Showing posts with label Building. Show all posts
Showing posts with label Building. Show all posts

31 December 2022

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu.

Ini pemandangan kawasan Bintaro Sektor 9 yang bisa disaksikan dari lantai 3 gedung Gramdia. Sayangnya gak bisa dapat pemandangan yang mengarah ke barat untuk bisa menikmati sunset. Meski demikian, tetaplah pemandangan yang bagus.


 Sudah lama aku gak beli buku, apalagi karena lebih sering baca-baca artikel, berita atau obrolan absurd di sosial media, jadi daya tarik buku sempat berkurang. Ditambah lagi dengan berbagai tontonan dan film yang banyak tersedia di internet. Tapi kali ini aku pengen mulai beli buku lagi dan membaca, mulai dari yang ringan-ringan saja dulu, sesuai minatku. Yang penting bisa enjoy untuk mengisi waktu luang, yang sekarang lebih banyak sendirian.

24 December 2022

Olahraga Santai ke Pasar Modern Sektor 2

Hari libur dan sendirian saja di rumah, yang lain sedang pulang kampung buat Natalan, aku putuskan buat olahraga santai sambil nyari sarapan. Dari rumah jogging saja menuju Pasar Modern Sektor 2 Bintaro, lewat daerah Rengas, jalan kampung yang relatif sepi dan kendaraan bermotor.

Bangunan yang cukup unik, cocok untuk cafe, tapi kayaknya belum selesai.

Lewat lapangan Rengas, sudah ada anak-anak yang berlatih sepakbola di sini. Sejak pelonggaran masa pandemi, sepertinya aktivitas seperti ini mulai dilakukan lagi. Kayaknya ini bukan dari sekolahan tapi mungkin dari klub sepakbola, soalnya kan hari libur. Entahlah.

Sampai pasar langsung sarapan di warung favorit, kupat tahu khas Gunung Kidul, lengkap dengan telur dadar.

Habis sarapan, mampir dulu buat ngopi dan ngemil donat sebentar di dekat Masjid Jami Bintaro.


 Baru saja kopi mau selesai, turun hujan deras, jadinya lanjut istirahat nunggu hujan agak reda. Cukup lama, hampir setengah jam.

Setelah itu jalan kaki saja pulang, dengan jarak lumayan juga, hampir 4 km. Tapi karena pulangnya lewat kompleks Pertamina yang notabene ambil jalan pintas, jadi terasa lebih dekat dibanding pas berangkat.

17 December 2022

Senja di Situ Parigi - Pondok Aren

Kembali nongkrong di Situ Parigi, pas menjelang matahari terbenam, siapa tahu dapat golden hour yang menakjubkan.

Air danau tampak berkurang, padahal bukan musim kemarau juga, tapi mungkin memang hujan sedang jarang turun.

Sungai di ujung danau juga tampat kering, tersisa aliran kecil, Kalau niat bisa nyari ikan di sana, pasti ada.



Pemandangan senja yang ditunggu, dengan siliuet peopohnan dan tower BTC menjadi salah satu ciri khas danau ini.




 Jalan setapak sekeliling danau sudah tampak rapi meskipun kecil, setelah direnovasi beberapa waktu lalu. Lumayan nyaman buat jogging keliling.

04 December 2022

Survey Mall Pondok Indah

 

Lama gak ke mall ini, apalagi sejak adanya pandemi, jadi coba jalan-jalan buat survey apakah tempat ini cocok buat alternatif main anak-anak. Maklum, anak2 belum terlalu minat dengan tempat-tempat yang bagus kalau gak ada tempat bermainnya. 


Jadi tujuan ke sini untuk meninjau tempat yang mungkin menarik buat anak-anak, seperti area bermain ada di mana saja, agar kalau pas ngajak anak-anak ke sini bisa langsung menuju tempatnya, gak perlu mutar-mutar. Mereka masih suka protes kalau jalan-jalan terlalu lama, apalagi di tempat yang dianggap membosankan.


Kolam renang ini sepertinya menarik ... cuma bakal ribet bawa baju renang, baju ganti dan sebagainya. Mungkin kapan2 kalau sudah agak besar.



Ornamen di salah satu dinding di luar restoran masakan Jepang, keren. Ntar kalau punya rumah sendiri kayaknya perlu coba bikin dekorasi seperti ini. Sementara disimpan saja dulu buat referensi.


Mengapa Pondok Indah Mall? Karena gampang dijangkau dengan angkutan umum, dan gak jauh dari gereja juga. Jadi sepulang dari gereja bisa ajak anak2 ke sini cukup naik busway.

02 October 2022

Ajak Anak-Anak Ke Gereja

Untuk pertama kali aku mengajak anak-anak ikut ibadah Minggu di gereja secara luring / offline. Tentu saja, mereka mau ikut bukan tanpa alasan dan bukan karena tertarik ke gereja, toh mereka belum paham. Tapi gak masalah, tujuanku adalah mengenalkan mereka pada gereja, meski aku yakin pasti bakal bosan. Lha wong aku dulu yang sudah paham saja, hingga sampai menjelang SMP masih sering bosan dan lebih memilih mondar-mandir di lingkungan gereja.

Aku ajak mereka naik kereta dulu dari Jurangmangu ke Kebayoran Lama, terus transit naik bis TransJakarta dari halte Simpruk menuju Lebak Bulus. Saat jalan dari stasiun ke halte busway sempat kena hujan, dan aku sangat terharu melihat anak-anak ini tetap semangat.


Karena hari ini ada pejamuan kudus, pengunjung gereja lumayan banyak sehingga disediakan kursi tambahan di luar ruangan. Justru kebetulan, jadi kami bisa memilih duduk di luar, agar ketika anak-anak gelisah dan merasa bosan, mereka tidak terlalu mengganggu jemaat lain. Karena alasan pribadi, aku sengaja tidak ikut pejamuan kudus.

Sebenarnya ini bukan pertama kali anak-anak ikut ke gereja. Dulu mereka pernah, tapi bukan di GKJ, melainkan di GBI (baik di Senayan maupun di Gandaria City), tapi waktu itu mereka belum paham, dan bahkan sekarangpun sudah lupa.


 Selesai ibadah, mereka langsung tidak sabar untuk diajak jalan-jalan ke mal, tujuan awal kami di hari Minggu ini hehehe. Semangat!

18 September 2022

Sekitar Senayan - GBK

Ada yang beda dengan kawasan ini meski aku samar-samar lupa apa yang beda. Dulu sering mondar-mandir lewat sini, terutama waktu masih kerja di Cikarang tapi banyak customer di Jakarta. Setelah punya anak, terutama selama pandemi, sangat jarang lagi ke sini. Terakhir aku ingat sedang ada renovasi, apalagi terkait dengan pembangunan MRT. Akhirnya aku ingat, tempat ini dulu penuh dengan deretan pohon rindang.

Hari ini sepulang gereja aku naik MRT dan turun di halte Istora Mandiri. Jalanan tampak lebih rapi, tapi kosong dan saat cuaca cerah pasti bakal terasa panas. Kalau malam atau sore sih sepertinya nyaman nongkrong di sini.

Sempat lihat "iklan" di medsos soal Hutan Kota GBK, jadi aku penasaran seperti apa, dan apakah bakal bisa buat ngajak anak-anak. Kurang beruntung, tempat ini sedang tutup tanpa alasan yang jelas.


Aku lupa dulu tempat apa ini, sepertinya tempat olahraga, tapi saat ini sudah berubah jadi "hutan kota", yang sepertinya sih tempat komersial untuk acara-acara luar ruangan (outdoor). Saat aku lewat sedang ada acara pernikahan, entah siapa, yang pasti sih orang kaya.


Di depan GBK juga aku lihat ada yang beda, tidak ada lagi patung orang memanah, diganti dengan monumen entah apa itu, agak malas melihat dari dekat.

Tempat ini masih tampak sepi meski masih jadi favorit bagi warga jakarta dan sekitarnya untuk berolahraga.

Entah mengapa, sejauh ini rasanya kurang berminat untuk menjelajah kawasan ini lebih jauh.

Pulangnya naik bis listrik ke arah St. Tanah Abang, bisa bayar pakai emoney dan bis ini mengingatkanku pada bis di Singapore, termasuk interiornya. Cuma video iklan di dalam bis yang diputar berulang-ulang terasa sangat membosankan. Secara umum sih nyaman, apalagi pas lagi sepi dan jalanan lancar.

Melewati kawasan pasar Tanah Abang, aku agak heran melihat ada bangunan bergaya tiongkok ini, sepertinya sih kopitiam. Dulu sering lewat sini tidak pernah ingat ada bangunan ini.


 Dari bis bisa turun langsung di seberang stasiun, tinggal nyeberang biar gak perlu kelamaan mutar dan kena macet. Kawasan sekitar stasiun Tanah Abang juga sudah direvitalisasi, lebih rapi, tapi ya tetap saja semrawut dengan banyaknya pengunjung dari berbagai kalangan dan daerah sekitar Jakarta.

03 September 2022

Memutari Kebun Raya Bogor

Sekawanan rusa tampak menikmati waktu makan di salah satu sudut Kebun Raya Bogor  (Bogor Botanical Garden). Semula aku pikir dari lokasi kebun ini jaraknya jauh dari Stasiun Bogor. Tapi saat cek di peta, ternyata dekat saja. Jadinya dari stasiun aku tinggal jalan kaki menuju pusat kota Bogor ini.

Kebun ini dikelilingi oleh jalan raya dengan jalur satu arah, berputar searah jarum jam dengan 4 jalan utama yang cukup lebar. Juga ada areal trotoar bagi pejalan kaki. Sayangnya, iya, sayang sekali, jarang ada jembatan penyeberangan padahal laju kendaraan bermotor seringkali ramai. Ada sih JPO, tapi jaraknya jauh dan sedikit. Dari google aku dapatkan total keliling trotoar yang mengelilingi kebun ini adalah 4 km lebih.

Di bagian utara ada 2 jalur pejalan kaki, atas dan bawah. Mungkin karena ada jalur yang menuju kolong di pinggir sungai, yang bisa menjadi sarana buat menyeberang jalan, meski kalau malam agak serem juga lewat terowongan pinggir kali. Jalur pedestrian di seputar kebun ini sangat nyaman, apalagi dengan banyaknya pepohonan lebat yang tinggi, menambah sejuk suasana di kota Bogor yang memang lebih dingin dibanding Jakarta.


Tampak beberapa jembatan taman yang indah di dalam kebun. Sepertinya lain kali harus dijadwalkan untuk menjelajahi dalam kebun.

Nah ini terowongan yang ada di bawah jalan Jalak Harupat, persis di samping sungai Ciliwung, yang tembus dengan taman Kaulinan. Karena waktu terbatas, aku tidak sempat nongkrong di taman itu.

Rombongan emak-emak dan anak-anaknya usai menyeberang dari samping Lippo Plaza, langsung menerobos saja taman di samping taman, padahal jalan yang bagus tidak jauh dari sana. Ya begitulah.

Banyak yang berolahraga di sini, baik sendirian maupun berkelompok seperti ini. Sempat juga lihat satu kelompok dari klub bela diri, entah abis latihan atau sekedar rekreasi.


Monumen Olivia Raffles (istri Thomas Stamford Raffles).

Pemandangan yang cukup unik, di tengah menjamurnya salon dan barbershop (alias tukang cukur), ternyata masih ada yang berprofesi sebagai tukang cukup DPR (di bawah pohon rindang), persis di samping jalan Pajajaran.

Pertigaan yang sering aku lewati kalau ke Bogor, dan selalu tampak padatnya kendaraan di sekitar tugu Kujang ini.

Rupanya inilah pintu masuk utama menuju Kebun Raya Bogor, di sebelah selatan. Sebenarnya di sebelah utara juga aku sempat lihat ada pintu masuk. Di sebelahnya ada museum Zoologi. Nah, aku ingat betul waktu SMP dulu pernah darmawisata ke Bogor, dan hanya mengunjungi museum Zoologi itu, kemudian melewati Puncak Bogor menuju Bandung. Tidak banyak yang bisa aku ingat dari kegiatan piknik jaman SMP dulu. Lagipula seingatku juga di Bogor cuma sebentar, nyaris kayak numpang lewat.

Gereja Zebaoth, yang sepertinya adalah gereja peninggalan Belanda juga, terlihat dari arsitekturnya yang bergaya kolonial.

Ah, ternyata ini pintu masuk menuju istana Bogor. Selama ini aku jarang lewat jalan ini, jadi gak sadar.


 Kalau ini gereja Katedral Bogor, tidak ada dalam kawasan Kebun Raya Bogor, tapi lokasinya gak jauh. 

Perjalanan yang cukup melelahkan, tapi karena udaranya sejuk dengan pemandangan yang bervariatif, lumayan menyegarkan.

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...