Showing posts with label Reptile. Show all posts
Showing posts with label Reptile. Show all posts

20 March 2022

Aneka Satwa di Situ Bungur

El sedang mengamati burung hantu yang dipamerkan di sudut Situ Bungur setiap akhir pekan, dekat pintu masuk yang ada di jalan Menjangan 3.

Selain burung hantu, ada juga biawak dan ular sanca berbagai ukuran. Semuanya jinak dan pengunjung diijinkan untuk memegang binatang-binatang itu, tentu dengan pengawasan para pawangnya.

Berbeda dengan kakaknya, Fe masih ragu-ragu dan takut untuk memegang hewan-hewan itu. 


Tidak cuma memegang biawak, El juga berani (dan senang) bermain dengan ular yang ada di sana. Mungkin juga karena beberapa waktu lalu ada kegiatan wisata bersama teman-teman TK dan salah satunya adalah bermain dengan ular sanca, jadi El makin berani. 


Aku sih senang-senang saja kalau anak-anak berani bermain dengan hewan-hewan liar, tentu saja yang sudah jinak, agar mereka tidak gampang takut. Tapi tetap was-was juga, dan harus mendampingi dengan bijak agar paham apakah binatang itu berbahaya. Jangan sampai semua ular dianggap jinak, padahal banyak yang berbahaya, jadi tantangan tersendiri juga untuk mengajar ke mereka kapan boleh bermain dengan satwa liar dan kapan tidak boleh.

14 May 2017

Hutan Kota Menteng Bintaro Sektor 7


Di samping kawasan Menteng Residence Bintaro Sektor 7, ada kawasan yang penuh dengan pepohonan rindang seperti hutan. Jelas bukan hutan alami karena pohonnya tertata rapi meskipun tidak terlalu terawat tampak rerumputan dan tanaman liar juga di sana. Meskipun pohon-pohonnya rindang, tapi jauh dari kesan gelap dan menyeramkan, karena selain tidak lebat juga dekat dengan kawasan pemukiman dan jalan raya.

Sekilas lihat di wikimapia, tempat ini rencananya bakal jadi Bintaro Exchange Tahap 2 (Perkantoran). Sayang juga kalau kawasan hijau rindang ini harus berubah menjadi hutan beton.


Di bawah pepohonan, di antara rerumputan yang menjulang tinggi, ada bunga-bunga liar yang tumbuh tidak teratur, namun tetap saja indah. Kebanyakan sih bunga-bunga itu ukurannya kecil sebagai layaknya bunga liar yang tumbuh terabaikan di alam bebas.


Selain sering menjadi tempat nongkrong ojek dan anak-anak remaja, tempat ini juga menjadi jalan pintas yang menghubungkan kawasan elit Bintaro dengan jalan Rusa Raya, meski hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor, sepeda dan tentu saja jalan kaki. Jalan pintas itu sifatnya tidak resmi, jadi kondisinya ya buruk, seringkali sangat becek saat musim hujan. Tapi tetap saja jadi alternatif karena sangat bisa mempersingkat waktu, apalagi di jam-jam yang penuh kemacetan.


Saat berada di kawasan ini, akan ada sambutan kicauan burung-burung bebas meskipun tidak bergemuruh, kebanyakan sih burung-burung gereja yang bergerombol mencari makan, baik di atas pepohonan maupun di rerumputan. Meskipun suaranya tidak semerdu kicauan burung perkutut, tapi tetap saja indah, membuat suasana seperti tidak sedang ada di perkotaan. Sayangnya aku susah menemukan posisi yang tepat untuk memotret burung-burung itu.


Banyaknya bunga tentu saja menarik banyak kupu-kupu (dan serangga lain). Sayangnya hampir semua kupu-kupu yang aku temui, dengan beragam warna dan motifnya, cenderung aktif terbang, jarang ada yang diam cukup lama untuk bisa dipotret.


Meskipun perlu mewaspadai kemungkinan adanya ular di tempat ini, tapi selama ini aku belum pernah menjumpainya. Saat ini ada satu bunglong yang sedang berkeliaran di pohon, selalu mencoba menghindar saat melihatku. Jadi perlu pelan-pelan mendekati dan memotret reptil satu ini.

Waktu iseng jalan-jalan di tempat ini sedang ada satu orang yang berlatih menembak. Kami hanya bertukar salam dengan senyum, tanpa sepatah kata. Entah mengapa rasanya agak canggung, meski sebenarnya cukup penasaran juga dengan aktivitasnya. Aku juga tidak mengambil fotonya karena kuatir dia keberatan. Potongannya rambutnya cepak seperti tentara, mungkin dia memang tentara/polisi yang sedang berlatih. Atau sekedar orang yang hobi menembak dan menemukan tempat yang cukup sepi untuk berlatih.

19 August 2016

Ular Ijo


Pas lagi gendong bocah di depan rumah, ada penampakan ular warna hijau merayap di tembok tetangga depan rumah. Meskipun diameternya kecil, mungkin seukuran jempol tangan orang dewasa (halah), tapi panjangnya kurang lebih 1 meter.


Serba salah, pengen bunuh kok gak tega, tapi mau mengusir juga takut. Tetangga sebelah sudah siap-siap galah untuk menangkap ular ini, tapi akhirnya kami putuskan untuk membiarkan saja. Semoga tidak membahayakan warga.

17 February 2016

Twilight on the Lake


Lalu lintas jalan raya tampak sudah sepi meskipun sebenarnya masih jam sibuk waktunya orang-orang pulang kerja. Matahari masih tampak menyala terang di ufuk barat meskipun sebentar lagi sudah akan menghilang.


Mumpung ada kesempatan aku ingin menikmati matahari terbenam di langit yang cerah sore ini. Akhir-akhir ini aku jarang sekali sempat menikmati suasana senja. Masalahnya, aku belum menemukan spot-spot yang menarik di sekitar rumah untuk bisa menikmati suasana senja itu, selain di Situ Bungur.


Jadi setelah berputar sebentar mencoba mencari alternatif lokasi, pencarianku tetap berujung pada danau kecil itu. Ada sih danau-danau lain, tapi perlu waktu untuk menjangkaunya, dan bisa-bisa ketika sampai sana langit sudah sepenuhnya gelap, gak seru lagi :)


Meskipun bukan pertama kali aku menikmati senja di sini, tapi tetap tidak membosankan. Apalagi ketika pas golden-hour dimana langit berawan tipis penuh warna khas senja tampak dramatis memantul di air danau yang tenang.



Saat hendak beranjak pulang, aku lihat ada kupu-kupu hinggap di rerumputan tepi danau. Di sisi timur danau tidak banyak bunga yang tumbuh, lebih banyak rerumputan liar dan pepohonan. Tapi tetap saja mengundang kupu-kupu untuk bermain menikmati senja yang tenang ini.


Eh, kok ada bunglon kecil juga. Ternyata kamera ponselku masih bisa menangkap gambar reptil kecil yang bersembunyi di batang rumput liar ini meskipun tidak terlalu tajam hasilnya.

06 June 2013

Lizards in Ayer Island


Di pulau Ayer yang kecil itu aku menjumpai beberapa ekor biawak, selain burung-burung tentu saja meskipun tidak banyak.


Ukurannya pun beragam, setidaknya ada 3 yang kujumpai dengan ukuran yang beragam. Pertama kali yang paling kecil, panjang cuma sekitar 25 cm. Selanjutnya yang sedang kurang lebih 1m.


Nah ini yang paling besar, sayangnya aku gak sempat mendekati karena dia keburu kabur dan masuk ke perairan. Panjangnya mungkin hampir 1.5 meter. Semua biawak yang kutemui termasuk pemalu. Tiap aku berusaha memotret dari depan, mereka langsung balik arah dan pergi menghindar.

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...