29 August 2021

Makan-Makan Sederhana Untuk Agustusan


Sepulang dari pasar belanja ikan, tak sengaja melihat ada beberapa orang ngumpul di mushola, padahal sepertinya tidak ada pengumuman acara khusus. Setelah membereskan belanjaan, iseng aku datang ke mushola. Rupanya ada acara makan-makan, dengan menu utama lele goreng.


Entah dalam rangka apa atau inisiatif siapa, sepertinya sih inisiatif pak Heri. Pas aku datang sayur asem sudah siap, nasi siap, dan nunggu kiriman lele yang lagi digoreng di rumah warga.


Setelah lele goreng tiba, langsung acara makan dimulai. Harus buru-buru karena sebentar lagi tengah hari. Kirain ini bakal buat makan siang setelah sholat dzuhur, eh justru targetnya sudah kelar sebelum sholat. Rupanya rencana awal makannya itu jam 9 pagi, tapi molor ... biasa.


Ini adalah foto ketiga pemenang lomba pingpong 17an kemarin. Juara 1 yang baju merah, juara 2 baju hijau, juara 3 yang paling tengah.


 Kalau dipikir-pikir, menu masakannya sebenarnya sederhana, menu rakyat biasa yang tiap hari bisa ditemukan di warung pinggir jalan. Tapi karena kebersamaan, menu sederhanapun bisa dinikmati bersama, lahap sampai habis. 

Pandemi membuat kegiatan seperti ini jarang dilakukan, ada warga yang sangat menghindari, tapi ada juga warga yang "bandel", demi silaturahmi.

25 August 2021

Rooftop as a Playground


Di rumah saja, untuk sementara menikmati sunset dari atap rumah saja. Iseng bawa mainan dan foto-foto.




Fe sudah mulai berani dan tidak lagi takut berada di atap tanpa harus dipegang. Kalau kakaknya sih jangan ditanya lagi.


Melihat foto-foto mainan ada di atap, El juga ingin ikut-ikutan. Jadi dia bawa mainan dan memainkannya di atas atap. Yang penting hepi saja lah.


Salah satu hasil panen kacang panjang yang cukup panjang. Sayang hasilnya sedikit, jadi tanggung juga buat dimasak. Tapi kalau sekedar untuk jadi pelengkap sayur asem sih cukup lah.


 Foto bertiga dulu ... cekrek.

24 August 2021

Home Visit - Motorik Kasar


Tema kunjungan guru ke rumah siswa kali ini sepertinya untuk mengamati perkembangan motorik kasar dari anak-anak. Guru lengkap bawa alat peraga, diletakkan di lantai dan El diminta melangkah dan melompat sesuai petunjuk. Bukan hal yang sulit bagi El yang aktif secara fisik.


Tentu saja, adiknya Fe gak mau ketinggalan, meski sedikit kesulitan, tapi tetap berusaha. Untungnya bu Guru sabar ikut membimbing meski bukan muridnya hehehe.


Selanjutnya diminta untuk bermain lempar bola, mengenai susunan gelas kertas dan menghitung jumlahnya. Sempat ada angka yang hilang, El menyadari dan melaporkan ke Bu Wanti. Bu Wanti sudah coba cari ke tas dan map yang dia bawa, tidak ditemukan juga. Asumsi, mungkin tertinggal di rumah murid yang dikunjungi sebelumnya. Tapi ternyata, tak lama setelah Bu Wanti beranjak pergi dari rumah, Fe menemukan angka itu terselip di kolom meja. Walah ...


 Terima kasih bu guru yang sudah berkunjung. El senang kalau ada kunjungan begini, karena pelajaran jadi tidak membosankan, dibanding harus duduk melototin layar hape.

17 August 2021

Lomba Pingpong 17an


Karena pandemi, bulan Agustus ini tidak ada agenda untuk melakukan perayaan HUT Kemerdekaan RI dengan berbagai lomba seperti kebiasaan tiap tahun. Tapi penghuni komplek tidak mau tinggal diam, meski pengurus tidak membuat agenda. Beberapa orang mengusulkan adanya lomba pingpong di mushola pas di tanggal 17. Jauh-jauh hari sebelumnya sudah dibuka pendaftaran, siapa aja yang mau ikutan, dicampur antara orang dewasa dan anak-anak. 


Pak Reza sebagai "aktivis" olahraga ditunjuk sebagai penanggung jawab, termasuk mengatur jadwal dan menyusun "drawing" pertandingan. Aku ikutan daftar buat rame-rame saja, gak pernah latihan, jarang main pingpong juga.


Karena sifatnya spontan dan bukan acara resmi, yang hadir juga tidak banyak, tapi masih lumayan ramai. Setidaknya bisa jadi pengobat rindu silaturahmi antar warga yang selama ini terhalang oleh pandemi. Tetap saja, protokol kesehatan dicoba diterapkan meski tidak terlalu ketat.


Aku sendiri gak bisa mengikuti acara ini secara penuh, karena meski hari ini hari libur nasional, tapi secara teknis aku gak libur kerja. Jadi aku masih harus standby dan mengerjakan pekerjaan di rumah, sesekali menengok ke tempat acara ini yang gak jauh dari rumah. Lagipula Bunda juga masih belum setuju anak-anak terlalu sering bermain  keluar rumah dalam kondisi ini.

Makanya aku cuma sebentar aja mengajak El di sini.







Meski hanya pertandingan tinggak kompleks, tapi semua yang ikut bermain dengan serius. Dari rumah aku bisa mendengar betapa serunya pertandingan, sering sorakan penonton riuh bergema. Jangan lupa, hati yang gembira bisa turut menaikkan daya tahan tubuh.


Ada satu insiden lucu, saat pak Heri (kaos biru) bermain. Bolanya terlempar mengenai pak Reza yang sedang duduk di pinggir lapangan sambil makan lontong. Masalahnya,saat hendak memberikan bola,pak Reza salah melempar, yang dilempar adalah lontong alih-alih bola pingpong. Pak Heri juga kaget waktu nerima lontong itu, langsung dilempar karena kaget. Kacau ...




Ini adalah Juara 1 (pak Heri) dan Juara 2 (pak Nyoto), yang bertanding pas menjelang maghrib. Aku sih gak sempat menonton pertandingan final.


Aku sempat main di babak awal, satu pertandingan saja melawan pak Budhi dan langsung kalah 2 game hehehe. Ya setidaknya poinnya gak jelek-jelek amatlah.
 

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...