletak di Jalan Raden Saleh, Cikini.