I just try to capture an ordinary life --- moments, things, places, peoples, etc. --- with a simple skill
I believe that we can find many interesting things in life, even in a very simple thing.
Showing posts with label Me. Show all posts
Showing posts with label Me. Show all posts
05 June 2019
Tradisi Lebaran : Kebayoran Lama
Selfie duru bareng anak wedok di stasiun, dalam perjalanan menuju Kebayoran Lama, melanjutkan tradisi lebaran, berkunjung ke keluarga dekat di sana. Kali ini giliran Fe yang aku ajak, soalnya kalau El pasti gak betah.
Benar dugaanku, meskipun awalnya Fe sempat takut-takut, tapi tak lama dia sudah akrab dengan budhenya ini. Malah cukup betah, dan memang lumayan kondisi rumah sekarang sudah jauh lebih bagus dan nyaman. Meski cuma makan krupuk dan emping, tapi Fe enjoy saja.
08 February 2015
Reuni Teman SMP
Setelah beberapa kali direncanakan dan gagal karena kesibukan masing-masing, hari ini jadi juga kumpul bareng beberapa teman SMP yang sudah puluhan tahun tidak bertemu. Ngumpul di rumah Sigit di Cibubur, aku datang bersama Kuwat dan Eko juga menyusul.
Banyak hal yang kami obrolkan, sangat seru dan menyenangkan. Biasalah, kebanyakan cerita mengenang kejadian-kejadian waktu sekolah, dan selain lucu, banyak juga hal-hal yang mengejutkan baru kami ketahui. Reuni sederhana yang sangat berkesan. Terima kasih kawan!
01 November 2014
Anjungan Sumatera Barat - TMII
Setelah mutar-mutar bingung nyari tempat mana yang perlu disinggahi, pilihan jatuh ke anjungan Sumatera Barat, tempatnya budaya Minangkabau. Agak acak sih milihnya, sedikit tertarik dengan rumah gadangnya yang khas. Setahuku, tak satupun dari kami yang mengerti budaya Minangkabau, selain terbiasa makan di warung padang :)
Karena tujuannya bukan untuk study tour, jadi ke sini ya cuma buat foto-foto aja. Memang bentuk rumah ini, dengan dinding yang warna-warni, sangat cocok buat foto-foto model gini.
Sekali-kali mejeng dulu ....
Oh ya, untuk masuk rumah gadang ini, ada tulisan yang meminta pengunjung melepas alas kaki, dan membawanya. Tapi kebanyakan pengunjung, termasuk kami, hanya mengikuti anjuran pertama : melepas alas kaki. Kemudian meninggalkan alas kaki itu begitu saja di tangga.
14 August 2014
National Stadium of Singapore
National Stadium ini baru saja rampung dan diresmikan bulan Juni 2014 lalu. Seingatku pembangunannya, atau mungkin renovasi, memakan waktu lebih dari dua tahun. Bentuknya seperti kubah raksasa dan terlihat sangat modern. Aku yakin pasti gedung ini memanfaatkan teknologi terbaru, dan kalau dilihat dari website resminya mampu menampung 55 ribu orang. Selain itu, katanya, stadion ini bisa dipakai untuk berbagai jenis olahraga seperti sepakbola, kriket, rugby dan atletik.
Tidak cuma stadionnya yang baru, tapi jembatan penyeberangannya juga dipebarui dengan desain yang lebih modern, disesuaikan dengan desain stadion. Cuma waktu aku tengok sepertinya jembatan itu belum siap digunakan, jadi aku memakai jembatan penyeberangan yang lama.
Mejeng narsis dulu di atas jembatan, sekalian leyeh-leyeh setelah jalan-jalan lebih dari satu jam :)
27 July 2014
Family Lunch - Han Gang Restaurant
Untuk pertama kali makan bareng di restoran makanan korea, di Han Gang Pasific Place, bersama keluarga. Seperti biasa, bertiga : aku, istri dan Andre. Pas hari terakhir puasa. Sebenarnya sudah lama ingin makan bersama di restoran, sekalian mau ngerayain ultah pernikahan ke-4, tapi selalu saja gak bisa nemukan waktu yang tepat. Sebenarnya aku pengen ngajak makan di restoran masakan Jepang yang "all u can eat", tapi kok dah tutup, jadi belok aja ke sini, dah kelaparan.
Deretan makanan pembuka yang disajikan, beragam sayuran, sayur, keripik kentang, salad dan yang pasti ada di menu makanan Korea : kimchi. Kalau aku perhatikan, makanan korea ini gak jauh-jauh dari rasa kimchi, dan sayangnya aku kurang cocok dengan rasa kimchi yang terlalu asam ini... dasar lidah Jogja yang terbiasa manis.
Untuk menu utama kami pesan menu daging bakar, yang kata pelayannya adalah campuran daging sapi, ayam dan ikan. Tapi kami sendiri agak sulit membedakan mana yang bukan daging sapi, hampir semua mirip. Rasanya enak dan manis, cocok untuk mengimbangi rasa kimchi yang ada di soup, bisa dinikmati. Sayangnya beberapa potongan daging masih punya lemak yang membuat rasanya agak eneg. Selain itu kami juga memesan soup berisi telur ikan (entah ikan apa) dan gorengan yang di dalamnya berisi kerang. Soal nama makanan, gak ada yang ingat, susah dilafalkan hehehe... Secara keseluruhan sih puas, makanan bisa dinikmati dan tidak terlalu merasa rugi dengan harganya.
Selesai makan kami masih disodori makanan penutup berupa semangka segar. Semangga ini terasa sangat manis, bahkan rasanya lebih manis dibanding jus semangka yang aku minum. Lumayan untuk menghilangkan rasa lemak yang menempel di mulut.
Andre yang biasanya sanggup makan banyak daging kalau makan di Hanamasa, kali ini cukup kewalahan dan tidak sanggup menghabiskan daging yang disajikan. Aku rasa karena faktor "minyak" di daging panggang itu. Untunglah ini bukan restoran "all u can eat", jadi makanan yang tersisa masih bisa dibungkus untuk dimakan di rumah :)
Selain pertama kali makan bareng di restoran korea, ini juga untuk pertama kali kami makan bersama tanpa memperdulikan harga hehehe.. Bukan karena kantong lagi tebel setelah dapat THR, yang cuma numpang lewat, tapi karena aku dapat nge-claim tagihan makan ini ke kantor. Bukan korupsi, tapi memang ada program bonus bagi kantor bagi karyawan yang sudah bekerja selama 3 tahun. Kantor ingin memberi kesempatan bagi karyawan untuk mengajak keluarga makan di restoran, dengan biaya maksimal 2 juta. Bonus ini gak bisa diminta mentahnya, jadi harus dipakai untuk nraktir keluarga. Lumayan lah, sekali-kali makan mahal rame-rame :)
Persis di depan Han Gang juga ada restoran Korea, dan salah satu tempat makannya berbentuk kapal. Sayang kami keburu memilih Han Gang, padahal sepertinya restoran yang di seberang itu tampak lebih menarik. Nunggu dapat bonus lagi .... :)
14 March 2014
Jakarta Before Sunset
Mentari tampak hampir tenggelam di sisi barat Jakarta. Seperti inilah pemandangan kota Jakarta menjelang senja, setidaknya sebagian Jakarta Barat, dilihat dari lantai 4 Mall Central Park.
Beberapa hari lalu waktu hendak menuju Blitz Megaplex, di salah satu lantai aku melihat sudut pandang yang cukup menarik di sisi sebelah barat mall. Makanya hari ini aku sengaja datang ke mall ini selepas jam kerja, sekedar untuk mendapatkan suasana matahari tenggelam dari tempat ini. Sayangnya foto yang aku dapat kurang maksimal karena terbentur kaca yang agak kotor. Saat memotret aku harus menempelkan lensa ke kaca untuk meminimalisir efek pantulan kaca yang kotor.
Dari sudut pandang itu aku juga baru sadar adanya jembatan penghubung antara mall dengan Tribecca yang kayaknya ada di Ground Level. Penasaran, aku langsung menuju tempat itu, siapa tahu bisa mendapat sudut pemotretan yang menarik, sambil menunggu waktunya matahari tenggelam.
Dari jembatan penghubung itu aku bisa melihat salah satu lobby apartment di sisi utara, tapi pandangan ke arah barat terhalang oleh gedung-gedung. Jadi bukan sudut pandang yang menarik karena terlalu rendah.
Akhirnya aku kembali lagi ke posisi semula. Mumpung lagi sepi, sebelumnya banyak yang berlalu-lalang menuju dan dari Blitz, berselfi/narsis dulu. Bukan aku sendiri yang mengambil foto dari tempat ini, karena aku amati, diantara beberapa pengunjung juga ada yang berhenti sejenak dan memotret pemandangan di luar. Kalau aku memang sengaja datang ke sini cuma buat motret :D
Hari mulai gelap, dan lampu-lampu mulai dinyalakan. Sore ini Jakarta sangat cerah, hanya ada awan tipis, jadinya senja kali ini kurang dramatis, meskipun tetap menyenangkan untuk dinikmati.
Oh ya, sebenarnya bagiku, yang membuat pemandangan ini terkesan adalah bentuk kubah di bagian depan dan bangunan gereja di belakangnya. Itu adalah gereja HKBP Tomang Barat. Sepertinya lain kali perlu mencoba peruntungan ketika langit lebih dramatis, dan mungkin ada areal yang lebih terbuka untuk menikmati pemandangan salah satu sudut kota Jakarta.
PS: untuk sedikit menghilangkan bercak-bercak dan buram yang ada di foto karena terhalang oleh kaca kotor, terpaksa aku mencoba beberapa aplikasi android. Setelah mencoba beberapa, aku lihat aplikasi pengolah foto dari Path yang cukup mengesankan, jadi semua foto di sini sudah aku olah (filter) melalui Path :)
23 February 2014
Raker Tjroeng (2)
Keesokan harinya, setelah makan pagi tentu saja, rapat kerja dilanjutkan, masih bertempat di Vila Istana Bunga, Bandung. Agenda hari kedua ini lebih kepada pematangan hasil pembicaraan kemarin dan pembacaan notulen, jadi lebih santai.
Dan tentu saja di sela-sela acara tidak ketinggalan acara keroncongan bareng, meskipun kali ini kondisi perut sudah kenyang. Meskipun tidak diikuti oleh pemain keroncong profesional, tapi bukan berarti permainan keroncong yang dilakukan tidak dapat dinikmati :).
Kali ini mas Adi membawa sebuah buku, tulisan tangan, berisi kumpulan lagu keroncong lengkap dengan notasinya. Wah, baru tahu ternyata banyak lagu-lagu keroncong yang belum aku kenal. Rencananya website tjroeng nantinya juga akan diisi dengan kumpulan lagu-lagu keroncong, selain juga daftar praktisi keroncong dan berbagai kegiatannya.
Di akhir acara, tentu saja bagian yang tidak terlewatkan adalah berfoto bersama. Bangunan di latar belakang itu adalah vila yang kami sewa untuk acara raker, katanya sih sekitar 1 juta per malam. Cukup nyaman dan kamarnya banyak.
... no comment ...
12 January 2014
Selfie and Rain Drop
Aktivitas standard waktu menunggu makanan disajikan, memotret. Kali ini motret narsis dulu dengan memanfaatkan cermin.
Hujan deras mengiringi saat makan, meninggalkan titik-titik air di jendela restoran.
27 November 2013
Biking on Bedok Jetty
Ini adalah taman bugenvil, sebagai bagian East Coast Park, dilihat dari atas menara di tengah taman ini. Sesuai namanya, taman ini berisi banyak bunga bugenvil, yang sayangnya saat ini terlihat kurang terawat dan kurang banyak bunga yang mekar. Di menara yang berada di tengahnya, terdapat beberapa artikel tentang sejarah bugenvil termasuk cara merawat bunga ini.
Pagi ini aku berkesempatan untuk bersepeda di sepanjang pantai timur ini. Dengan bersepeda, aku bisa menjangkau lebih jauh lagi daripada sebelumnya yang cuma jalan kaki, hingga sampai ke Bedok Jetty. Bedok Jetty adalah semacam dermaga yang dikhususkan bagi mereka yang ingin memancing di pantai. Jadi masyarakat dilarang memancing kecuali di tempat ini.
Dermaga ini panjangnya kurang lebih 250km (menurut wikipedia), dan saat pagi yang cerah seperti ini, pemandangan pantai terlihat menakjubkan. Warna biru berpadu dengan hijaunya pepohonan terlihat istimewa.
Dari atas dermaga bisa terlihat ikan-ikan kecil, pertanda air laut yang bisa dibilang jernih. Mungkin karena di hari kerja dan sudah agak siang, tidak banyak orang yang memancing di tempat ini. Hanya ada beberapa orang, mungkin kurang dari sepuluh orang.
Ini pemandangan dari ujung dermaga. Aku sendiri sejak kecil tidak menyukai kegiatan memancing, jadi kalaupun menikmati tempat ini, hanya untuk menikmati pemandangan, laut yang tenang dan udara yang segar :)
... waktunya bergaya sebentar, narsis mode : on ...
Entah ini adalah kolam buatan atau apa, tapi sepertinya dipakai untuk olahraga air. Penasaran juga apa yang bisa dinikmati di tempat ini. Hanya saja, waktu aku datang yang ada hanyalah air yang sangat tenang,membuat pantulan yang nyaris sempurna. Oh ya, di sudut "kolam" ini ada sebuah restoran, kalau gak salah 360 Bar Restaurant.
Ini bagian yang aku sukai, pantai dengan pohon-pohon kelapa,tampak sempurna :)
Perjalananku kali ini berakhir di rumah makan McDonald, tempat aku menikmati sarapan sebelum pulang. Aku pesan paket sarapan murah meriah yang sudah cukup mengenyangkan bagiku. Seperti halnya tempat makan lain di kota ini, di sini kita bisa menemukan burung-burung bermain dengan santainya, dan kali ini yang kutemui di sini adalah burung gereja.
Target berikutnya adalah bersepeda sampai Marina Bay, moga saja masih ada kesempatan :)
Oh ya, besoknya aku membaca berita, kalau malam sebelum aku ke sini ada mayat bayi ditemukan di dekat Bedok Jetty, waduh. Sepertinya sang ibu stress dan bunuh diri sambil membawa bayinya, hanya saja sang ibu gagal meninggal dan malah kena tuduhan pembunuhan.
24 November 2013
Palawan Beach, Touchdown!
Aku tidak menyangka kalau bakal menemukan pemandangan seperti ini, sebuah pantai yang tenang dengan hamparan pasir dan bersih serta pohon-pohon kelapa. Ini adalah salah satu sisi Palawan Beach, di Sentosa Island. Dari Beach Station, aku menuju pantai dan bergerak ke arah kiri hingga sampai ke tempat ini. Tidak jauh, kurang dari 30 menit kurasa.
Entah ini pantai alami atau pantai buatan, tapi bagiku ini pantai yang paling menarik yang kulihat dalam 10 tahun terakhir, tentu saja karena memang aku jarang menjelajah pantai-pantai di Indonesia. Aku yakin pantai-pantai di Nusantara lebih indah dari ini, tapi aku belum punya kesempatan mengunjunginya.
Dari kejauhan itu (gak terlalu jauh juga sih) tampak pulau Palawan, yang dihubungkan dengan sebuah jembatan buatan. Aku datang pas cuaca cerah agak mendung. Mudah-mudahan aku berkesempatan menikmati matahari terbenam di sini.
Tampak menara penjaga pantai dengan beberapa petugas bersiaga. Di sini pengunjung boleh berenang tapi tidak boleh terlalu jauh ke tengah. Oh ya, masuk ke kawasan ini gratis, tidak ada biaya tambahan selain tiket masuk ke pulau Sentosa. Sayang aku tidak bawa baju ganti sama sekali, sudah lama aku tidak berenang di pantai.
Sekelompok orang ini sepertinya sedang bikin video pre-wedding, atau mungkin video klip atau iklan. Yang jelas aku sempat ditegur waktu melewati tempat karena mengganggu pemandangan hehehe...
Narsis sendiri dengan laptop, bergaya layaknya lagi kerja di pantai hehehe ...
Pas di sini bajuku sudah basah kuyup dan bau keringat, aku telat menyadari bahwa seharusnya aku bawa baju ganti karena aku bakal seharian di luar rumah. Nah mumpung di tempat ini bisa buka baju seenaknya, aku sempat melepas baju sebentar untuk sedikit mengeringkan badan. Meskipun tidak terlalu mendung, tapi angin tidak terlalu banyak sehingga "gerah".
Nah pas mau pulang aku baru tahu kalau ada kendaraan internal (shuttle bus) yang bisa digunakan secara gratis, dari dan menuju Beach Station. Wuih ... lumayan, tidak perlu capek jalan kaki untuk pulang, sedikit bisa melemaskan kaki yang sudah pegal-pegal berjalan (hampir) seharian.
--
Sekedar catatan, terakhir kali aku mandi di pantai seingatku adalah di Parangtritis, itupun waktu aku masih SMA, selanjutnya aku belum pernah berkunjung lagi, jadi tidak tahu seperti apa kondisi terakhir. Setelah bekerja, seingatku pantai yang pernah aku kunjungi adalah Pantai Tuban, Pantai Kuta, Pantai Sanur, Pantai Ancol, dan Pantai Popoh (Tulungagung). Sanur dan Kuta harusnya bagus, tapi waktu itu terkesan kotor dan kurang bisa dinikmati maksimal.
26 October 2013
Another Small Surgery
Untuk kedua kali aku menjalani bedah ringan, di luar sunat tentu saja. Ada benjolan kecil di dekat sikut tangan kananku, dan kalau dipegang sedikit sakit. Aku curiga benjolan itulah yang menyebabkan aku demam+pusing berulang-ulang dalam sebulan terakhir ini.
Jadi malam ini aku ke dokter khusus bedah, dan langsung minta dibiopsi malam itu juga. Rupanya untuk proses bedah aku harus menunggu jam praktek selesai, jadi praktis baru mulai dieksekusi setelah jam 9 malam.
Proses bedah kecil ini berlangsung sekitar 30 menit, agak lebih lama dari perkiraan karena banyak bersinggungan dengan syaraf (pantesan benjolan ini kalau dipegang terasa sakit), jadi dokter harus hati-hati sekali. Gumpalan benjolan berhasil dikeluarkan, cukup kecil mgkn cuma sebesar kacang polong (1 x 1.5 cm), untuk dibawa ke lab. Aku pulang dari rumah sakit sekitar jam 11 malam.
Update :
Setelah seminggu, aku ke rumah sakit lagi untuk kontrol dan mengambil hasil analisa benjolan itu. Hasilnya cukup melegakan.
Mikroskopis : "Sediaan berasal dari brachii kanan terdiri atas jaringan KGB dan sedikit jaringan lemak. Tampak hiperplasia folikel limfoid disertai mass nekrotik dan sebukan padat sel radang mendadak menahun. Tidak tampak tanda ganas".
Kesimpulan : "Limfadenitis akut - kronik non spesifik disertai pembentukan abses."
Kurang jelas maksudnya bagiku, tapi dokter hanya menjelaskan bahwa tidak ada yang berbahaya, cuma ada kuman yang masuk entah darimana sehingga terjadi infeksi. Tampaknya infeksi ini yang menyebabkan aku demam berulang-ulang hampir selama sebulan terakhir. Lagipula sehari setelah operasi, badanku langsung terasa sehat, tidak demam dan tidak lagi pusing.
13 October 2013
Thirsty at Universal Studio Singapore
Lupa bawa minuman waktu berkunjung di Universal Studio Singapore? Tenang saja, ada cara untuk menghemat karena di sini tersedia banyak tempat air siap minum, yang gratis. Seperti yang biasa ditemui di bandara Changi.
Tentu saja, kalau masih gak yakin dengan kebersihan air keran atau ingin minuman yang berasa, banyak cafe atau gerai penjual minuman di sini. Ya tentu saja harganya relatif lebih mahal dibanding kalau membeli di tempat lain. Contohnya kita bisa beli minuman dalam botol berbentuk Poo, si Kungfu Panda ini.
Satu botol harganya 15 dolar singapur (walah .....), dan Andre beli 2 botol. Padahal tadinya aku cuma minta dia tanya harganya :) Tapi ya mendingan sih, botolnya bisa jadi souvenir, kualitasnya juga bagus dan pasti menarik buat anak kecil. Oh ya, isinya es teh lemon dan cukup banyak untuk menghilangkan dahaga di tengah cuaca siang yang panas.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Bintaro View From Gramedia Building
Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...

-
Patung khas suku Asmat (kalau gak salah) terlihat berdiri kokoh dari gerbang keberangkatan terminal 2D bandara Soekarno Hatta Cengkaren...
-
Pagi ini perlu menjadi saksi dalam sidang perceraian kakakku di daerah Cibinong, dan biar hemat aku putuskan naik kereta api. Sebenarnya ...
-
Sejak tinggal di Cikarang hampir 10 tahun lalu, aku sudah sering mendengar tentang kawasan Sentul, tapi baru kali ini sempat mampir. Rup...