25 May 2017

Ngabuburit ke Situ Parigi


Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro tampak megah dengan arsitektur bergaya modern, di sudut perempatan antara Cluster Emerald dan Cluster Discovery, Bintaro Sektor 9. Sore ini ada sedikit waktu luang, meski gak puasa, aku manfaatkan untuk jalan-jalan sebentar dengan tujuan Situ Parigi.


Di lahan kosong yang dipakai untuk latihan nyetir mobil ini, dengan tarif tertentu sebagai uang keamanan ke preman lokal, banyak juga yang sekedar nongkrong menunggu waktu buka puasa. Di belakangnya tampak menara masjid Bani Umar yang iconic. Sayangnya, jalanan di di depan masjid yang memiliki banyak ornamen bertuliskan Asma Allah, kondisinya banyak berlobang tak terawat, memprihatinkan.


Sampai di Situ Parigi sudah hampir maghrib, dan kondisi cuaca yang mendung tipis membuat suasana lebih redup. Sekilas aku tidak menyadari ada yang berbeda dengan danau ini, selain tampak lebih luas dan kelihatan sekali kalau baru saja dikeruk. Lama-lama aku sadar ada yang berubah, cukup significant.


Tak terasa sudah hampir 2 tahun aku tidak bermain ke danau ini, dan kali terakhir aku berkunjung di sini, sebelum dilakukan pengerukan, masih ada pulau kecil di tengah-tengah danau. Meskipun kecil, pulau itu berisi banyak pohon kelapa, dan tentu saja tanaman-tanaman kecil lainnya yang ditanam oleh warga sekitar. Menurutku itu pulau itu memberi keindahan tersendiri bagi danau ini, yang membuatnya sedikit berbeda dibanding danau atau bendungan lain yang sekedar genangan air.

Meskipun pengerukan, serta penguatan tanggul di sekeliling danau adalah tindakan yang sangat bagus untuk danau buatan ini, terutama mengingat fungsinya sebagai penampung air, aku cukup menyayangkan hilangnya pulau itu. Keindahan danau jadi jauh berkurang, padahal ada potensi menarik jika pulau itu dipertahankan. Entahlah, mungkin ada pertimbangan khusus termasuk kekuatiran kalau pulau itu akan menimbulkan pendangkalan lagi.


Sementara pengerukan di bagian hulu danau ini, sebelah utara, menurutku sangat pas. Sebelumnya tempat ini sudah seperti daratan karena pendangkalan yang parah, sebagian besar adalah rawa dengan rerumputan dan tanaman perdu lainnya. Setelah dikeruk, jelas daya tampung air jadi bertambah dan danau juga lebih luas. Harusnya cukup dengan memaksimalkan pengerukan bagian hulu ini, pulau yang ada di ujung danau bisa dipertahankan.

Kalau saja dari pihak pemkot Tangsel ada yang cukup kreatif dan visioner, tempat ini bisa jadi taman yang bagus. Tak usah jauh-jauh studi banding ke luar negeri, cukup lihat saja contoh taman-taman kota yang ada di Jakarta dan Bandung. Apalagi kalau pemkot punya nyali untuk "menggusur" bangunan liar yang sesuai aturan harus berjarak 50 m dari danau, lumayan tuh buat jadi jogging track dan juga taman. Di sekitar danau sepertinya juga banyak perusahaan dan perumahan mewah yang bisa "dipalak" untuk mempercantik danau, toh mereka dapat keuntungan juga.

Semoga saja pemkot punya visi yang lebih bagus buat danau-danau kecil yang ada di Tangsel ini.

21 May 2017

Silaturahmi Warga - Kerja Bakti & Makan-Makan


Hari ini warga berkumpul untuk dua acara yang saling terkait. Diawali dengan kerjabakti di mushola oleh bapak-bapak, dan kemudian seluruh warga diundang untuk makan bersama dengan makan yang disediakan secara gotong royong oleh para ibu.

Meski tidak sempat ikut kerja bakti (datang belakangan), setidaknya tidak terlalu merasa bersalah karena kami menyumbang cat untuk dipakai mengecat dinding dalam mushola, dan untunglah pas.


Menjelang jam 12 siang makanan sudah siap dan digelar di tengah jalan, dekat dengan pos ronda yang ada di bawah. Makanan lumayan melimpah, karena hampir setiap keluarga (yang hadir) menyumbang satu jenis makanan. Meskipun tidak sempat menghitung, tapi seingatku separuh lebih warga ikutan hadir. Lumayan meriah, meskipun acara ini tidak dalam rangka apapun.


Secara kebetulan, salah satu warga berulang tahun juga hari ini. Menurut sang suami, sebelumnya mereka berencana  untuk mengadakan pesta ke restauran, tapi dibatalkan karena ada acara ini dan memilih mengadakan acara potong kue ulang tahun di sini. Lumayan meriah.


Jenis masakan dan makanan yang disediakan sangat bervariasi, mulai dari masakan tradisional dari berbagai daerah, buah, aneka minuman segar dan makanan penutup seperti puding dan klapertart. Pokoknya berlebih lah, dan sisanya sempat dibungkus untuk dibawa pulang masing-masing warga. Yang jelas, selain memang sudah waktunya makan siang, yang bikin lahap adalah kegembiraan bersama dan juga rasa capek setelah bekerja bakti.


Oh ya, saat kerja bakti sempat ada warga yang kram kaki, lumayan parah. Untung ada yang menolong, dan aku sempat kebagian menggerak-gerakkan tangan, katanya bisa membantu meredakan kram yang terjadi. Entahlah, aku juga gak paham teorinya, nurut saja :D Tidak sampai 5 menit, kondisinya sudah normal. Aneh juga, padahal tidak ada aktivitas yang cukup berat dalam kerja bakti ini.


Secara keseluruhan, acara ini sangat sukses, meski sayangnya masih ada warga yang tidak hadir. Entah karena sengaja atau karena ada acara yang bentrok.


Di akhir acara juga sempat ada acara menayangkan video kegiatan piknik bersama ke Anyer dua seminggu yang lalu. Lumayan juga kekompakan warga komplek kali ini, semoga tetap akur dan kompak!

17 May 2017

Menyingkir Sejenak ke McD


Hari ini renovasi mulai bagian kamar, terutama membongkar langit-langit kamar yang meskipun belum lama diperbaiki tapi tetap perlu diganti. Sementara kondisi bagian luar juga belum sepenuhnya rapi dan masih sangat berdebu. Cuma kamar tengah yang agak rapi,tapi El merasa kurang nyaman di kamar itu. Jadi untuk sementara aku ajak dia mengungsi dulu ke McD dekat rumah, yang ada tempat bermain anaknya.


Jadi niatku sekalian sarapan, siapa tahu El juga doyan makanan yang ada - pesan paket sarapan chicken wrap + kentang + kopi, El tidak begitu berminat dengan makanannya, hanya mengambil beberapa untuk mainan.


Awalnya El merasa enggan bermain di tempat bermain yang disediakan di sudut ruangan, yang kebetulan pas kami datang sedang sepi. Ada perosotan dan tangga-tanggan, tapi El masih ragu untuk bermain. Baru setelah lebih dari 15 menit dia mulai mencoba, itupun karena ada anak lain yang bermain di sana, meski sama-sama pemalu.


Apesnya, karena aku juga harus mengawasi El dan merasa gak boleh bawa makanan di tempat bermain, makanan yang baru aku makan sebagian (mungkin baru separuh), aku tinggalkan saja di meja. Sesekali aku datang untuk memakan satu gigitan dan kembali ke tempat bermain. Sengaja aku makan sedikit demi sedikit, buat selingan mengisi waktu.

Alangkah kagetnya, karena aku tinggal agak lama di tempat bermain, meja tempatku sudah bersih, makanannya sudah lenyap. Pengen protes kok malu, jadi aku biarkan saja. Sepertinya pegawai McD di sini sangat rajin. Saat makanan lenyap, gelas kopi yang aku letakkan di meja terpisah masih ada. Lumayan, aku sruput sedikit, menyisakan buat nanti. Saat aku tinggal sebentar, giliran gelas kopi itu yang dibuang oleh petugas. Belakangan aku tahu kalau untuk sarapan, ada jatah free-refill untuk kopi dan teh yang dibeli di paket sarapan. Kurang beruntung!

El bermain terus sampai hampir 2 jam. Aku sempat hampir membeli paket Happy Meal karena berharap dapat mainannya, tapi ternyata paket yang berisi kentang goreng belum siap (aku gak mau paket nasi, karena bakal mubazir). Akhirnya menjelang jam 12 El mulai mengantuk dan aku ajak pulang. Dia sempat tertidur di perjalanan, tapi sampai rumah bangun lagi. :(

15 May 2017

Bajing


Di kompleks ada beberapa ekor bajing/tupai, setidaknya ada dua ekor yang sempat aku lihat bersama, biasanya aku lihat di pepohonan cemara yang tumbuh di tepi sungai. Beberapa kali aku nyoba memotret binatang ini selalu gagal mendapat hasil yang memuaskan. Selain karena mereka terlalu aktif bergerak, juga karena setiap melihat mereka, pasti waktu kondisi cuaca mendung sehingga pencahayaan kurang maksimal. Kamera yang aku pakai cukup payah kalau berada di cahaya yang agak redup, selain lambat juga hasilnya kurang tajam.


Ada beberapa cerita tentang bajing-bajing ini. Salah satunya adalah kisah warga yang burung peliharaannya sempat hampir dimakan bajing saat ada di dalam sangkar, untung masih berhasil diselamatkan. Agak aneh juga, karena setahuku bajing adalah pemakan buah-buahan atau biji-bijian, bukan karnivora. Entahlah.

14 May 2017

Ngerumpi di Mushola


Siang itu aku sempat melihat pak RT dan beberapa warga berkumpul di mushola kompleks yang tak jauh dari rumah. Mumpung bocah tidur dan tidak banyak pekerjaan, aku ikutan bergabung. Rupanya mereka sedang memasang toa baru, karena toa yang ada (yang di puncak mushola) ternyata rusak. Karena atap mushola dari asbes, warga kurang percaya diri untuk naik ke atas atap guna memperbaiki toa yang lama dan memilih memasang toa baru. Cukup pakai tiang dari bambu yang banyak tumbuh di pinggir sungai, toa baru sudah bisa terpasang dan langsung diperdengarkan.


Sementara orang tua mereka sibuk, anak-anak ini "menemani" dengan bermain alat-alat yang sedang nganggur, terutama bor listrik :)


Toa berhasil terpasang menjelang waktu sholat ashar, jadi langsung ditest, termasuk broadcast pesan di grup WA berisi undangan untuk sholat ashar berjamaah di mushola. Lumayan, ada sekitar 7 jemaah dewasa yang hadir, ditambah 2 anak-anak.

Sebelum mulai sholat, bocah baju putih itu sempat bertanya
"Kok Om gak ikut sholat?"
"Soalnya aku bukan muslim", jawabku sambil tersenyum.
"Oh, kristen?" dan segera dia bergabung ke barisan.


Selesai ashar, beberapa warga masih kumpul di mushola, lebih tepatnya di pos ronda yang ada di sebelah mushola, ngobrol-ngobrol sambil menikmati cemilan yang masih ada. Aku tawarkan kopi, ternyata mereka mengiyakan, ya sudah aku pulang menyiapkan kopi.

Pikirku mumpung ada beberapa sachet kopi instant, jadi gak perlu kuatir soal rasa. Eh, ternyata aku salah perhitungan. Empat sachet kopi instant sudah aku masukkan ke teko plastik, langsung aku siram air mendidih. Dalam hitungan detik, teko itu langsung meleleh dan kopinya tumpah ke lantai. Aduh ...

Ya sudah, aku buat lagi, tapi gak pakai kopi instant, mumpung masih ada kopi Starbuck, sekalian buat di teko Starbuck itu juga. Jadinya porsi cuma terbatas, untunglah masih bisa dinikmati semua, meski hanya secangkir kecil tiap orangnya hehehe.

Hutan Kota Menteng Bintaro Sektor 7


Di samping kawasan Menteng Residence Bintaro Sektor 7, ada kawasan yang penuh dengan pepohonan rindang seperti hutan. Jelas bukan hutan alami karena pohonnya tertata rapi meskipun tidak terlalu terawat tampak rerumputan dan tanaman liar juga di sana. Meskipun pohon-pohonnya rindang, tapi jauh dari kesan gelap dan menyeramkan, karena selain tidak lebat juga dekat dengan kawasan pemukiman dan jalan raya.

Sekilas lihat di wikimapia, tempat ini rencananya bakal jadi Bintaro Exchange Tahap 2 (Perkantoran). Sayang juga kalau kawasan hijau rindang ini harus berubah menjadi hutan beton.


Di bawah pepohonan, di antara rerumputan yang menjulang tinggi, ada bunga-bunga liar yang tumbuh tidak teratur, namun tetap saja indah. Kebanyakan sih bunga-bunga itu ukurannya kecil sebagai layaknya bunga liar yang tumbuh terabaikan di alam bebas.


Selain sering menjadi tempat nongkrong ojek dan anak-anak remaja, tempat ini juga menjadi jalan pintas yang menghubungkan kawasan elit Bintaro dengan jalan Rusa Raya, meski hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor, sepeda dan tentu saja jalan kaki. Jalan pintas itu sifatnya tidak resmi, jadi kondisinya ya buruk, seringkali sangat becek saat musim hujan. Tapi tetap saja jadi alternatif karena sangat bisa mempersingkat waktu, apalagi di jam-jam yang penuh kemacetan.


Saat berada di kawasan ini, akan ada sambutan kicauan burung-burung bebas meskipun tidak bergemuruh, kebanyakan sih burung-burung gereja yang bergerombol mencari makan, baik di atas pepohonan maupun di rerumputan. Meskipun suaranya tidak semerdu kicauan burung perkutut, tapi tetap saja indah, membuat suasana seperti tidak sedang ada di perkotaan. Sayangnya aku susah menemukan posisi yang tepat untuk memotret burung-burung itu.


Banyaknya bunga tentu saja menarik banyak kupu-kupu (dan serangga lain). Sayangnya hampir semua kupu-kupu yang aku temui, dengan beragam warna dan motifnya, cenderung aktif terbang, jarang ada yang diam cukup lama untuk bisa dipotret.


Meskipun perlu mewaspadai kemungkinan adanya ular di tempat ini, tapi selama ini aku belum pernah menjumpainya. Saat ini ada satu bunglong yang sedang berkeliaran di pohon, selalu mencoba menghindar saat melihatku. Jadi perlu pelan-pelan mendekati dan memotret reptil satu ini.

Waktu iseng jalan-jalan di tempat ini sedang ada satu orang yang berlatih menembak. Kami hanya bertukar salam dengan senyum, tanpa sepatah kata. Entah mengapa rasanya agak canggung, meski sebenarnya cukup penasaran juga dengan aktivitasnya. Aku juga tidak mengambil fotonya karena kuatir dia keberatan. Potongannya rambutnya cepak seperti tentara, mungkin dia memang tentara/polisi yang sedang berlatih. Atau sekedar orang yang hobi menembak dan menemukan tempat yang cukup sepi untuk berlatih.

13 May 2017

Renovasi Rumah - Ganti Atap


Rumah ini adalah rumah contoh saat kompleks ini sedang mulai dipasarkan, jadi bisa dibilang rumah yang aku tempati saat ini adalah bangunan paling tua di sini. Sudah hampir 20 tahun, wajar kalau kayu-kayunya sudah banyak yang keropos. Salah satunya kayu yang menopang atap, retak dan membuat atap jadi cekung. Mungkin juga kayu-kayu itu patah ketika ada kucing berantem di atas genteng. Yang jelas ketika hujan sangat deras, air merembes masuk dan menetes di kamar. Cemas juga kalau mendadak gentengnya rubuh, jadi kami putuskan untuk mengganti rangka atap dengan baja ringan sekalian.


Hari ke-1, menyiapkan rangka untuk atap dari baja ringan. Pekerjaan sengaja dilakukan pagi hari karena biasanya sore hari turun hujan deras. Ada lima "kaki-kaki" yang disiapkan untuk mengganti satu kaki dari kayu yang ada saat ini.


Hari ke-2, membongkar genteng yang lama. Genteng-genteng lama ini ukurannya besar dan berat, katanya saat ini sudah jarang yang menjualnya, mungkin karena kurang praktis. Banyak yang sudah rusak, jadi sepertinya harus ganti genteng juga.


Hari ke-3, membokar reng dan rusuk dari kayu. Untuk antisipasi kalau turun hujan, sudah disiapkan terpal lebar yang menutupi atap, dipasang setiap hari sebelum atap selesai dipasang dengan sempurna.


Hari ke-4, rangka (kaki-kaki) sudah terpasang, termasuk beberapa reng. Hiasan yang ada di bagian depan sengaja dihilangkan untuk mempercepat proses, juga untuk mengurangi lekukan yang mempersulit pemasangan dan bisa gampang bocor.


Hari ke-5 libur karena tanggal merah.
Hari ke-6, genteng baru maupun lama sudah dipasang. Bagian depan menggunakan genteng baru yang lebih ringan dan praktis, tapi (katanya) kuat. Sementara bagian belakang masih menggunakan genteng yang lama.


Hari ke-7, penyempurnaan khususnya bagian puncak dan pinggir, dicor semen dan dilapis dengan aqua-proof. Atap yang baru jadi tampak lebih sederhana dibanding sebelumnya, gak apa-apa lah, yang penting gak bocor. Sejak hari ini terpal tidak dipasang lagi. Hari ini juga membereskan puing-puing bekas atap yang lama (baik beton maupun kayu), disingkirkan ke tanah kosong punya tetangga. Masih banyak sisa genteng yang lama, entah mau ditaruh di mana. Dibuang sayang, tapi disimpan juga gak ada tempat.

Yang menarik selama pekerjaan adalah hujan tidak turun selama seminggu ini. Meskipun sore hari cuaca mendung, tapi biasanya tidak turun hujan. Kalapun turun hujan hanya gerimis. Semesta mendukung :D

Hingga saat ini jadinya atap yang baru ini belum teruji oleh hujan deras. Aku berharap sih segera turun hujan deras agar kalau ada kebocoran bisa segera ditangani, mumpung proyek borongan masih berjalan karena masih ada perbaikan plafon rumah yang juga keropos.

Menengok Kembali Situ Rompong


Sudah lama tidak menengok Situ Rompong di Rempoa, Tangsel, meskipun jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. Salah satu alasan adalah aksesnya yang kurang praktis, dulu, meskipun lokasi danau ini ada di pinggir jalan. Tapi siang ini aku agak heran, karena ternyata sudah ada "akses" langsung dari pinggir jalan untuk menyaksikan danau ini dari jarak dekat. Dulu hanya bisa masuk dari gang kecil di antara perumahan warga (yang agak membuat kurang nyaman kalau bawa motor), atau dari gang kecil di samping pemancingan di tepi danau. Sekarang, bangunan di samping pemancingan itu sudah dibongkar, sehingga memberi akses yang cukup luas untuk melihat danau dari jarak dekat.


Saat melihat gundukan tanah di samping perumahan di tepi danau ini, sepertinya baru saja ada pengerukan danau. Browsing sebentar, ternyata benar dilakukan pengerukan sekitar bulan Februari 2017 oleh pihak Koramil Ciputat. Sebelah selatan danau yang dulu seperti rawa-rawa dengan banyak tumbuhan liar, sekarang juga sudah hilang, dan tepi danau langsung berbatasan dengan perumahan yang ada di tepi danau.


Danau ini memang tidak terlalu luas, tidak sampai 2 Ha, lebih kecil dibanding Situ Bungur yang masih lebih 3 Ha luasnya. Meskipun demikian, aku rasa perannya masih cukup penting untuk menampung air tanah (serapan air) dan sedikit mengendalikan banjir yang mungkin terjadi, sementara daerah sekitarnya semakin lama makin berubah menjadi pemukiman penduduk, termasuk rawa-rawa yang tak jauh dari danau ini.


Di tangan yang kreatif, baik dalam penataan ruang, lingkungan serta pendanaan, aku yakin tempat ini bisa diubah menjadi objek wisata yang ramah lingkungan dan menarik. Tantangannya adalah mencari orang tersebut di pemda, termasuk yang bisa mendapatkan pendanaan tanpa memberatkan APBD. Semoga saja ada :D

Istirahat Sejenak di Situ Bungur


Mumpung ada waktu, mampir bentar di Situ Bungur menjelang tengah hari, di cuaca yang lumayan panas terik. Angin sepoi-sepoi dan dukungan pepohonan di sekitar danau lumayan bisa menangkal panasnya udara siang itu.


Salah satu bunga di tepi danau yang masih tampak tumbuh dengan baik, bunga bugenvil. Ada banyak tanaman lain yang sempat ditanam di tepi danau ini, tapi seperti kurang ada yang merawat.


Sekilas tampak anak-anak remaja ini berkumpul dengan baik, main musik. Tapi sayangnya, ada rokok di hampir setiap tangan mereka. Entahlah apakah alat musik yang mereka pakai hanya untuk bersenang-senang atau untuk mengamen. Kalau untuk mengamen, ya ini jadi salah satu alasan untuk tidak memberi uang kepada mereka. Tidak berguna!


Salah satu "driver" ojek online sedang beristirahat sambil menunggu penumpang di tepi danau. Cukup sering aku melihat tukang-tukang ojek bercengkerma di sini meski tidak terlalu ramai.


Taman yang dibangun di sudut danau yang paling dekat dengan jalan Menjangan Raya, kondisinya sudah seperti ini. Masih ada tanaman, tapi tidak lagi tampak seperti taman. Bisa dimaklumi, sepertinya tidak ada bertanggung jawab secara khusus untuk merawatnya.

09 May 2017

Cahaya Bulan Purnama


Bulan purnama tampak bersinar terang di langit Jakarta yang cerah malam ini. Kebetulan ada sedikit waktu luang saat hendak beranjak pulang dari Kebayoran Lama, ya foto-foto dulu. Meski banyak objek menarik di dalam gedung stasiun yang tergolong baru ini, tapi kali ini aku memilih memotret pemandangan luar, langit lebih tepatnya.


Horeee .... senang sekali rasanya bisa memotret bulan seperti ini, pertama kalinya. Selama ini kamera yang aku tidak ada yang bisa menangkap foto bulan dengan cukup jelas begini, yang ada hanya cahaya kosong. Rupanya perlu lensa dengan zoom yang cukup besar. Ya setidaknya itu yang aku pelajari saat ini, foto ini baru bisa didapat setelah aku pakai zoom maksimal 60x. Di bawah itu, autofocus yang ada akan gagal menangkap titik fokus pada bulan, dan hasilnya hanya bulatan warna putih. Hasilnya akan lebih optimal lagi kalau AV dibuat negatif (alias makin gelap), sehingga cahaya yang masuk tidak terlalu banyak.

Mungkin ada teknis khusus untuk memotret bulan tanpa tergantung pada kemampuan lensa dan auto-focus, tapi sejauh ini aku masih mengandalkan keduanya. 


Sayangnya aku belum bisa memotret bulan dengan ada object di depannya, fokusnya akan terbagi dan hasilnya tidak sesuai harapan. Masih banyak waktu belajar :)


Foto sebelumnya aku potret sekitar jam 7 malam di Jakarta, sedangkan yang ini aku potret menjelang jam 12 malam di Tangsel. Dari titik yang menyerupai kutub, bisa dilihat adanya pergerakan bulan, karena titik "kutub" yang awalnya ada di sisi kanan, kemudian bergeser di sisi kiri. #barutahu

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...