25 September 2016

Stroller Baru


Beberapa kali tetangga menyarankan aku untuk menggunakan kereta dorong (stroller) saat mengajak El jalan-jalan, biar gak capek. Memang benar, tapi ada beberapa alasan mengapa saat itu aku lebih memilih untuk menggendong bocah ini. Pertama karena dia belum bisa duduk dengan tegak, jadi kalau pakai kereta dorong, dia hanya bisa tiduran. Sementara setiap aku ajak jalan-jalan El selalu ingin menikmati pemandangan langsung. Berdasar pengalaman waktu pertama membawa dia ke gereja, dia merasa bosan kalau hanya tiduran di kereta dorong.

Alasan kedua karena kereta dorong yang ada ukurannya besar. Selain repot saat bongkar-pasangnya, juga tampak kurang praktis untuk dipakai. Makanya kami berpikir untuk membeli kereta dorong yang baru, yang lebih ringkas dan kecil.


Semula aku inginya yang kecil saja, tanpa penutup dan memang hanya bisa buat duduk. Tapi istriku berpikir untuk membeli yang bisa dipakai untuk bepergian juga, jadi posisi bisa duduk dan bisa tiduran. Aku setuju saja, dan meminta dia untuk membeli online. Urusan barang-barang seperti ini. kebanyakan aku serahkan saja ke istriku, seleranya lebih rumit hehehe.

Yang menarik, istriku memesan barang ini pagi hari (sekitar jam 9), eh jam 1 siang sudah sampai rumah. Padahal biasanya pengiriman butuh 1-2 hari meskipun di wilayah Jabodetabek. Dalam hal ini, aku harus acungin jempol buat kurir Wahana.


Pertama kali dipakai buat jalan-jalan. El tidak terlalu suka duduk-duduk begini saja, tapi asalkan keretanya bergerak, dia diam saja.

12 September 2016

Kumpul Keluarga (Hari 2)


Sekitar jam 10an aku mengantar keluarga ke Lebak Bulus untuk membeli tiket pulang. Ya, memang kunjungan yang sangat singkat bagi keluarga dari Jogja, hanya menginap satu hari.

Sementara keluarga mas Andi dari Semarang juga datang tadi subuh dan rencannya juga akan pulang sore ini. Memang sangat singkat, tapi toh ini kesempatan untuk bisa berkumpul bersama,  sekalipun singkat tetap menyenangkan dan berharga. Apalagi mbak Rin juga bisa bergabung meskipun anaknya tidak bisa ikutan.


Karena waktu sudah terlalu singkat, kami hanya berkumpul di rumah saja. Sempat ada obrolan agak serius membahas salah satu masalah yang menimpa keluarga, tapi selanjutnya lebih banyak bersantai. Yang sangat senang bermain ya El, karena pakde dan budenya bergantian menemaninya bermain.


Setelah makan siang semua sudah bersiap, meskipun waktu berangkat masih sekitar jam 3. Ya daripada buru-buru, mendingan sudah siap dari awal. Hujan deras sempat turun, untunglah pas tiba waktu berangkat, hujan sudah mulai reda, tinggal menyisakan rintik-rintik.


Ibu juga sempat datang dan saat pulang, baik ibu maupun mbak Rin sama-sama ikut ke Lebak Bulus. Dari sana nanti ibu tinggal naik angkot menuju Kebayoran Lama, sedang mbak Rin rencananya mau naik taksi online menuju Depok.


Saat-saat El bermain dengan pakdenya dari Semarang.


Gerimis masih turun waktu kami tiba di pool bus malam di Lebak Bulus. Ini adalah salah satu lokasi yang tersedia sebagai pengganti Terminal Lebak Bulus yang dibongkar untuk pembangunan MRT.

Semoga nanti bisa berkumpul kembali.

Pembagian Daging Qurban


Selama dua periode berturut-turut aku selalu melewatkan acara pemotongan hewan qurban di komplek karena selalu ada acara keluarga. Tapi selama 2 tahun itu kami selalu kebagian daging qurban, yang mau gak mau aku habiskan sendiri karena istriku mengurangi konsumsi daging merah.


Tahun ini aku punya kesempatan untuk nonton, tapi aku tetap melewatkannya, karena gak tega hehehe. Aku ingat pertama kali dan terakhir kali aku melihat pembantaian sapi waktu kuliah di Bandung dulu, dan sejak itu tidak tertarik lagi.


Meskipun aku melewatkan acara penjagalan, aku masih sempat mampir sebentar untuk ikut membantu membagi-bagi potongan daging sebelum diserahkan ke berbagai tempat. Saat aku datang sih yang dipotong-potong daging sapi satu ekor, sementara daging 5 ekor kambing sudah selesai sebelumnya. Waktu itu kami menyiapkan sekitar 250 paket, dicampur antara daging sapi, kambing dan tulang, yang katanya sebagian akan diserahkan ke beberapa panti asuhan juga.



Beberapa potong daging sengaja disisihkan untuk acara BBQ di kompleks, yang rencananya diadakan nanti malam, atau malam minggu nanti.

Yang menarik dengan cuaca hari ini adalah udara sangat cerah dan segar sejak pagi hingga siang, dan ketika aktivitas memotong daging selesai, hujan turun cukup deras, membersihkan sisa-sisa pemotongan daging itu.

Sholat Iduladha di Komplek


Semalam waktu melewati lapangan ini, pengurus RT komplek memanggilku dan minta bantuan agar besok aku mau mengabadikan acara sholat ied di lapangan kompleks. Aku sanggupi permintaan tersebut, toh gak diminta pun aku tetap akan berusaha mengabadikannya. Dengan satu syarat, aku gak sibuk dan bisa bangun pagi hehehe. Apalagi di rumah lagi ada keluarga besar yang ngumpul.


Beberapa warga datang agak terlambat ketika sholat sudah dilakukan, entah detailnya bagaimana akupun gak gitu paham. Tapi kebanyakan sudah berkumpul sebelum jam 6.30 pagi, dan waktu aku datangpun sebenarnya sholat sudah dimulai.


Termasuk anak-anak dan wanita, yang hadir di sini ada hampir 50 orang, lumayan untuk ukuran komplek yang kecil. Sebenarnya yang lebih menyenangkan adalah kebersamaannya ini.


Nah, dalam acara begini, pasti ada ulah-ulah lucu dari anak-anak kecil yang belum terlalu mengerti apa yang mereka ikuti. Jadi mereka ikut serta karena ajakan orangtua, tapi tetap asyik dengan dunianya sendiri :) Namanya juga belajar, atau lebih tepatnya diajari agar terbiasa, sambil perlahan-lahan diberi pengertian.


Kotbah dibawakan oleh Pak Heri, salah satu dari beberapa dosen/guru agama yang ada di kompleks.


Suasana waktu kotbah dibawah tetap tenang dan khidmat meskipun tidak lepas dari tawa canda ringan dari warga.


Beberapa kucing di sekitar lapangan malah penasaran dengan apa yang aku lakukan dan mendekatiku, berharap aku membawa makanan untuk mereka.


Saat aku berkeliling mencari sudut yang pas untuk memotret, beberapa warga mengajakku untuk lebih mendekat ke lapangan. Tapi aku enggan untuk terlalu mendekat dan menarik perhatian para warga, jadi aku tetap berada di luar lapangan. Toh kamera yang aku pakai punya zoom hingga 21x, jadi masih lumayan bisa menangkap beragam ekspresi warga yang dengan khusuk mengikuti ibadah ini.


Saat sholat selesai dilakukan, bocah yang ditengah ini langsung menyadari kehadiranku dan segera datang menghampiriku. Namanya juga bocah, spontan saja. Tapi segera aku memintanya kembali lagi ke barisan untuk mendengarkan kotbah, yang notabene disampaikan oleh bapaknya sendiri.


Saat acara selesai, aku sebenarnya ingin segera bergegas pulang. Selain karena ingin berkumpul dengan keluarga, biar gak terlalu aneh saja. Eh, malah salah satu warga memberi pengumuman lewat speaker tentang kontribusiku dalam memotret acara ini dan aku dipanggil untuk bergabung. Tentu saja acara terakhir ada foto-foto bersama seluruh warga. Karena tempat terbatas, foto dibagi antara kaum pria dan kaum wanita.



Meriah dan kompak!

11 September 2016

Kumpul Keluarga (Hari 1)


Akhirnya keluarga dari Jogja sempat datang berkunjung untuk melihat El, setelah beberapa kali rencana gagal karena kesibukan ataupun karena sakit. Kebetulan ada hari libur di hari Senin sehingga akhir pekan sedikit lebih panjang, meskipun hanya beda sehari. Bapak, mbak Tarti, mas Dian, kak Heni dan Alan berangkat dari Jogja dengan bis malam, tiba di Jakarta subuh sekitar jam 3.

Untunglah Andre sedang ada di rumah dan bersedia untuk menjemput, jadi gak perlu repot nyari taksi atau naik angkot, yang kebetulan juga belum beroperasi di jam segitu. Kebetulan juga mbak Rin bisa mengajukan ijin kerja dan bisa datang siang harinya.


El tampak senang saat digendong dan diajak main kakeknya, begitu juga dengan sang kakek juga sangat senang akhirnya bisa bertemu dengan cucu bontotnya ini setelah usianya hampir 8 bulan.

Waktu aku hendak mencari sarapan untuk kami semua, bapak ikut naik motor. "Bosen, pengen lihat-lihat", katanya. Kalau dipikir-pikir, sudah cukup lama kami tidak beraktivitas bersama-sama. Terakhir kami bertemu mungkin hampir 5 tahun lalu. Dua tahun lalu bapak tidak ikut waktu keluarga Jogja berkunjung ke Jakarta.


El sudah mulai belajar merangkak, dan dia tidak merasa terganggu dikerumuni banyak orang. Malah kegirangan, terutama waktu kami meletakkannya di atas karpet dan membiarkannya bermain sesuka hati. Dia masih kesulitan untuk merayap, dan tangannya juga belum terlalu kokoh untuk menyangga badannya, tapi dia terus berusaha.


Malam hari kami putuskan untuk makan bareng di mall Bintaro Exchange. Solaria jadi pilihan agar menunya masih bisa dinikmati oleh semua kalangan, selain itu harganya juga masih cukup terjangkau hehehe. Sebagian berangkat naik mobil, sebagian lagi naik 2 motor.


El tidak terlalu rewel tapi dia berusaha untuk memegang apa saja yang ada di depannya. Jadi butuh tenaga dan pengawasan yang ekstra agar dia tidak membuat berantakan. Sejauh ini, kami semua bergembira, meskipun tidak ada acara-acara khusus.





Selesai makan, sebagian (khususnya kakek dan nenek El) langsung pulang dengan mobil, sementara sebagian masih tinggal di mall untuk bermain. Lebih tepatnya sih untuk menemani Alan bermain di Fun World. Mbak Rin dan Kak Heni sempat jalan-jalan, tapi tidak terlalu banyak belanja dan akhirnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk duduk menunggu sampai Alan puas bermain.


Mungkin hampir 1 jam Alan bermain bersama papanya, aku perhatikan sih apa saja dicoba, yang penting senang.

Sepulang dari mall aku mampir sebentar untuk membeli martabak pesanan bapak, buat cemilan malam kalau begadang.

Notes : foto-foto kebanyakan kurang tajam gambarnya, jadi aku manfaatkan saja aplikasi Prisma (by Prisma Lab) untuk membuatnya lebih menarik.

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...