Showing posts with label Celebrity. Show all posts
Showing posts with label Celebrity. Show all posts

12 October 2022

Kembali ke Jakarta - Bye Bali

Hari terakhir, pagi hari kami cuma sarapan bareng, selanjutnya aktivitas bebas masing-masing. Ada yang pulang lebih awal, ada juga yang masih menunggu sore, dan bahkan masih menginap di Bali melanjutkan liburan karena ada saudara di sini. Aku sendiri check-in lebih awal karena memang sengaja memilih pulang tengah hari, biar sampai Jakarta gak terlalu malam.

Sebelum  pulang sempat diskusi dengan Chin terkait kerjaan, terutama tentang revisi dari beberapa proyek, mumpung kami ketemu jadi ngobrolnya lebih lancar ketimbang online. Tapi gak bisa lama, soalnya perlu segera check out.

Dari hotel aku naik GoCar sampai bandara bareng Wendi dan dua teman Vietnam, lumayan tarifnya dari Seminyak ke Bandara cuma 90 ribu. Kami drop kedua teman asing itu ke area keberangkatan Internasional, barulah aku dan Wendi turun di area domestik. Sebenarnya pesawat mereka masih berangkat jam 5 sore, tapi mereka memutuskan untuk berangkat lebih awal dan menunggu di bandara.

... matur suksma Bali, atas keramahtamahan selama beberapa hari ini... masih terlalu singkat dan sangat sedikit waktu buat menikmati pulau dewata ini, semoga lain waktu masih ada kesempatan buat berkunjung ...

Aku dan Wendi berpisah di Bandara karena memang berbeda maskapai dan tujuan.

Aku sempat melihat-lihat smoking area yang ada di bagian atas bandara, cukup bagus dan nyaman, apalagi kalau pas sore. Sayangnya saat itu panas terik dan gerah, jadi gak nyaman buat berlama-lama di sini, apalagi dipenuhi dengan asap rokok di setiap sudut.

Sambil menunggu waktu boarding, aku makan siang dulu di Bandara, agak bingung memilih-milih, akhirnya milih menu khas Bali saja, bebek betutu.

Sempat lihat Ivan Gunawan (dan beberapa "artis" lain yang aku gak kenal) di restoran yang sama, tapi mereka sudah selesai makan. Aku baru ingat ada acara semacam pemilihan putri apa gitu di Seminyak juga, jadi mungkin mereka baru selesai dari acara tersebut.

Ada sedikit rasa sesal dan kecewa juga karena tidak sempat mampir ke landmark yang baru itu - patung Garuda Wisnu Kencana, padahal harusnya lokasi gak jauh. Sempat mikir-mikir buat pinjam motor atau sepeda dan pergi ke sana sendiri, tapi akhirnya batal juga. Semoga lain kali sempat.

Perjalanan pulang ke Jakarta kembali naik maskapai Citilink.

... selamat tinggal Denpasar, selamat tinggal Bali, sampai jumpa lagi ...

Sampai di Bandara Sukarno Hatta CGK sudah sekitar jam 5 sore, aku langsung menuju Stasiun Bandara. Lumayan sepi, mungkin karena bukan waktu liburan dan bukan akhir pekan. Herannya, pas aku beli tiket ke St. Duri, tarinya "hanya" 35 ribu. Kok beda jauh, separuhnya dengan pas berangkat. Ah sudahlah, nikmati saja.

Setelah selesai beli tiket baru aku kepikiran, kenapa gak turun di Batu Ceper saja, pindah naik KRL terus naik taksi dari Cengkareng (lewat tol lebih cepat). Meski ongkos lebih mahal, tapi masih lebih irit dibanding kalau naik taksi langsung dari bandara, dan lebih nyaman. Tapi aku cek, katanya harus turun di stasiun sesuai tiket, ya sudah, bablas saja ke Duri. Masalahnya kereta bandara tidak sesering kereta commuter line, jadi aku sempat menunggu hampir satu jam.


 Dari St. Duri, transit naik KRL ke Tanah Abang, baru lanjut ke Bintaro. Meski jam kerja, karena sudah lebih dari jam 7, penumpang tidak terlalu padat. Apalagi masih tetap dalam kondisi PPKM meski sudah lebih longgar. 

Meski sampai rumah malam juga, tapi lumayan lah bisa jauh lebih irit, apalagi kalau barang bawaan tidak banyak, jadi santai saja naik angkutan umum.

---

Overall, pengalaman 4 hari yang menyenangkan di Bali bersama teman-teman kantor yang selama ini tidak pernah bertatap muka secara langsung, juga pengalaman liburan setelah tiga tahun "terpenjara" di rumah karena pandemi Covid-19.

07 July 2019

Congrats Theo, Akhirnya Menyusul Juga


Lama tidak ada kabar dari teman satu ini, mendadak dapat pesan singkat dan memberi kabar kalau mau menikah. Theo, salah satu teman yang cukup akrab jaman kuliah dulu, salah satu teman tempat aku meminjam komputer untuk mengerjakan tugas dan mungkin juga salah satu teman paling sering aku kunjungi kos-kosannya. Akhirnya ... katanya menutup pemberitahuan soal undangan pernikahan hehehe. Pemberkatan dan resepsi pernikahan dilakukan di Hotel Ayana Jakarta, sepertinya dengan undangan agak terbatas. Pantas saja dia lebih memilih menghubungi teman satu-per-satu ketimbang me-broadcast undangan di media sosial.


Awalnya aku sempat heran dengan desain undangan yang minimalis dengan memajang gambar menara Eiffel. Ternyata acara resepsi memang bertema Perancis, khususnya Paris. Ini tampak dari beberapa dekorasi yang merupakan bangunan-bangunan terkenal di sana. Untung saja acara tidak dilakukan dengan bahasa Perancis hehehe. Sempat juga ditayangkan video prewedding mereka di Paris, dengan beberapa adegan Theo menari dengan pasangannya. Sumpah, pengen ngakak ngelihatnya, Theo masih seperti dulu, serius dan kaku hehehe.

Meski tampak lebih tua, tapi tidak banyak yang berubah dari wajahnya. Seingatku, setelah kami lulus kuliah, lebih tepatnya dia duluan, kami belum pernah bertemu lagi, apalagi kami berdua termasuk jarang ikut reunian. Aku tidak menjumpai teman kuliah di sini, jadi praktis di sini aku hadir kilang-kilong karena memang datang sendiri, dan hanya Theo satu-satunya kenalanku di ruangan ini. Padahal aku berharap bisa bertemu beberapa teman kuliah, terutama Jan Piter, yang dulu terkenal teman akrab Theo, sekaligus teman yang paling sering berdebat - perdebatan dua orang pintar yang gak mau kalah. Ah, mungkin lain kali.


Pembawa acara sempat menyampaikan adanya tamu istimewa, ... dan ternyata yang hadir adalah Rossa. Rupanya Theo adalah penggemar Rossa, menurut pengakuan yang ada di IG-nya teh Ocha ini. Well, meski bukan penggemar, tapi aku juga menyukai beberapa lagu yang dibawakan Rosa, jadi di sini lumayan bisa menikmati lah.

Anyway, selamat menempuh hidup baru buat Theo, sukses selalu dan semoga bahagia. GBU.

05 January 2016

Deddy "Pak Sukri" Sutomo


Waktu sedang membeli kupat tahu khas Gunungkidul yang ada di samping pasar Bintaro Sektor 2, di depanku ada sosok yang tampak familiar buatku. Bukan keluarga, teman atau kenalan, tapi aktor yang pernah aku kenal di masa kecilku. Tapi selain lupa namanya, aku juga ragu apakah ini aktor yang aku kenal dulu. Maklum, belakangan aku tidak lagi mengikuti kiprah beliau di layar lebar.

Aku cuma ingat kalau beliau adalah salah satu tokoh drama keluarga (ogah banget nyebut sinetron) jaman dulu, Rumah Masa Depan, dan berperan sebagai Pak Sukri. Drama keluarga ini selalu menghiasi waktu istirahat di hari Minggu, memberi kenangan yang damai dan tentram pada masa itu. Setelah browsing sebentar, akhirnya aku dapatkan namanya, Deddy Sutomo.


Dengan santai dia ngobrol dengan penjual kupat tahu. Sangat tidak tampak kalau beliau adalah aktor kawakan dan pernah jadi anggota DPR. Sedikit mencuri dengar, gaya bicaranya ceplas-ceplos, mengkritik orang-orang yang hanya pamer di media sosial.

Aku baru tahu kalau beliau masih aktif di dunia perfilman, bahkan terakhir sempat memenangkan penghargaan Piala Citra sebagai Aktor Terbaik FFI dalam perannya di film Mencari Hilal (2015).

Aku ingat dalam suatu acara talkshow, lupa namanya, yang menampilkan aktor-aktor drama jadul, beliau pernah bercerita tentang kuatnya citra Pak Sukri bagi masyarakat Indonesia saat itu. Bahkan sosok pak Sukri yang digambarkan sangat bijaksana itu sampai ada yang menganggap sebagai tokoh nyata. Ada salah satu orangtua dari luar Jawa, kisahnya, yang pernah berpesan kepada anaknya kalau nanti ke Jawa dan mendapat kesulitan, carilah Pak Sukri untuk minta bantuan. Segitunya :)

19 July 2014

Tulus at Bintaro Exchange


Selesai nonton Transformers, di atrium utama tampak banyak orang berkerumun dan terdengar juga teriakan-teriakan pengunjung, kebanyakan suara perempuan. Rupanya ada artis yang sedang manggung di situ. Aku tanya istriku yang sempat melongok ke bawah, dia bilang gak kenal wajah penyanyinya. Aku juga sekilas gak terlalu kenal penyanyinya. Tapi saat dia menyanyi, sepertinya suaranya aku cukup akrab meskipun aku gak tahu lagu apa yang dinyanyikannya. Tulus.


"Emang Tulus siapa?" tanya istriku. Wah, rupanya dia lebih gagap artis lokal dibanding aku hehehe .... Tapi harus aku akui, suaranya terdengar bagus, moga aja bukan lip sync :). Tapi pendukungnya benar-benar heboh. Karena cuma bisa dapat sudut dari belakang, itupun dari jauh, gak bisa dapat potret wajahnya. Apalagi kami sudah buru-buru pulang.

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...