24 October 2021

Lomba Pingpong Sumpah Pemuda

Kesuksesan penyelenggaraan lomba pingpong waktu bulan Agustus lagi membuat bapak-bapak ingin kembali mengadakan lomba serupa. Kali ini waktu yang dipilih adalah bertepatan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda. 

Bedanya, lomba kali ini tidak cukup diadakan 1 hari saja, tapi dilakukan secara bertahap dalam 2 hari, itupun tidak berurutan. Jadi dilakukan pas hari libur (hari Minggu). Aku sengaja gak ikut ambil bagian dalam lomba kali ini, selain gak pede, juga takut gak sempat hadir seperti pada lomba sebelumnya.

Karena waktunya lebih longgar, kali ini dipisahkan antara lomba untuk bapak-bapak (dan pemuda) dengan anak-anak, kalau sebelumna sempat dicampur. Selain itu, aturannya juga tidak murni pakai sistem gugur, tapi pakai sistem yang memungkinkan peserta yang kalah satu kali masih bisa diberi kesempatan bertanding lagi, dengan pemain yang kalah juga, dst sampai final. Entah apa nama sistem ini, lupa. 

Selain itu, perhitungan poin juga memakai sistem terbaru (menang 3 set, per set 11 poin), alih-alih cara lama (menang 2 set, per set 21 poin). Cara ini diharapkan pertandingan lebih cepat selesai.

Aku tidak bisa full mengikuti pertandingan, jadi bolak-balik saja dari rumah ke mushola, toh dekat saja. Juga tidak bisa nonton pas pertandingan final.


 Setidaknya dengan acara ini bisa memberi hiburan bagi warga, di tengah masa PPKM yang membuat warga mati gaya di rumah saja. Meski longgar, tetap sebisa mungkin menerapkan protokol kesehatan.

17 October 2021

Indonesia Juara Thomas Cup 2020 (New Date)

Sejak akhir tahun lalu, aku mulai rajin memantau pertandingan badminton, terutama yang melibatkan atlet Indonesia. Minggu ini, perhatian tertuju penuh pada ajang Piala Thomas dan Uber di Denmark. Melihat hasil yang dicapai dalam Olimpiade dan Piala Sudirman sebelumnya, aku cukup pesimis dengan penampilan tim Thomas. 

Babak grup bisa dilalui oleh Tim Thomas Indonesia dengan susah payah, meski semua pertandingan bisa menang, tapi hampir saja kalah lawan tim Thailand dan Taiwan. Syukurlah masih bisa juara grup. Nah, yang agak mengherankan, di babak selanjutnya malah terasa lebih lancar.


 Di QF, lawan Malaysia bisa menang 3-0, agak mengejutkan. Selanjutnya semifinal menang lawan tuan rumah Denmark dengan skor 3-1, hanya Ginting yang kalah (tidak mengejutkan) atas Axelsen. Yang mengejutkan adalah Jonathan Christie yang bisa menang lawan Antonsen. Babak final lawan China, bukan lawan yang mudah meski mereka hanya mengandalkan pemain muda, ditambah lagi WS1 mereka mundur, Shi Yu Qi, karena cidera pas lawan Kento Momota di semifinal.

Alhasil, Indonesia bisa menjadi juara dengan mengalahkan tim China 3-0, sangat mengharukan, menjadi penantian selama 19 tahun. Sayangnya, kemenangan ini sedikit ternoda dengan tidak berkibarnya bendera merah putih, karena Indonesia masih kena sanksi dari WADA .

Terlepas dari banyaknya komentar nyinyir, -- ada yang bilang ini hadiah dari China lah, ada  yang bilang ini wajar menang karena paling lengkap personelnya, dsb - kemenangan ini cukup berarti mengingat prestasi belakangan ini, khususnya di masa pandemi, yang kurang maksimal bagi atlet Indonesia.

Selamat!

14 October 2021

Makan Malam di Mbah Wiro

Kalau sebelumnya hanya beli dibungkus, kali ini aku ajak anak-anak makan malam di warung bakmi jawa Mbah Wiro yang dekat rumah ini. Tempat ini menarik menjadi cafe karena bagian belakang persis di samping Situ Bungur, jadi bisa nongkrong menikmati pemandangan.

Sayangnya, persis di samping warung, adalah tempat "kebun tanaman obat" dan atapnya menghalangi pemandangan, apalagi saat malam hanya terlihat gelap.


 Anak-anak enjoy saja di sini, pokoknya kalau bisa main di luar rumah bakalan enjoy. Aku pesan mi juga buat mereka, tapi mereka belum begitu bisa menikmati. Jadilah mereka cuma makan kerupuk dan minum teh. Sepertinya mi yang bisa dinikmati anak-anak barulah mi instant.

Overall, masakan di sini lumayan lah, meski tidak begitu istimewa. Masih lebih enak masakan di bakmi jawa Esemmu (yang sudah tutup), dengan harga yang lebih mahal. Tapi untuk sekedar mengobati kangen pengen makan bakmi jawa, sudah cukup lah.

07 October 2021

Makan Siang di SHSD Ciputat

Meski restoran ini tidak jauh dari rumah dan sudah lama beroperasi, tapi baru hari ini aku mencoba. Soalnya selama ini agak terintimidasi dengan megahnya bangunan, jadi kuatir kalau harganya gak terjangkau hehehe. Hari ini bingung mau makan apa karena menu catering kurang menarik, jadi ajak anak-anak makan ke sini, restauran Sambal Hejo Sambal Dakdak (SHSD), tak jauh dari Simpang Kompas Pondok Ranji. Kami datang di luar jam makan, jadi lumayan sepi, padahal biasanya lapangan parkir yang luas ini penuh dengan mobil.

Anak-anak senang di sini, bukan karena makannya tapi karena bisa bermain. Ada ayunan, tempatnya cukup lega, dan ada kolam ikan juga.

Interiornya bernuansa tradisional khas sunda, dengan banyak dekorasi untuk menggambarkan suasana desa dan barang-barang jaman dulu.

Karena baru pertama, agak bingung milih menu yang kebanyakan khas Sunda, gak masalah sih buatku, toh gak terlalu beda dengan masakan Jawa dan aku juga dah lama tinggal di Jawa Barat. Aku pesan nasi liwet (yang pastinya beda dengan bayanganku soal nasi liwet waktu kecil), sup  iga, ayam goreng, sayur asem dan sambel. Semuanya enak, terutama nasi liwet dan ayam gorengnya. El cuma makan nasi dan ayam, sedang Fe minum doang. Sayangnya, ukuran ayam gorengnya super kecil. Sejauh ini, hanya nasi liwet dan ayam goreng yang berkesan.

Anak-anak sempat enggan pulang karena masih senang bermain di sini, meski sekedar melihat ikan dan main ayunan. Okelah, meski harga masakan sekelas harga di mall, tapi masih tidak terlalu menakutkan lah, jadi bisa dipertimbangkan untuk mampir ke sini lagi.

 

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...