17 June 2018

Short Trip to Kebayoran Lama


El sedang asyik menonton kereta yang berhenti sejenak di St. Jurangmangu. Bisa dibilang ini pertama kali aku mengajaknya jalan-jalan dengan Commuter Line, berdua saja. Sebelumnya juga pernah, tapi saat itu full aku gendong sepanjang perjalanan. Kali ini tidak.

Sempat ragu apakah El sudah perlu beli tiket sendiri, aku tanya ke petugasnya langsung. Rupanya ada "alat" untuk mengukur tinggi badan dan El masih ada di bawah batas minimal. Jadi dia bisa langsung menerobos gerbang tiket.


Sepanjang perjalanan kami mendapat beberapa tawaran untuk duduk di kursi, namun aku tolak. Saat itu kereta lumayan penuh, masih musim liburan, kebanyakan berisi keluarga (dan anak-anak kecilnya). Aku menolak karena memang El gak mau duduk. Dia terus berjalan menyusuri gerbong demi gerbong sepanjang perjalanan yang cukup singkat.

Kadang berhenti sejenak untuk melihat pemandangan dari balik jendela, tapi tidak lama. Dia lebih suka berkeliaran, agak merepotkan karena aku harus berjuang menyusup di antara padatnya penumpang.


Sampai di St. Kebayoran Lama, dia tertarik menjelajahi jalur kuning, yang merupakan jalur untuk membantu para penyandang tuna netra. Mungkin warna yang mencolok dan berbeda membuatnya tertarik.


Bahkan sampai di jalanan pun dia masih asyik berlari mengikuti jalur kuning itu di trotoar, yang kadang harus terganggu oleh adanya kursi atau lapak PKL.

Seperti rutinitas tiap Lebaran di Jakarta, aku mengunjungi saudara di sini. Seperti dugaanku, El tidak betah di sana, hanya sanggu bertahan kurang dari 10 menit, langsung memaksa untuk pulang. Ah ya sudah, setidaknya aku sudah menyempatkan diri bersilaturahmi.


Perjalanan kembali dengan Commuter Line lagi, masih padat penumpang meski tidak sepadat saat kami berangkat. El masih tetap heboh mondar-mandir di dalam gerbong. Dia sangat senang berada di bordes, tapi aku tidak mengijinkannya berlama-lama.

Saat berada di St. Pondok Ranji, kereta berhenti cukup lama. Karena pintu kereta terbuka, El memaksa keluar dari gerbong. Beberapa kali aku coba menahannya, tapi akhirnya aku turuti juga kemauannya. Tapi kami tidak sampai keluar dari stasiun. Petugas keamanan sempat bertanya kami hendak kemana, aku jawab saja ringan kalau anakku bosan di dalam kereta. Pas ada pengumuman kereta akan berangkat, segera aku ajak El masuk ke dalam gerbong.


Drama terakhir, dia tidak mau pulang. Saat keluar dari gerbang tiket, dia langsung berontak dan berguling-guling di lantai. Untung saat itu sedang sepi, jadi aku santai saja. Kubiarkan beberapa saat , baru kemudian aku gendong menuju parkiran motor.

Salah satu pelajaran penting di sini, ketika hanya memakai satu tiket untuk keluar masuk gerbang - lebih baik aku keluar duluan, baru El. Soalnya dua kali aku menyuruh El keluar duluan, akibatnya penghalang sudah terlanjur berputar sementara aku masih belum melewati gerbang. Terpaksa aku menyusup lewat bawah. Sempat kepergok satpam, langsung saja aku bilang kalau sudah tap tiket. Seandainya yang harus menyusup belakangan adalah anak kecil, harusnya gak gitu merepotkan / menarik perhatian.

15 June 2018

Idulfitri 2018 (1439H)


Meski tidak seramai tahun lalu, sholat ied tahun ini di kompleks berjalan dengan lancar.


Aku pikir acara mulai jam 8, eh ternyata jam 6.30 (jauh ya). Makanya aku datang telat, meski sudah bangun cukup awal dan sudah diingatkan oleh salah satu warga.


Ya setidaknya masih sempat meliput kotbahnya dari awal sampai akhir. Pak Syamsul menyampaikan kotbah tentang pulang kampung, dengan gayanya yang khas selayaknya dosen.



Selalu aja ada warga yang berusaha mendokumentasikan ulahku mendokumentasikan acara ini hehehe.


Menurunnya jumlah peserta tahun ini salah satunya karena banyaknya warga yang mudik. Apalagi liburan tahun ini lumayan lama dan bersamaan dengan liburan sekolah. Selain itu ada beberapa warga yang mengikuti sholat ied di tempat lain.


Bedug ini hampir selalu hadir, meski hanya digunakan saat malam takbiran. Sebelumnya sempat rusak (robek) dan sudah diperbaiki. Ternyata semalam robek lagi. Biasanya bedug diletakkan di samping kanan mimbar, kali ini aku usul agar diletakkan di sebelah kiri dan agak jauh dari mimbar, agar tidak menghalangi saat memotret jemaah dari arah depan.

Setelah acara selesai, bedug ini bisa jadi properti buat foto-foto.


Kali ini, dan mungkin seterusnya, para remaja dan pemuda diberdayakan untuk membantu berbenah. Salah satunya mengangkat bedug kembali ke mushola 😆.

Selamat hari raya Idulfitri 1439 H.
Semoga semua berbahagia.

14 June 2018

Seaworld Jakarta


Akhirnya kesampaian juga berkunjung ke Seaworld, Ancol, Jakarta. Sebenarnya sudah lama penasaran ingin melihat tempat ini, tapi belum ada kesempatan. Kali ini bisa menyempatkan diri, sengaja memilih sehari sebelum Lebaran, biar gak terlalu ramai. Dulu pernah ke Ancol waktu hari H, rame banget.


Karena periode liburan, tidak ada tiket promo, hanya ada tiket premium seharga 120 ribu per orang. Aku beli di Tokopedia karena paling murah, 117 ribu per tiket, ditambah ada beberapa promo cashback. El sudah harus beli tiket sendiri karena batas maksimal gratis adalah tinggi badan 80 cm.

Dari total 4 tiket yang aku beli, aku dapat cashback 70 ribu. Lumayan.


Kura-kura ini adalah salah satu binatang yang boleh dipegang oleh pengunjung. Ukurannya lumayan besar, kalau gak salah ada 4 ekor di kolam ini. Awalnya El ragu-ragu untuk memegangnya, tapi setelah aku beri contoh, dia jadi berani, terlalu semangat malahan. Dia mondar-mandir sekeliling kolam mencoba terus memegang kura-kura yang muncul di permukaan, yang selalu bergerak dan berpindah. Padahal pengunjung lain juga ada yang ingin memegang, atau sekedar foto-foto, dan kadang El jadi mendesak-desak orang lain. Gak enak juga jadinya.


Sebagai penggemar binatang, termasuk ikan, tentu saja El sangat antusias di tempat ini. Tapi karena energinya terlalu banyak, dia lebih banyak menghabiskan waktu berkeliaran dari satu tempat ke tempat lain. Kadang mencoba memanjat aquarium atau pagar di bagian depannya. Pokoknya capek ngikutin pergerakan El. Makanya aku sendiri gak gitu fokus menikmati indahnya aquarium raksasa dan ikan-ikan di dalamnya. Yah, yang penting bocah senang.


Apalagi di bagian terowongan/tunnel di bawah aquarium utama ini. Kalau pengunjung dewasa asyik menikmati pemandangan dan ikan-ikan besar yang ada, termasuk foto-foto tentu saja, El lebih suka berlarian di terowongan ini, padahal penuh orang. Dia cuek saja berlari dan menyelusup di antara pengunjung lain, sementara aku keteteran mengikutinya karena gak mudah juga menyusup di antara pengunjung.

Tidak cukup 2-3 kali dia mengelilingi terowongan ini, tapi sampai 5 kali. Itupun masih ingin lanjut terus, tapi aku paksa berhenti karena sudah capek ngikutinnya. Apalagi sang Bunda sudah merasa lapar dan ingin keluar. Tak terasa sudah sekitar dua jam di tempat ini, El enggan untuk diajak pulang. Terpaksa ya dipaksa.


Di luar Seaworld, sesudah makan siang, dia senang melihat ada anak-anak bermain gelembung sabun. Ya sudah, dibelikan saja sekalian, dan sempat bermain sebentar di luar ruangan.

13 June 2018

DIY: Buat Puzzle Kayu


Belakangan lagi hobi ngoprek kayu, tapi ternyata memang bakatnya payah jadi hasilnya gak maksimal. Motong kayu aja belepotan gak bisa rata. Butuh lebih banyak jam terbang.


Tapi justru pengalaman memotong kayu belepotan itu membuatku punya ide bikin puzzle sederhana untuk El. Apalagi ada kotak persegi bekas puzzle yang isinya udah tersebar gak karuan. Mulai dari motong kayu biar pas kotaknya, terus kasih gambar sederhana pakai pastel.

Finishingnya cukup dipotong-potong berbagai bentuk agar lebih menantang.


Sebenarnya El cukup berminat dengan mainan ini. Terbukti beberapa kali dia mencoba mengatur potongan-potongan puzzle itu di kotaknya. Tapi aku salah perhitungan, bentuk yang agak rumit ini masih terlalu sulit buat El. Alhasil dia gagal menyusun puzzle buatanku. Bahkan saat aku sudah mencoba mengarahkan, dia masih belum punya daya nalar yang pas, misal untuk sekedar memutar potongannya biar akhirnya bisa sesuai.


Setelah beberapa kali mencoba, El frustrasi dan berakhir dengan melempar potongan-potongan kayu itu hehehe. Gak sabar dan belum telaten.

Sepertinya perlu membuat puzzle yang lebih sederhana dulu.

12 June 2018

Belanja Ikan Menjelang Lebaran


Ikan segar yang dijual di pasar Jombang, Tangsel, tiga hari menjelang Lebaran. Lumayan masih banyak yang menjual ikan meskipun pedagang langgananku sudah pulang kampung. Lapaknya dipakai oleh orang lain, sementara, dan untungnya dia mengenalku. Jadi aku masih dapat harga murah meskipun tetap lebih tinggi dibanding hari biasa, tapi tergolong murah untuk ukuran harga menjelang hari raya.


Pasar tradisional ini sudah tampak ramai dengan pembeli meski jumlah pedagang sudah berkurang. Meski demikian, harga barang kebutuhan pokok tampaknya tidak terlalu melonjak. Ada kenaikan, tapi masih wajar, mengingat kebutuhan meningkat sementara penjual berkurang.

Sementara itu, jalanan sudah mulai jauh lebih sepi ketimbang biasanya.

NB: kalau menurut istriku yang memilih belanja di pasar modern, kenaikan harga cukup terasa. Ya mungkin aji mumpung, memang banyak pedagang yang sudah mudik. Tahun ini liburan terkesan lebih lama dibanding sebelumnya.

02 June 2018

Bukber 2018


Sesuai tradisi tahunan, kompleks kembali mengadakan acara buka puasa bersama, dan masing-masing peserta menyumbang makanan/minuman.


Kali ini istriku membuat minuman semacam Thai Tea Jelly, dengan dua varian rasa: oreo dan mangga.


Yang agak berbeda kali ini adalah adanya sisipan acara untuk membentuk semacam pengurus remaja mushola. Rencana acara bakal dimulai jam 5 kurang, tapi ya apa daya tetap terlambat juga.


El tentu saja semangat ikut acara ini, mondar-mandir ke sana ke mari, nyomot makanan ini itu sebelum mulai. Kebanyakan gak dimakan sampai habis, ya ujung-ujungnya bapaknya juga yang ngabisin.


Karena di tengah acara El sudah basah kuyup, keringat plus minuman yang tumpah di baju, aku putuskan untuk pulang lebih awal. Sebenarnya usai tarawih aku bakal datang lagi untuk bantu beres-beres. Eh ternyata dah telat, pas aku tengok sekitar jam 8 lebih, tempatnya sudah lumayan rapi.

Suatu Pagi di Jurangmangu


Seorang petugas kebersihan tampak memungut sampah yang ada di trotoar yang menghubungkan Stasiun Jurangmangu dan Mall Bintaro Exchange.

Mumpung masih ada kesempatan, sebelum istri mulai rutin masuk kerja lagi, pagi ini jogging santai (lebih banyak jalan ketimbang lari).





Komunitas pecinta anjing di Bintaro hampir setiap Sabtu pagi berkumpul. Mereka mendapat ijin untuk memanfaatkan areal ini, yang baru aku tahu kalau tempat ini sebenarnya dipakai sebagai lahan parkir valet untuk RM Telaga Sampirun.



Sesekali perlu juga mengajak El di sini, mungkin dia bakal semangat melihat anjing-anjing ini. Kali ini tampaknya tidak banyak yang ikutan.


Areal ini juga sering dipakai nongkrong para pengemudi ojek online. Sayangnya mereka belum terlalu punya kesadaran soal kebersihan, terbukti dari banyaknya sampah berserakan, terutama gelas plastik.

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...