28 February 2011

Citywalk Cikarang


Akhirnya kesampaian juga mampir ke Citywalk Lippo Cikarang yang belum lama diresmikan. Sekalian ngajak teman-teman kantor buat makan-makan, mumpung yang dikantor cuma sedikit :) #hemat
Kebetulan hari ini Arik juga berulang tahun.


Awalnya mau makan di McD aja, eh ternyata belum buka, baru buka tanggal 2 nanti. Pilihan jatuh ke Chicken Village, yang meskipun namanya berbau ayam, pilihan menunya tidak hanya ayam, tapi ada juga menu seafood. Overall, tidak mengecewakan baik dalam hal rasa, suasana maupun kuantitas. Tapi gak bisa sering-sering makan di sini, apalagi rame-rame, bisa bangkrut!


Bersenandung dalam hati :
    ".... semoga kita selalu, menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan ..."

20 February 2011

Visiting Ragunan Again


Kembali mengunjungi kebon binatang terbesar di Jakarta ini, hanya saja kali ini bersama Andre, lumayan buat refreshing setelah sehari-hari menatap hutan beton Jakarta.


Setelah pintu masuk utara, langsung disambut oleh burung-burung pelican. Namun kali ini aku menemukan sesuatu yang berbeda, ada burung pelican berwarna hitam (yang lainnya berwarna putih). Sementara yang lain tampak bergerombol, pelican hitam  ini terkesan menyendiri .. dikucilkan kah? Hehehe...


Melintasi kandang buaya, tampak ada anak kucing yang tersesat di kandang buaya itu (... mungkinkah sengaja disesatkan???). Dia mengeong-ngeong terus dan nampak kebingungan. Mungkin karena lapar, dia nekat mengejar serangga yang melintas dan hampir membuatnya terjatuh ke kolam. Fuihh ... untung gak jatuh terpeleset, bisa-bisa jadi santapan buaya.


Seekor anak harimau dibawa jalan-jalan keluar kandang oleh petugas, sengaja untuk menarik perhatian pengunjung, siapa tahu ada yang mau berfoto bareng dengannya. Ternyata kelakuan anak harimau itu sama persis dengan kelakuan anak kucing saat bermain, - berguling-guling, mencakar-cakar dan sesekali menggigit kaki. Pantesan saja sang pawang memakai sepatu boot, kalau gak, bisa hancur kakinya jadi mainan anak macan :)


Sambil nunggu Andre yang lagi ke toilet, aku melongok ke kandang orangutan yang lagi  duduk-duduk santai menatap penggunjung. Tiba-tiba salah satu orangutan kencing. Tapi yang aneh lagi, temannya yang ada di belakang langsung mendekat ... gak tahu ngapain. Ada-ada saja.

14 February 2011

Cold Lava


Bangunan rumah dan pasar di pinggir jalan raya Jogja-Magelang yang rusak parah akibat banjir lahar dingin dari gunung Merapi.


Cukup heran juga bagaimana batu sebesar itu bisa terseret sampai pinggir jalan ini, padahal tempat ini bisa dibilang cukup jauh dari puncak Merapi. Kayaknya batu-batu besar itu mendingan tidak disingkirkan, biarkan menjadi prasasti, bukti ketidakberdayaan manusia melawan alam.

13 February 2011

Umbul Sidomukti - Semarang

Dulu aku sempat nonton acara si Bolang yang menampilkan sebuah objek wisata menarik di daerah Ungaran, padahal selama ini tiap ke Semarang pasti rasanya membosankan karena tidak ada tempat yang cukup nyaman untuk dikunjungi. Makanya aku mengusulkan untuk mengisi waktu berkunjung ke tempat itu, kebetulan Mas Andi tahu (arah) tempat itu meskipun belum pernah berkunjung juta. Namanya objek wisata Umbul Sidomukti. Lokasinya "deket" dengan pasar Jimbaran, Bandungan.


Lega juga setelah sampai di lokasi yang cukup sejuk udaranya, setelah melewati jalan menanjak, sempit dan tidak mulus, pokoknya nyaris mirip off-road.


Dari pintu masuk masih harus jalan kaki lumayan jauh juga, 300-500 meter, tapi tidak terlalu masalah karena udara yang sejuk segar bebas polusi (kecuali polusi aroma kuda), gak seperti di Jakarta.


Selain kolam renang dengan air yang selalu segar dari mata air (umbul), wahana andalan tempat ini adalah flying fox dan marine bridge, yang cukup pas bagi yang senang berpetualang di alam dan tidak takut ketinggian.



Ada dua kolam renang di sini, satu untuk dewasa, satu lagi untuk anak-anak karena tidak terlalu dalam. Kabarnya, kolam ini adalah kolam renang tertinggi di Indonesia. Awalnya Samuel ingin berenang, bahkan sudah siap melepas pakaian, tapi begitu menyentuh air yang dingin, nyalinya cuit dan batal berenang. Ester sudah langsung nyempulng, sementara Alan masih terlihat kurang bersemangat.



Banyak spot yang menarik untuk menjadi latar belakang foto narsis, salah satunya parit buatan ini. Banyak yang menyempatkan diri untuk berfoto bersama di tempat ini, nampak sangat alami.


 ... dan tentu saja pinggir kolam renang juga banyak dipakai untuk berfoto ria.


Di kejauhan (sisi bukit yang berbeda) terlihat bangunan yang mirip sekolahan. Agak aneh juga letak sekolahan itu, karena di sekelilingnya nyaris tidak terlihat adanya perumahan penduduk.


Anak satu ini memang sangat aktif. Setelah batal berenang, dia coba setiap permainan yang ada.


Di samping kolam renang ada deretan gubuk yang bisa digunakan untuk beristirahat dan berteduh jika diperlukan, dan pastinya buat pacaran juga nyaman.



Akhirnya kesampaian juga niat Ester untuk bermain flying fox, meskipun yang dimainkan adalah versi mini. Awalnya dia ngotot mau bermain flying fox yang tinggi, tapi dilarang oleh ibunya.

  

Waktu pulang, Ester dan Samuel naik kuda hingga di lapangan parkir. Keberadaan objek wisata ini setidaknya bisa membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar khususnya para pemilik kuda ini.
Alan lebih memilih membeli es krim daripada naik kuda.


Tempat ini sangat menarik untuk dikunjungi, apalagi menurutku tempat rekreasi di Semarang agak terbatas. Sayangnya kondisi jalan menuju tempat ini masih jauh dari nyaman, selain sempit dan jelek, juga sangat menanjak. Pokoknya bikin mules dan deg-degan.

Semarang-Solo Highway


Pagi-pagi aku ngajak ketiga keponakan jalan-jalan sambil melihat jalan tol Semarang-Solo yang sedang dibangun. Kebetulan tempat Ester di Gedawang ini dekat sekali dengan jalan tol. Banyak juga orang yang nongkrong dan juga berolahraga di jalan tol yang masih belum digunakan tersebut, apalagi di hari libur.


.. katanya jalan tol saat ini sudah dikerjakan hingga Ungaran (atau mungkin lebih), tapi sayangnya di daerah Gedawang itu ada bagian jalan yang longsor...


Sementara Alan dan Samuel nampak sumringah dan menikmati jalan-jalan ini, Ester lebih asyik berkutat dengan game di handphone.



... istirahat dulu ...

12 February 2011

OTW to Semarang

Hari ini aku dan keluarga kakakku berangkat ke Semarang dalam rangka mengantar ibu ke Semarang, melintasi jalur pantura. Berangkat dari Jakarta sekitar jam 7 pagi.


Ini adalah jalur tol Bakrie dari Cirebon sampai Brebes. Jalur ini cukup mempercepat perjalanan karena menghindarkan dari kemacetan saat melintasi kota Cirebon. Meskipun kanan-kiri jalan adalah areal persawahan, tapi jalan ini tetap terasa gersang dan panas.


Samuel tertidur setelah di sepanjang perjalanan sebelumnya ribut terus dan bolak-balik pindah dari bangku depan hingga bangku belakang.


Ibu duduk di bangku paling belakang, sendirian agar lebih lega dan bisa istirahat, soalnya kondisi fisiknya masih belum kuat.


Di daerah Batang sempat terjadi kemacetan cukup parah gara-gara sebuah truk (entah apa muatannya) tidak sanggup mendaki tanjakan. Kemacetan cukup panjang, hingga petugas terpaksa mengijinkan arus dari barat menggunakan jalur sebelah kanan (jalur berlawanan). Saat kami melewati titik kemacetan, tampak truk sudah mulai bisa menepi.

06 February 2011

Two Kittens

Dalam dua hari ini aku dikunjungi dua bayi kucing yang sepertinya kesasar dan tidak tahu induknya kemana.


Kucing orange ini sejak malam terus mengeong dengan suara nyaring di belakang kontrakan. Akhirnya pagi harinya aku bawa dan kuberi makan, cukup lahap. Sampai-sampai si Minah, kucing hitam yang tiap hari mampir di kontrakan, iri dan sempat mengganggu bayi kucing ini, tapi dicuekin saja.


Nah, kalau kucing ini kutemukan di samping kontrakan, juga mengeong-ngeong. Heran, induk kucing pada nelantarin anaknya apa ya. Siang hari dia dah kuberi makan, terus pergi lagi. Sore harinya datang lagi.


Eh, ternyata kucing ini betah. Setelah kenyang dia masuk ke kamar, sempat ngumpet di kolong meja. Kemudian keluar dan ndekem di samping kasur (di atas alas duduk), sengaja menolak untuk beranjak.
Akhirnya pelan-pelan kuseret alas yang dia pakai duduk, hingga akhirnya keluar kamar. Mungkin merasa gak nyaman, diapun pergi.

02 February 2011

Lontar


Sambil nunggu bis ke Jakarta, aku mampir beli buah lontar (Borassus flabellifer) di pinggir jalan. Rasanya mirip kelapa dalam ukuran mini, dan airnya menyegarkan, apalagi kalau dapat yang masih muda. Harganya seribu rupiah per buah. Sebenarnya waktu aku datang penjualnya sudah mau pulang, akhirnya dia bela-belain ngupasin buah lontar yang ada, dan aku dapat bonus 1 biji. Penjual ini mendapat pasokan buah dari Tuban, Jawa Timur ... jauh amat.

Senja di Situ Parigi - Pondok Aren

Kembali nongkrong di Situ Parigi, pas menjelang matahari terbenam, siapa tahu dapat golden hour yang menakjubkan. Air danau tampak berkurang...