31 December 2015

Senja Akhir Tahun 2015


Menjelang malam pergantian tahun 2015 ini banyak warga yang mulai memadati pusat keramaian seperti mall, salah satunya di Mall Bintaro Jaya Exchange, Tangsel. Matahari belum lenyap terbenam, tapi pengunjung mall sudah lumayan banyak dan parkiran motor tampak padat. Aku ke sini untuk membeli makan siang, sekaligus ingin menikmati suasana matahari terbenam di akhir tahun.


Kesampaian juga untuk menikmati sunset di hari terakhir 2015 ini. Awalnya aku bingung mau mencari titik lokasi mana yang cukup menarik, hingga terpikir lokasi di luar foodcourt Mall Bintaro Exchange. Sebelumnya aku belum pernah ke bagian luar foodcourt ini, dan ternyata tempat ini nyaman untuk melihat matahari terbenam karena tidak banyak bangunan tinggi yang menghalangi.


Di lokasi ini juga ada beberapa lampu hias yang meskipun kondisinya tidak terlalu terawat tapi bisa menambah suasana romantisnya senja. Ini adalah areal merokok, jadi yang nongkrong di sini biasanya membawa makanan sambil merokok, ya sedikit mengganggu suasana, tapi ya apa boleh buat. Sore ini pengunjung mall sangat ramai, termasuk yang ada di tempat ini. Tapi aku senang bisa menikmati senja meskipun sebentar dan hanya berhasil mengambil foto dari sudut-sudut yang terbatas.


Selingan : burung dara ini agak linglung setelah menabrak kaca pembatas ketika terbang di teras ini. Dua kali dia mencoba pergi dan harus menabrak kaca. Beberapa saat dia berjalan-jalan agak tertatih dengan sedikit cuek, bahkan ketika aku mendekat. Awalnya aku bermaksud membantunya terbang, tapi aku pikir biarkan saja, pasti dia bisa terbang tinggi.

28 December 2015

Menjelajah Sisi Selatan Situ Tujuh Muara


Menjelang akhir tahun ritme kerjaan agak kendor, jadi pagi ini aku belokkan motor untuk mengunjungi lagi Situ Tujuh Muara di Pamulang untuk sedikit berekreasi. Air danau yang tenang tampak penuh di tengah danau apalagi sejak mulai turunnya hujan bulan lalu.


Seorang warga sedang mengisi karung-karung dengan arang kayu yang diproduksi di sini. Entah bagaimana caranya, tapi sepertinya batang kayu sengaja dibakar untuk diambil arangnya. Meskipun semalam habis hujan lebat, tapi masih tampak asap dari sisa pembakaran itu.


Dari tempat pembuatan arang kayu tadi biasanya aku lurus saja menuju jalan Witana Raya, terus pulang melewati Jalan Siliwangi. Tapi pagi ini aku coba untuk belok kanan dan menjelajah sisi "muara" sebelah selatan. Situ Tujuh Muara ini agak unik karena banyak cabangnya sehingga terkesan memiliki beberapa anak danau.


Rupanya "anak danau" sebelah selatan ini cukup panjang juga, meskipun lebarnya mungkin hanya sekitar 20-30 meter. Sayangnya jalan setapak yang ada di pinggir danau tidak terawat dengan baik meskipun masih bisa dilewati dengan lancar menggunakan sepeda atau kendaraan bermotor. Tidak banyak warga yang aku jumpai berolah raga di sini meskipun lingkungan sekitar danau ini sangat asri.


Tapi setidaknya, jalanan di sisi danau yang aku lewati tampak bersih meskipun bersinggungan dengan pemukiman warga. Mungkin karena perumahan warga tidak terlalu merapat sehingga tidak ada sampah menumpuk di pinggir danau ini. Semoga saja bisa selalu terjaga bahkan bisa lebih ditingkatkan lagi.


Prospek wisata daerah ini sebenarnya lumayan besar, apalagi sekitar danau adalah kawasan perumahan warga yang lumayan padat. Setidaknya perlu dilestarikan sebagai wisata alam, pertanian ataupun pendidikan.

24 December 2015

Natal dan Cabe


Bisa dipastikan tidak ada hubungan langsung antara cabe dengan tradisi perayaan natal. Tapi aku perhatikan tanaman cabe di depan rumah punya warna yang seirama dengan warna natal - merah dan hijau. Jadi kepikiran untuk merangkai cabe (beneran) untuk sesuatu yang berkaitan dengan natal.


Salah satu yang terpikir adalah mengatur cabe-cabe yang ada menjadi bentuk pohon natal. Di atas adalah percobaan pertama. Lebih mirip kipas ketimbang pohon cemara hehehe..


Nah, ini yang paling berhasil, mendekati bentuk pohon natal yang iconic dan sedikit abstrak. Langsung saja ini jadi gambar untuk "kartu" ucapan selamat natal di media sosial hehehe.


Harusnya ini jadi bintang di atas pohon natal, tapi dah gak ada waktu lagi untuk bereksperimen. Setidaknya cukup menyenangkan bisa bermain-main sebentar dengan cabe, sedikit mengusir jenuh di tengah sibuknya pekerjaan di akhir tahun.

Anyway, Merry Christmas 2015 and Happy New Year 2016.

23 December 2015

Lari Pagi di Bintaro Exchange


Lahan kosong dekat kompleks yang dalam sudah mulai dipersiapkan untuk pembangunan apartemen. Aktivitas pembangunan belum terlalu tampak, tapi truk-truk pengangkut tanah sudah mulai hilir mudik di jalanan, dan sedikit banyak agak mengotori jalan raya.

Bukan soal pembangunan apartemen yang ingin aku ceritakan di sini, tapi soal lari pagi. Hari ini aku putuskan untuk mencoba lari pagi, mumpung lagi libur.


Ini sekaligus menjajal sepatu baru yang aku beli dua minggu lalu, pas lagi ada diskon, jadi dapat harga 100 ribu kurang seribu. Meskipun model ini tinggal satu-satunya, tapi untunglah ukurannya pas dan aku cek kondisinya masih lumayan.


Lama tidak pernah olahraga membuat staminaku benar-benar jeblok. Baru sampai 800 meter nafas dah mau putus dan terpaksa berhenti. Yang paling parah adalah betis kaki bagian bawah, dekat pergelangan rasanya langsung ngilu dan kaku. Benar-benar memalukan, untung lari sendirian :)


Awalnya aku cuma mau mengitari mall Bintaro Exchange, tapi karena aku lihat ada beberapa orang yang masuk mall dengan kaos dan celana olahraga, aku jadi penasaran ikutan masuk ke taman di sebelah timur mall itu. Ternyata ada beberapa orang yang sedang berolahraga di dalamnya.


Kalau tidak ramai, tempat ini sangat nyaman untuk berolahraga. Jalur larinya rapi dan nyaman, lingkungan taman juga asri dan menarik, meskipun kebanyakan pohon masih belum terlalu rindang. Beristirahat di sini juga tampak nyaman, langit terlihat bersih, rumput terawat rapi. Jadi seperti lagi gak di Jakarta, eh ... kan memang ini di Tangsel ya hehehehe.


Satu lagi yang membuatku tertarik adalah adanya tempat refleksi kaki seperti ini. Jadi setelah kaki pegal berlarian, bisa sedikit relaksasi menginjak kerikil-kerikil tumpul di tempat ini dan merasakan pijatan di telapak kaki. Sayangnya waktu sudah terlalu siang, jadi aku gak sempat berlama-lama di sini. Setidaknya ini bisa jadi acuan kalau suatu saat ada waktu santai.


Perjalanan pulang aku melewati padang rumput di tanah kosong sebelah St. Jurangmangu dan mendapati beberapa kepik di rerumputan, Lady Bug alias Bapak Pucung.

22 December 2015

Touring Sendiri Ciputat - Cikarang


Ini adalah Golden Gate, jembatan penghubung daerah Cinere (Depok) dengan Pondok Cabe (Tangsel) yang aku lalui secara tidak sengaja. Hari ini aku bermaksud pergi ke Cikarang naik motor dan mencoba mencari jalur alternatif menghindari jalanan Jakarta. Salah satunya melalui daerah Cinere ini. Ternyata malah nemu lokasi yang cukup menarik ini, dan ternyata jembatan ini baru diresmikan tahun ini. Ulasan lengkap tentang jembatan dan jalan penghubung ini bisa dilihat di Kompasiana.


Ternyata pilihan rute yang aku tempuh bukanlah rute yang bagus. Meskipun sebagian besar jalanan tidak terjadi kemacetan, tapi jalanan terlalu banyak belokan sehingga kurang efektif juga dari sisi waktu. Selain itu, rute yang cenderung menebak-nebak membuatku beberapa kali kesasar dan harus memutar arah, terutama saat di sekitar Srengseng Sawah dan Lenteng Agung. Akhirnya setelah mutar-mutar gak jelas, hingga sampai di Jl. Akses UI, aku sampai juga ke Cibubur.

Di jembatan yang melintas di atas tol Jagorawi ada razia kendaraan. Ini pertama kali aku menemukan razia ketika sedang berkendara dan untunglah aku selalu bawa SIM dan STNK, jadi gak ada masalah. Yang menarik adalah dalam razia ini ada perdebatan seru antara pengendara dengan petugas. Sepertinya petugas sempat emosi karena si pengendara mempertanyakan surat tugas untuk melakukan razia ini. Petugas itu membentak dan mengancam untuk membawa pengendara motor itu ke polda. Sepertinya pengendara tidak cukup nyali dan merasa kalah sehingga berkali-kali meminta maaf dan berharap diberi keringanan. Ada-ada saja.


Meskipun cukup padat, aku bisa melewati daerah Cibubur dengan lancar, tidak terlalu macet. Yang macet padat merayap adalah jalur ke arah Jakarta. Di daerah Cileungsi ada jalan layang yang melintas sebuah perempatan padat. Karena gak paham, aku memilih jalur biasa, jalur bawah. Ternyata pilihan yang salah, karena perempatan itu benar-benar kacau dan padat dengan angkutan umum yang hampir menutup jalan. Untunglah aku cuma pakai motor, jadi masih bisa menyelusup dan tidak terlalu parah terjebak kemacetan di tempat yang mirip terminal ini.


Akhirnya tahu juga Taman Buah Mekarsari, setelah selama ini hanya dengar berita dan iklannya, meskipun cuma lewat. Setidaknya sudah tahu lokasinya jadi kalau kira-kira nanti pengen liburan ke sini sudah tahu arah :)


Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam (fuih), akhirnya sampai juga di tempat tujuan, Lippo Cikarang :D Lama juga, selain karena macet di beberapa tempat, tersesat dan jalur yang tidak efektif membuat perjalanan jadi terlalu lama. Tapi setidaknya ini adalah perjalanan santai, bukan diburu-buru waktu. Toh aku ke sini juga tanpa tujuan tertentu, hanya untuk main saja.


Di sini mampir ke kantor lama ketemu Dessy, sebelumnya juga sudah janjian sih. Untung dia juga lagi lumayan sibuk, jadi meskipun aku sampai ke kantornya jam 12 lewat, dia juga masih belum sempat makan siang. Jadi kami bisa ngobrol sambil makan siang bareng, bersama salah satu karyawan di sana. Sayangnya Pak Iwan sedang liburan di Klaten, kalau ada bisa makin rame lagi.


Berikut cuplikan-cuplikan video singkat yang aku buat selama perjalanan Ciputat - Cikarang.
Perjalanan pulang bisa aku tempuh lebih cepat, kali ini aku pilih jalur normal saja lewat Cibubur - Cijantung - Lebak Bulus - Bintaro. Total perjalanan pulang hampir 3 jam, dengan kecepatan rata-rata sekitar 25 km/jam, lumayan hehehe. Tapi memang perjalanan pulang hampir nonstop, tidak banyak berhenti seperti waktu berangkat.

19 December 2015

Situ Bungur Berbenah


Sejak awal Desember tahun ini, aku lihat seperti ada pekerjaan yang dilakukan di sekitar Situ Bungur. Selain bahan bangunan, juga ada besi-besi tergeletak di tepi jalan sebelah utara danau. Oh ya, sebelumnya sudah ada perbaikan jalan di sekitar danau dan menutup lubang-lubang yang ada di jalanan yang sudah rusak.


Ternyata benar ada kegiatan untuk mempercantik sekitar danau, salah satunya dengan membuat tempat duduk di berbagai sudut danau, sehingga pengunjung bisa menikmati danau dengan nyaman. Tidak hanya satu-dua tempat, tapi lumayan banyak, tersebar di sisi sebelah barat dan utara. Juga beberapa pot dan tanaman sekitar.


Taman di sudut danau yang berdekatan dengan Jl. Menjangan juga mulai dipercantik. Entah ini usaha swadaya masyarakat sekitar atau dari pemkot Tangerang Selatan, tapi usaha ini patut dihargai danau kecil ini.

Masih banyak hal yang perlu ditingkatkan untuk memaksimalkan tempat ini. Tidak hanya memperkuat tanggul dan mempercantik taman di sekitarnya, tapi juga perlu memastikan sterilisasi daerah sempadan sekitar 50 meter dari tepi danau. Pemukiman penduduk di sekitar danau perlu dirapikan sehingga tempat ini bisa jadi tempat rekreasi yang lebih ramah dan nyaman. Juga yang paling penting adalah kegiatan rutin untuk menjaga kelestarian air danau dan organisme yang ada di dalamnya.

03 December 2015

A Day Trip


Salah satu pesawat Lion Air sedang parkir di landasan Terminal 3 Bandara Sukarno-Hatta yang sedang direnovasi. Pagi-pagi aku sudah sampai bandara CGK untuk menuju negeri jiran dalam perjalanan satu hari. Ini pertama kali aku melakukan perjalanan pergi-pulang ke kota tersebut karena tujuan utama hanya untuk menukar laptop yang rusak.

Ternyata subuhpun tol menuju bandara sudah padat merayap, meskipun tidak parah dan aku masih bisa sampai tepat waktu. Pengamanan di bandara tampak lebih ketat dan syukurlah penerbangan pagi ini tidak mengalami keterlambatan. Pesawat yang aku naiki penuh penumpang dan aku agak beruntung masih bisa dapat tiket meskipun membeli satu hari sebelumnya. Tampaknya musim liburan sudah dimulai.


Pemeriksaan penumpang di Bandara Changi juga lumayan ketat dan membuat antrian lumayan lama. Padahal kami tiba sedikit lebih cepat dari jadwal tapi aku tetap menghabiskan waktu hampir 1 jam di bandara ini untuk proses pemeriksaan hingga keluar imigrasi. Padahal perjalanan kali ini aku hanya membawa satu ransel tanpa koper, jadi aku tidak perlu menunggu di tempat pengambilan bagasi.


Kalau gak salah, terakhir aku ke sini adalah bulan Mei lalu dan bangunan apartemen baru di samping Stasiun Tanah Merah itu belum terlihat. Cepat juga pembangunannya, apartemen yang lokasinya sangat strategis dan aku yakin pasti akan cepat terjual juga. Karena sudah agak siang, kondisi penumpang di MRT tidak terlalu padat.

Hari ini aku tidak sempat berkeliling kemana-mana selain ke kantor bertemu bos. Sepanjang hari juga waktu tersita untuk mengatur laptop baru dan sedikit waktu mendengar ide dan rencana kerja ke depan.


Mumpung lagi di kota ini, aku puas-puasin makan daging haram ini. Apalagi di daerah Bintaro agak susah mencari restoran yang menjual menu daging babi dengan harga terjangkau, tidak seperti waktu masih di Grogol.

Enak juga melakukan perjalanan dengan sedikit barang bawaan (travelling light), gak ribet. Ada kemungkinan aku akan sering melakukan perjalanan satu hari seperti ini, selain karena memang tidak banyak hal yang perlu dibicarakan langsung (koordinasi kerja biasa dilakukan secara online), juga jauh lebih menghemat biaya. Tapi aku juga gak mau terlalu sering, gempor juga dan gak sempat refreshing hehehe.


Bandara Changi tidak mau ketinggalan dalam menyambut film terbaru Start Wars, The Force Awakens. Sayang aku sudah harus berangkat pulang sehingga tidak sempat ikutan menikmati apa yang disajikan, lagipula aku bukan penggemar Star Wars maupun Star Trek.


Meskipun penerbangan pulang sedikit terlambat, tapi tidak terlalu parah dan antrian di imigrasi juga tidak panjang. Ada satu kejadian menarik waktu antri di sini, mbak di depanku persis (yang pakai celana minimalis) baru menyadari kalau passport-nya tidak ada saat berada di gerbang imigrasi. Wah, pasti dia sangat menikmati perjalanan bersama teman-temannya, sampai tidak menyadari hal itu. Kalau aku karena biasanya agak cemas, saat baru mendarat saja sudah cek passport dan dokumen-dokumen yang mungkin perlu, untuk memastikan.

Agar berhemat, saat pulang aku sengaja mencoba naik bis Damri ketimbang langsung naik taksi, toh belum terlalu malam. Apesnya, aku harus menunggu hampir setengah jam dan bis Damri itu masih keliling bandara terlebih dahulu untuk mencari penumpang. Ya mungkin juga karena bis yang menuju Lebak Bulus armadanya tidak terlalu banyak. Selain itu, ternyata di tol JORR juga terjadi kemacetan karena adanya perbaikan jalan. Ternyata bis menuju Lebak Bulus ini langsung masuk JORR hingga Lebak Bulus, tanpa melewati Slipi-Palmerah seperti dulu. Dari Lebak Bulu aku pindah naik taksi ke rumah dan tiba jam 11 lebih. Secara total, kalau dibandingkan termasuk biaya tol, aku bisa menghemat biaya 50% (sekitar 80 ribu), tapi waktu perjalanan juga hampir tiga kali lipat.

01 December 2015

Keyboard Laptop Rusak


Sejak minggu malam keyboard laptop (laptop kantor) rusak. Secara otomatis akan mengetik huruf qqq terus menerus. Sangat mengganggu. Berbagai cara aku coba, mulai dari membersihkan dengan vacuum cleaner, sampai menginstall ulang OS karena kuatir masalah dengan driver. Tetap gagal. Aku sudah lapor bos, dia menyarankan membeli keyboard eksternal dan kalau masih gak bisa, dikirim saja untuk diperbaiki, karena masih dalam masa garansi.


Waktu aku cerita ke Yohan, dia menyarankan untuk coba bawa ke rumahnya. Dia bilang punya cairan yang cukup bagus untuk membersihkan peralatan elektronik. Aku sendiri gak berani membongkar laptop. Jadi aku bawa ke tempatnya, dan setelah googling sebentar, dia bisa membongkar dan membersihkan laptop itu.


Menurutnya, sepertinya ada yang lengket di antara tuts-tuts itu. Untung aku sempat mencopot beberapa tuts, jadi kemarin aku sempat mencabut beberapa agar lebih mudah dibersihkan. Setelah berjuang satu jam lebih, akhirnya keyboard bisa dipakai. Sesekali masih error, tapi kalau dipakai dengan lembut, masalahnya gak muncul. Tapi Yohan tetap menganjurkan untuk beli keyboard baru saja, daripada repot-repot bawa ke tukang servis yang jauh tempatnya.

Tanpa pikir panjang aku setuju untuk beli keyboard baru. Nah, waktu lapor ke bos, dia gak mau dan kecewa dengan keputusanku. Masalahnya laptop ini masih punya garansi 3 tahun, dan ini belum ada 1 tahun (laptop dibeli sekitar bulan Maret tahun ini). Ya sudah, aku turuti saja maunya bos, meskipun sudah terlanjur beli keyboard internal secara online. Resiko ketika mengambil keputusan terlalu buru-buru.

30 October 2015

A Slice of Cloudy Afternoon


Beberapa nelayan tampak masih semangat mencari ikan di Situ Bungur meskipun matahari sudah hampir tenggelam dan cahayanya tertutup oleh mendung kelabu sore ini. Seingatku baru ini aku melihat jala yang diletakkan di tengah-tengah danau, biasanya hanya di bagian pinggir saja. Hmm... atau mungkin aku yang lupa.


Sudah lama tidak turun hujan di daerah ini dan sore ini langit tampak mendung. Udara juga terasa gerah. Aku berharap hujan turun malam ini, selain agar udara jadi lebih sejuk, tapi juga agar nyamuk bisa makin berkurang. Kemarau panjang membuat sungai di samping rumah jadi kecil debit airnya dan mengalir pelan sehingga jadi tempat yang cocok buat nyamuk berkembang biak. Air sungai juga baunya tidak sedap seperti comberan.


Di tepi danau yang lain ada perahu yang menarik perhatianku sehingga aku menghentikan sepedaku meskipun gerimis sudah mulai turun. Selain bentuk perahu yang unik, sepertinya perahu ini sengaja dibuat untuk keperluan Pesta Rakyat Situ Bungur minggu lalu, yang membuatku tertarik adalah adanya seekor kucing di atas perahu itu. Dia tampak tenang seperti menikmati berada di atas perahu.


Mendadak aku sedikit kaget melihat anjing kecil ini berdiri menatapku persis di belakangku. Waktu aku mulai beranjak dan hendak memacu sepedaku, dia tetap mengikuti. Tidak menggonggong, hanya menatap, tatapan yang membuatku salah tingkah. Ini anjing tertarik mengikutiku atau hendak menyerangku ya? Setelah mengambil beberapa fotonya, aku segera memacu sepedaku dan pulang. Anjing ini sempat ikut melangkah sebentar, tapi kemudian berhenti. #fiuhh

#lake #bamboo #afternoon #dog #cloudy #fisherman #fishing #ship

29 October 2015

Menunggu di St. Sudimara


Sebuah kereta Commuter Line masuk ke St. Sudimara dari arah Jakarta pagi ini. Kemarin istriku cerita soal gangguan di jalur kereta yang dipakai untuk berangkat setiap pagi sehingga dia harus berdesak-desakan saat masuk ke kereta api dan nyaris tidak dapat tempat duduk. Makanya pagi ini aku menunggu sebentar di dekat stasiun, memastikan kalau dia dapat naik kereta dan duduk dengan nyaman. Kalau ada gangguan, mungkin akan mencari alternatif kendaraan lainnya.


Beberapa petugas KA sedang asyik nongkrong di depan gerbong kereta api yang masih ngetem. Kereta inilah yang biasa dinaiki istriku untuk berangkat kerja. Kereta ini berangkat pukul 06.30 langsung dari St. Sudimara sehingga peluang untuk dapat tempat duduk dari tempat ini akan lebih besar. Meskipun demikian, tetap wajib untuk datang lebih awal, paling telat jam 6 pagi karena kalau sudah terlalu siang penumpang tetap akan bejibun.

Istriku sering cerita  tentang adanya beberapa ibu hamil yang naik dari St. Jurangmangu dan (selalu) merengek-rengek minta jatah tempat duduk di gerbong wanita. Padahal bisa saja mereka duduk di gerbong biasa dan minta kursi prioritas, karena gerbong wanita kan cuma ada 2. Banyak sesama wanita yang mengeluh dengan perilaku ibu-ibu hamil itu, sampai ada yang nyeletuk dan memberi saran agar sebaiknya ibu-ibu itu datang lebih pagi dan naik dari stasiun yang lebih awal, misalnya Sudimara atau Serpong. Atau setidaknya gak perlu memaksakan diri duduk di gerbong wanita yang selalu sudah penuh. Tapi ya bukan emak-emak kalau gak ngeyel hehehe....


Salah satu warung makan di ujung stasiun yang sering dipadati para pegawai kereta api, termasuk petugas keamanan yang sedang berjaga ataupun istirahat.

08 October 2015

Belalang Hijau di Taman


Salah satu tanaman di taman mendadak kelihatan rontok daunnya. Padahal tiap hari aku pastikan untuk menyiraminya, minimal sekali. Apalagi lokasinya dekat pancuran, jadi aku mudah mengambil air untuk menyiraminya. Aneh juga ketika ada gejala daunnya mulai tampak jarang dan layu. Setelah aku perhatikan lebih dekat, ternyata ada belalang di situ. Warnanya hijau, jadi menyatu dengan warna tanaman.


Setidaknya aku menemukan ada 2 ekor belalang di taman yang kecil ini. Alih-alih merasa jengkel, aku justru merasa senang. "Itu kan hama", kata seorang teman waktu aku posting foto belalang ini di Instagram dan Facebook.


Ya, aku juga sadar kalau serangga ini adalah hama, yang bisa melahap habis daun-daunan di taman. Tapi untuk sementara aku gak peduli. Toh jumlahnya masih sedikit. Jarang-jarang bisa menemukan serangga seperti ini, jadi aku nikmati saja dulu keindahan yang berbahaya ini.


Toh aku merawat taman untuk menikmati keindahan alam yang ditawarkan. Untuk saat ini, belalang ini justru menambah keindahan, seperti halnya kupu-kupu atau lebah yang datang. Kalau tanaman jadi rusak, toh ini bukan tanaman produksi, ya tinggal beli lagi hehehe...

#grasshopper #green

Senja di Situ Parigi - Pondok Aren

Kembali nongkrong di Situ Parigi, pas menjelang matahari terbenam, siapa tahu dapat golden hour yang menakjubkan. Air danau tampak berkurang...