31 May 2012

Kleo Collage: May 2012 Edition


Nah, ini kumpulan gaya-gaya Kleo di bulan April. Bulan ini tidak terlalu banyak ulah.

Kejadian yang menarik adalah Kleo naik ke atas sepeda, dan berusaha berdiri lebih tinggi lagi untuk menjangkau langit-langit. Rupanya dia penasaran dengan cicak yang ada di langit-langit itu. Suatu malam, dalam usahanya untuk memanjat lebih tinggi, dia sampai menjatuhkan sepeda yang jadi pijakannya. Bahkan dia sanggup memanjat tembok yang tingginya hampir 2 meter dan nangkring hampir sejam.

Motor Andre sudah tiba, dan itu langsung menjadi tongkrongan buat Kleo.

BMKG Building


Setelah beberapa kali melihat dari jauh, baru sadar kalau bangunan mirip tabung itu adalah gedung Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Bangunan di samping yang mirip keong itu masih dalam tahap pengembangan.

30 May 2012

Cat Breastfeeding Her Kitten


Kome, kucing betina yang sudah diusir pemiliknya karena hamil melulu, sedang menyusui anaknya. Karena kasihan, kami mengadopsi anaknya dan memberi nama Ucrit. Berhubung bayi kucing ini masih menyusui, Kome pun kami ijinkan tinggal di rumah, meskipun kadang kami minta dia tidur diluar rumah.

28 May 2012

Dinner With Friends


Malam ini diajak makan malam bersama oleh Pak Iwan. Karena bingung milih tempat, akhirnya milih di Cheers, Singaraja, Lippo Cikarang. Aku sendiri sudah terlanjur makan mi ayam di halte bus eksekutif, makanya cuma menikmati cemilan saja.


... sekedar kumpul-kumpul tanpa membicarakan hal yang serius. Sudah cukup lama gak ngumpul kayak gini dengan Pak Iwan, karena memang kami jarang ketemu.


Dian datang menyusul belakangan. Waktu datang, dia langsung "diinterogasi" sama Pak Iwan soal hubungan antar sesama karyawan hehehe....

Fail Lunch With Friends


Bersama teman-teman lama (dan baru), dipandu (baca:disopiri) oleh Dessy, kami berencana untuk makan siang di Warung Jamu yang ada di Kawasan EJIP Lippo Cikarang. Aku dah senang aja, membayangkan segarnya jamu tradisional di siang hari yang panas ini.


Ternyata lokasi restoran ini juga nyaman, untuk ukuran Cikarang yang panas. Berada di tempat yang penuh dengan pepohonan membuat tempat ini terasa teduh, apalagi jauh dari jalan raya sehingga lebih tenang.

Sayangnya, kami datang di waktu yang salah. Ternyata mereka tutup di hari Senin. Padahal para gadis narsis sudah siap-siap berfoto ria di tempat ini yang memiliki interior menarik. Ah mungkin lain kali.

25 May 2012

City Forest of Srengseng


Beberapa waktu lalu penasaran dengan papan petunjuk yang memberi informasi tentang Hutan Kota Srengseng. Di Jakarta ini, pepohonan saja jarang, apalagi hutan. Makanya siang ini iseng nyari lokasi hutan kota itu.

Hmm... ternyata memang ada, meskipun tidak terlalu luas. Sayangnya aku masih ragu untuk masuk lebih dalam, jadi belum tahu pasti isinya seperti apa. Tapi dari info di foursquare, tempat ini ramai dikunjungi untuk liburan keluarga di akhir pekan.

24 May 2012

Odong-Odong: Wahana Bermain Portable dan Lagu Anak-Anak

Entah apa sebenarnya nama "wahana permainan" yang dibawa bapak ini, tapi aku menyebutnya Odong-Odong. Ini adalah salah satu contoh ekonomi kerakyatan, dari rakyat untuk rakyat :)

Model bisnis ini sepertinya mencoba memanfaatkan makin terbatasnya lahan permainan anak-anak di kota besar, khususnya bagi anak-anak kampung yang memiliki dana terbatas. Sebenarnya model permainan seperti ini juga banyak tersedia di mal, tapi dengan sifatnya yang "portable", Odong-odong ini bisa memperluas target pasar, apalagi tidak semua anak bisa dengan leluasa datang ke mal setiap hari.

Yang juga patut diacungi jempol dari Odong-odong ini adalah mereka sering memutar lagu-lagu anak-anak, yang benar-benar lagu anak-anak. Di televisi sendiri sudah sangat jarang acara anak-anak yang menyiarkan lagu-lagu anak-anak.

18 May 2012

Group of Beggar???


Beberapa orang berdiri di depan gerbang rumah orang kaya. Entah apa yang mereka lakukan. Dugaanku, - oh Tuhan mohon ampun karena berburuk sangka -, mereka adalah kelompok peminta sedekah. Aku sering melihat sekelompok orang seperti itu cukup banyak di sekitar jalan Berdikari.

Kalau memang benar mereka peminta-minta, sangat memprihatinkan. Bukan prihatin karena kemiskinan mereka, tapi karena sepertinya beberapa belum terlalu tua dan tampak masih sehat. Padahal aku sering melihat orang yang sudah cukup berumur masih berusaha untuk bekerja tanpa meminta-minta. Kegagalan pemerintah? Ah, jangan sedikit-sedikit nyalahin pemerintah. Hidup adalah pilihan.

16 May 2012

Applying New Passport


Sudah dua tahun passportku jatuh tempo dan aku tidak sempat memperpanjang. Ada dua alasan, pertama karena belum merasa dibutuhkan, yang kedua karena tidak sempat pulang kampung. Ternyata sudah lama pengurusan passport bisa dilakukan secara online, yang berarti tidak harus ke kantor Imigrasi sesuai KTP.

Akhirnya aku putuskan untuk memperpanjang passport di kantor imigrasi Jakarta Selatan, yang ada di Mampang. Eh, ternyata perlu membawa kartu keluarga asli, yang masih ada di kampung. Jadinya aku menunggu kiriman kartu keluarga terlebih dahulu.


Karena tidak terburu-buru, aku putuskan untuk mengurus sendiri perpanjangan passport itu. Hari pertama cuma menyerahkan formulir. Selain formulir, berkas yang perlu dilampirkan fotokopi adalah KTP, Kartu Keluarga, Ijasah, dan Surat Keterangan Kerja dari kantor. Semua berkas asli juga harus dibawa untuk pengecekan.

Tahap ini sebenarnya cepat, karena hanya diperiksa. Aku datang jam 9.30 dapat antrian nomor 111 hiks ... menunggu kurang lebih satu jam. Sebenarnya proses penyerahan formulir ini tidak lama, tidak sampai 5 menit. Hanya saja sering kali ada yang disuruh fotokopi ulang KTP dan passport lama, ini yang memakan waktu bisa lebih dari 10 menit. Ternyata semua fotokopi harus dalam kertas A4 utuh, untuk KTP tidak perlu dipotong.


Dua hari kemudian datang lagi untuk pembayaran, foto dan wawancara. Berdasar pengalaman sebelumnya, aku datang lebih awal. Tiba di kantor imigrasi jam 8.45, dapat antrial 110 .... walah-walah, kok gak jauh beda. Untuk antri di loket pembayaran saja memakan waktu lebih dari 1 jam, karena loketnya cuma satu (beda dengan loket pendaftaran yang ada 5). Untuk pembuatan passport baru dan penggantian passport lama, biayanya 255 ribu rupiah. Belum termasuk pembelian formulir di koperasi 5ribu rupiah.

Setelah antri di loket pembayaran, penderitaan belum berakhir. Harus antri lagi untuk proses foto dan wawancara, dengan nomor antrian yang sama. Dari jam 10 aku antri, hingga waktu istirahat siang gak juga dapat giliran. Entah ada gangguan jaringan lah, mendahulukan anak-anak dan lansia, atau ada oknum yang langsung dapat hak istimewa tanpa antri (fuih ... calo masih ada juga). Alhasil, aku harus menunggu lagi loket buka setelah itirahat makan siang.


Proses foto juga berlangsung cepat, hanya foto dan cap sidik jari (semua jari), sekitar 5 menit. Tapi untuk dapat giliran, tetap harus menunggu sekitar 10 menit. Selanjutnya menunggu lagi untuk giliran wawancara. Aku heran, mengapa harus ada wawancara, toh yang ditanya cuma pertanyaan standard "Mau pergi kemana?". Lah, emang bikin passport harus ada rencana keluar negeri? Kok mau tahu aja hehehe... Lagipula dijawab sembarangan juga gak ada crosscheck. Tapi ya sudahlah, mungkin itu prosedurnya.

Praktis setengah hari lebih aku habiskan di kantor imigrasi untuk antri. :(
Oh ya, sebenarnya sudah cukup banyak layanan yang disedikan kantor imigrasi untuk mempercepat proses. Ada layanan dropbox untuk perpanjangan passport, dimana kita gak perlu antri daftar, cukup memasukkan dokument perlengkapan di kotak dropbox yang sudah disediakan. Selain itu juga ada layanan pengisian via internet, yang katanya kalau sudah mengisi lewat internet, foto dan wawancara bisa dilakukan di hari yang sama.

Satu lagi layangan yang sangat bagus menurutku, layanan pengiriman passport secara gratis dan bergaransi. Cukup mengisi formulir (beli 5 ribu rupiah kalau gak salah), passport nantinya akan diantar ke rumah. Sayangnya layanan ini hanya berlaku bagi warga dengan KTP Jakarta.

15 May 2012

Works at JCO Plangi


Siang ini, sehabis makan siang hingga sore, aku habiskan waktu bekerja di Plasa Semanggi, tepatnya di dekat JCO bagian luar. Meskipun ada wifi gratis, aku memilih pakai modem Wimax yang sinyalnya cukup bagus di tempat ini, meskipun karena sedikit mendung tetap saja aku tidak bisa download film :(


Dan aku tidak sendirian. Ada mbak Nur, Kuca dan Dessy yang menemani, meskipun sebenarnya Kuca dan Mbak Nur lebih banyak ber-window shoping.

12 May 2012

Bicycle for Disabled People


Dalam perjalanan ke Slipi, aku lihat seorang bapak mengendarai sepeda angin sekalipun kedua kakiknya cacat. Untuk mengatasi kekurangan fisiknya, sepeda yang digunakan menggunakan tiga roda, jadi lebih stabil. Selain itu, pedal tidak menggunakan kaki melainkan menggunakan tangan kanan, diletakkan di samping tempat duduk. Jadi sepeda ini dijalankan bukan dengan "memancal" tapi dengan "mengengkol".

Meskipun rancangan sepeda ini mungkin sudah umum, tapi aku jarang melihat, dan harus aku akui kreativitasnya. Apalagi dengan berbagai hiasan di sepeda itu. Aku salut dengan bapak pengendara sepeda ini, yang meskipun menderita cacat fisik tapi tetap kreatif dan tidak mau mengandalkan belas kasihan orang lain. Berbeda sekali dengan orang yang sehat tapi hanya mau menjadi peminta-minta.

Steril Yuk - A Cat Lover Group


Sebuah kelompok pecinta kucing membuat group "Steril.Yuk" di facebook, sebagai wujud kepedulian mereka terhadap kucing-kucing liar. Salah satu kegiatan yang mereka lakukan adalah memberikan bakti sosial berupa sterilisasi kucing, jantan dan betina, dengan harga murah. Sasarannya justru adalah kucing-kucing kampung, termasuk kucing-kucing liar.

Sebagai perbandingan, di klinik hewan, biaya sterilisasi kucing jantan bisa mencapai 500 ribu, sedang kucing betina bisa hingga 700 ribu. Group ini cuma mematok harga 100 ribu untuk sterilisasi kucing jantan, dan 150 ribu untuk kucing betina.


Seorang petugas medis sedang menggunting bulu perut kucing betina yang akan di steril. Kelihatanya kelompok ini menggandeng tenaga-tenaga medis yang bersedia bekerja secara sukarela tanpa bayaran mahal, murni untuk bakti sosial. Waktu aku datang, baru ada satu orang tenaga medis. Aku sengaja bawa dua ekor kucing jantan punya tetangga.

Sementara gadis berkamera yang berdiri di sampingnya sengaja datang untuk mengabadikan momen-momen kegiatan ini.


Ini adalah alat khusus yang sengaja disediakan bagi kucing untuk mengasah kuku-kuku mereka. Kebetulan acara ini diadakan di daerah Meruya, di mana rumah yang dipakai sengaja digunakan untuk menampung kucing-kucing liar. Di dalam rumah ini ada belasan kucing kampung, sebagian diantaranya menderita cacat fisik, dan ada juga 2 ekor anjing yang cukup akrab bergaul dengan para kucing di sana.


Ibu yang duduk adalah salah satu anggota aktif dari kelompok Steril Yuk ini. Dia tinggal di Pondok Gede, dan kadang acara bakti sosial ini diadakan juga di daerah sana. Dia bercerita betapa seringnya dia bertengkar dengan orang-orang yang bersikap semena-mena terhadap kucing liar, bahkan pernah hampir berkelahi dengan petugas keamanan hanya gara-gara kucing liar.

Sementara ibu yang berkerudung di sampingnya adalah pecinta kucing juga yang "hobi" mengoleksi kucing liar yang dibuang tetangga-tetangganya. Di rumahnya sendiri ada belasan kucing liar, dan dia selalu berusaha untuk mensteril kucing-kucingnya agar tidak berkembang biak terlalu banyak.

Para pecinta kucing ini, termasuk istriku, merasa prihatin dengan kucing-kucing liar yang tidak terurus. Jelas tidak mungkin menampung semua kucing liar itu, tapi mereka juga tidak rela jika kucing itu dibuang dan ditelantarkan begitu saja, apalagi kucing-kucing kecil. Aku sendiri sering melihat beberapa bayi kucing mati di jalanan karena tidak ada induk yang merawatnya. Dengan disterilisasi, diharapkan kucing-kucing liar tidak berkembang biak terlalu banyak, yang ujung-ujungnya tidak terurus juga bahkan cenderung disia-siakan oleh masyarakat. Bahkan pemerintah pun, jika melakukan razia terhadap kucing liar, biasanya tidak merawat kucing-kucing itu dengan baik.

Selain itu, dengan disteril, kucing-kucing bisa lebih sehat dan tidak terlalu liar. Tentu saja jika ada yang merawat, minimal memberi makan secara teratur.

Info lebih lengkap, lihat di http://www.facebook.com/steril.yuk

10 May 2012

Batik Editions


Ditetapkannya batik sebagai warisan dunia oleh Unesco membuat minat akan batik mulai berkembang luas. Hal ini dimanfaatkan juga oleh produsen barang-barang sebagai bagian desain produk mereka. Salah satunya adalah modem 4G-Wimax yang dijual oleh Sitra, dengan motif Keris berlatarbelakang Batik, sepertinya ingin menampilkan budaya tradisional Indonesia.


Nah, ternyata waralaba 711 (Seven-Eleven) juga gak mau ketinggalan. Salah satu cup minuman panas juga bermotif batik, dengan tagline "Preserve Our Heritage". Cukup membanggakan, terlepas dari adanya udang dibalik batu (strategi marketing).

Ngomong-ngomong soal Sitra Wimax, salah satu pelopor layanan 4G di Indonesia. Dengan harga yang tidak terlalu mahal (200ribu unlimited dengan quota 5GB per bulan) dan (janji) kecepatan yang diatas layanan mobile pada umumnya, aku tertarik untuk mencoba. Apalagi pas promosi gratis modem. Sayang di sayang, ternyata rumahku tidak terjangkau jaringan itu hiks hiks ... padahal dah niat download banyak-banyak. Herannya, waktu kubawa ke seven-eleven terdekat (100 m jaraknya), aku masih bisa dapat sinyal meskipun tidak penuh, dan mendapat kecepatan download hingga 300KBps. Mantap ... tapi ya tekor juga kalau mesti ke 711 tiap hari :(

09 May 2012

Kids Fight


Waktu aku kerja di rumah, biasanya pintu dan jendela aku buka agar udara segar mengalir serta cahaya masuk juga menerangi rumah. Aku lebih suka bekerja di bawah cahaya matahari dibanding cahaya lampu. Resikonya, anak-anak tetangga sering datang dan main, terutama Raka.

Aku sendiri tergolong santai dengan anak-anak itu, kadang menanggapi kalau mereka ngajak ngobrol atau bermain. Handphoneku sering dipinjam anak-anak itu untuk mainan. Masalahnya, hape cuma satu, sementara anak-anak ada tiga, jadinya sering rebutan dan berantem seperti yang terjadi siang ini.

Raka (foto atas-tengah) sudah memegang hapeku lebih dulu. Tapi Arya (foto atas-kiri) sering menyerobot dan ingin bermain terlebih dahulu. Sebenarnya Raka sudah sering mengalah, tapi hari ini dia sedang jengkel dan akhirnya ngambek :). Luna (foto atas-kanan), sebagai yang paling dewasa, merasa kebingungan sebagai penengah. Dia mencoba menghibur Raka agar gak ngambek, sambil membujuk Arya agar gantian memakai hape.

Aku sendiri cuek, kubiarin aja. Yang penting mereka gak berkelahi atau nangis :D

Senja di Situ Parigi - Pondok Aren

Kembali nongkrong di Situ Parigi, pas menjelang matahari terbenam, siapa tahu dapat golden hour yang menakjubkan. Air danau tampak berkurang...