Showing posts with label Butterfly. Show all posts
Showing posts with label Butterfly. Show all posts

14 May 2017

Hutan Kota Menteng Bintaro Sektor 7


Di samping kawasan Menteng Residence Bintaro Sektor 7, ada kawasan yang penuh dengan pepohonan rindang seperti hutan. Jelas bukan hutan alami karena pohonnya tertata rapi meskipun tidak terlalu terawat tampak rerumputan dan tanaman liar juga di sana. Meskipun pohon-pohonnya rindang, tapi jauh dari kesan gelap dan menyeramkan, karena selain tidak lebat juga dekat dengan kawasan pemukiman dan jalan raya.

Sekilas lihat di wikimapia, tempat ini rencananya bakal jadi Bintaro Exchange Tahap 2 (Perkantoran). Sayang juga kalau kawasan hijau rindang ini harus berubah menjadi hutan beton.


Di bawah pepohonan, di antara rerumputan yang menjulang tinggi, ada bunga-bunga liar yang tumbuh tidak teratur, namun tetap saja indah. Kebanyakan sih bunga-bunga itu ukurannya kecil sebagai layaknya bunga liar yang tumbuh terabaikan di alam bebas.


Selain sering menjadi tempat nongkrong ojek dan anak-anak remaja, tempat ini juga menjadi jalan pintas yang menghubungkan kawasan elit Bintaro dengan jalan Rusa Raya, meski hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor, sepeda dan tentu saja jalan kaki. Jalan pintas itu sifatnya tidak resmi, jadi kondisinya ya buruk, seringkali sangat becek saat musim hujan. Tapi tetap saja jadi alternatif karena sangat bisa mempersingkat waktu, apalagi di jam-jam yang penuh kemacetan.


Saat berada di kawasan ini, akan ada sambutan kicauan burung-burung bebas meskipun tidak bergemuruh, kebanyakan sih burung-burung gereja yang bergerombol mencari makan, baik di atas pepohonan maupun di rerumputan. Meskipun suaranya tidak semerdu kicauan burung perkutut, tapi tetap saja indah, membuat suasana seperti tidak sedang ada di perkotaan. Sayangnya aku susah menemukan posisi yang tepat untuk memotret burung-burung itu.


Banyaknya bunga tentu saja menarik banyak kupu-kupu (dan serangga lain). Sayangnya hampir semua kupu-kupu yang aku temui, dengan beragam warna dan motifnya, cenderung aktif terbang, jarang ada yang diam cukup lama untuk bisa dipotret.


Meskipun perlu mewaspadai kemungkinan adanya ular di tempat ini, tapi selama ini aku belum pernah menjumpainya. Saat ini ada satu bunglong yang sedang berkeliaran di pohon, selalu mencoba menghindar saat melihatku. Jadi perlu pelan-pelan mendekati dan memotret reptil satu ini.

Waktu iseng jalan-jalan di tempat ini sedang ada satu orang yang berlatih menembak. Kami hanya bertukar salam dengan senyum, tanpa sepatah kata. Entah mengapa rasanya agak canggung, meski sebenarnya cukup penasaran juga dengan aktivitasnya. Aku juga tidak mengambil fotonya karena kuatir dia keberatan. Potongannya rambutnya cepak seperti tentara, mungkin dia memang tentara/polisi yang sedang berlatih. Atau sekedar orang yang hobi menembak dan menemukan tempat yang cukup sepi untuk berlatih.

18 November 2016

Ulat Hijau Pemakan Daun Jeruk


Mungkin karena warnanya yang mayoritas hijau, aku tidak terlalu menyadari ada ulat yang menempel di salah satu pohon jeruk kecil di taman depan rumah. Pohon jeruk ini sendiri tumbuh sendiri, bukan sengaja aku tanam, mungkin berasal dari biji jeruk yang aku buang, dan tingginya baru sekitar 30 cm.


Awalnya aku pikir ujung yang sebelah kirim (yang lebih besar), adalah bagian kepala. Soalnya ada hiasan seperti bando dan juga ada warna hitam mirip mata. Tapi esok harinya, aku lihat dia sedang memakan daun dari bagian kanan.


Hingga kemarin, dia sudah menyantap hampir 2/3 dari daun yang ada di tanaman ini, mulai dari daun paling atas. Entah berapa lama dia butuh makan sebelum akhirnya berubah jadi kepompong. Akan sangat menarik kalau saja aku bisa mengamati proses berubah jadi kepompong hingga jadi kupu-kupu.


Selain motif melingkar di bagian belakang yang membentuk pola unik seperti pola batik, bagian tengah juga ada pola yang indah dan simetris, mirip dengan pola kupu-kupu. Mungkin itu adalah warna kupu-kupunya nanti, entahlah. Salah satu ciptaan Tuhan yang unik dan tentu saja indah.

03 May 2016

Pagi Cerah Yang Sejuk


Butiran air hujan bercambur embun masih tampak segar dan berkilauan terkena sinar matahari pagi. Aku yakin itu air sisa hujan semalam yang cukup deras, yang pagi ini masih menyisakan udara dingin meskipun matahari sudah bersinar terang di ufuk timur.


Mumpung masih ada sedikit waktu, aku luangkan pagi ini untuk nongkrong sejenak di jalan sekitar Kampung Lio, salah satu spot menarik untuk menikmati matahari terbit. Langit cerah dengan sedikit awan tipis di sebelah timur, menambah indah lukisan pagi ini.


Ternyata sudah ada kupu-kupu yang cukup rajin mencari makan di pagi hari, di antara bunga-bunga liar yang ada di lahan kosong dekat gelanggang olahraga.


Bunga khas tempat ini, boroco yang banyak tersebar dengan liar di daerah ini. Meskipun tampak indah, tapi sepertinya bunga jenis ini tidak terlalu populer. Mungkin karena komposisi bunganya yang kurang serasi untuk ditaruh di taman. Tapi aku suka.


Kalau ini entah tanaman apa, semacam rumput liar saja. Tapi bunganya menarik, apalagi ketika terkena cahaya matahari pagi menghasilkan efek berkilau keemasan. Seringkali, hal-hal indah di alam ini dihasilkan oleh tanaman yang sederhana dan sering kita abaikan.


Rupanya aku tidak sendirian menikmati matahari pagi di tempat ini. Ada seorang bapak yang mengajak anaknya ke tempat ini untuk menikmati cahaya pagi yang belum terlalu terik menyengat.


Dalam perjalanan pulang berpapasan dengan orang yang berangkat kerja dengan memakai sepeda. Ah, jadi pengen sepedaan pagi-pagi juga. Harus mulai nyari waktu yang pas nih buat olahraga lagi.

17 February 2016

Twilight on the Lake


Lalu lintas jalan raya tampak sudah sepi meskipun sebenarnya masih jam sibuk waktunya orang-orang pulang kerja. Matahari masih tampak menyala terang di ufuk barat meskipun sebentar lagi sudah akan menghilang.


Mumpung ada kesempatan aku ingin menikmati matahari terbenam di langit yang cerah sore ini. Akhir-akhir ini aku jarang sekali sempat menikmati suasana senja. Masalahnya, aku belum menemukan spot-spot yang menarik di sekitar rumah untuk bisa menikmati suasana senja itu, selain di Situ Bungur.


Jadi setelah berputar sebentar mencoba mencari alternatif lokasi, pencarianku tetap berujung pada danau kecil itu. Ada sih danau-danau lain, tapi perlu waktu untuk menjangkaunya, dan bisa-bisa ketika sampai sana langit sudah sepenuhnya gelap, gak seru lagi :)


Meskipun bukan pertama kali aku menikmati senja di sini, tapi tetap tidak membosankan. Apalagi ketika pas golden-hour dimana langit berawan tipis penuh warna khas senja tampak dramatis memantul di air danau yang tenang.



Saat hendak beranjak pulang, aku lihat ada kupu-kupu hinggap di rerumputan tepi danau. Di sisi timur danau tidak banyak bunga yang tumbuh, lebih banyak rerumputan liar dan pepohonan. Tapi tetap saja mengundang kupu-kupu untuk bermain menikmati senja yang tenang ini.


Eh, kok ada bunglon kecil juga. Ternyata kamera ponselku masih bisa menangkap gambar reptil kecil yang bersembunyi di batang rumput liar ini meskipun tidak terlalu tajam hasilnya.

31 March 2013

Butterfly and Leaves


Mencoba bermain-main dengan aplikasi Camera 360, pas motret kupu-kupu yang nangkring di atas daun tetehan. Wah, hasilnya jadi artistik juga, mirip lukisan minimalis :)


Ini foto aslinya sebelum diolah.

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...