29 June 2022

Bakmi Jawa "Triyuss" Ben Tuman

Sajian capcay goreng, salah satu makanan favorit yang aku temukan di Bakmi Jawa Triyuss Ben Tuman, yang ada di Jl. Merpati Raya, gak jauh dari tempat persimpangan dengan jalan Boulevard UPJ, Sawah Baru, Ciputat. Selama ini aku selalu mencoba mencari warung bakmi Jawa, dan ini baru nemu. 


 Penjualnya dari Gunung Kidul selalu bergaya ala jawa dan masaknya pakai tungku arang. Meski biasanya aku mencari sajian bakmi godog kalau nemu warung bakmi jawa ini, tapi kali ini aku mau nyobain capcay goreng dulu, biar makan sayuran. Ternyata enak.

Entah mengapa, masakan jenis ini (capcay goreng) seperti de ja vu, seperti akrab dan pernah makan entah di mana dulu. Seingatku, jenis masakan capcay goreng yang berkesan bagiku hanya 2: di Balubur Bandung (waktu jaman kuliah) dan di simpang EJIB Cikarang (waktu kerja). Sepertinya memang ini lebih mirip dengan warung Ortega langganan kami saat kerja di Lippo Cikarang dulu.

Update: 

Selanjutnya sempat nyobain menu lain seperti bakmi goreng, bakmi rebus, dan bihun goreng. Tapi sejauh ini yang aku rasa paling cocok buatku memang hanya capcay goreng.

Akhirnya Ngopi di Kandank Jurank

Lapangan rumput di kawasan wisata Kandank Jurank sedang diperbaiki, jadi sementara ditutup. Sejak pindah ke Tangerang Selatan, aku sudah mendengar dan beberapa kali mampir ke tempat ini, tapi sekedar melihat-lihat, gak sampai benar-benar mampir. Sempat ragu juga sih, apakah masuk gratis atau tidak, dan sebagainya.

Hari ini menyempatkan diri mampir bersama anak-anak, sebagai bagian dari penjelajahan cafe di sekitar rumah. Tempatnya gak jauh dari sekolah El dan ada wahana bermain anak meskipun sedikit. Tapi di areal yang cukup luas itu, ada banyak tempat buat nongkrong bareng, atau sekedar menikmati pemandangan dan berbagai lapak pedagang juga ada, dibuat menarik dengan rumah-rumah mungil.

Aku cuma pesan kopi, teh, coklat (buat Fe) dan cemilan berupa mix fried (gorengan campur isinya kentang, singkong dan ubi). Sementara anak-anak aku biarkan bermain sendiri, aku menikmati kopi di sore yang sedikit mendung. Suasananya teduh dan asri karena banyak pohon, juga agak jauh dari jalan raya sehingga tidak terlalu bising. Sekitar tempat ini juga adalah perumahan warga, dan meski sebelahnya adalah jalan boulevar raya, tapi masih relatif sepi.

Tumben Fe minta minuman coklat, dan doyan juga. 

Menjelang pulang, aku lihat El membawa sebotol aqua. Kebetulan waktu itu ada anak-anak lain yang juga bermain, dan El bergabung dengan mereka. Malah El sempat ikut foto-foto bareng mereka, jadi aku sempat berpikir kalau aqua itu pemberian dari pengunjung yang lain. Pas mau pulang, seseorang menghampiri dan bilang kalau tadi El mengambil sebotol aqua dan belum bayar. Oalah, ternyata ambil sendiri. Padahal di kantong El sebenarnya ada uang 5000, pas dengan harga minuman itu, tapi ya karena gak pernah jajan sendiri jadi belum paham.


Bentuk lapak-lapak mungil yang sebagian ada yang mirip rumah pohon membuat El tertarik untuk naik dan bermain di sana. Tapi ternyata bagian atas rumah tingkat itu adalah untuk rumah tinggal, sementara bagian bawahnya menjadi warung. Jadi ya gak boleh sembarangan masuk ke sana, wong tempat pribadi. El sempat ngambek, tapi ya mau gimana lagi, emang gak boleh.


Btw, kunjungan kali ini cuma nyoba makan dan ngopi di salah satu lapak yaitu di Sadana Cafe. 

26 June 2022

Jogging Pakai Sepatu Rusak

Sudah lama aku gak jogging, terutama sejak ada anak-anak, ditambah lagi dengan datangnya pandemi. Padahal di rumah ada 3 pasang sepatu lari, meski beberapa adalah sepatu bekasnya Andre.

Nah pagi ini aku mulai bersemangat untuk jogging lagi, mulai dari awal karena dulu juga gak terlalu rutin. Eh, belum ada setengah kilo, sol sepatu sudah mengelupas. Walah .... gak pernah dipakai malah rusak gini. Aku mampir sebentar ke Alfa Midi beli lem serbaguna, terus mencoba ngelem sol sepatu itu, setidaknya buat pertolongan pertama saja biar pas jalan pulang gak terlalu parah.

Sebelum pulang mampir sebentar di warung soto Lamongan  Cak Gondrong di Tegal Rotan. Sempat nguping pembicaraan penjualnya, ada satu orang yang gak paham apa itu tongseng.  Masih muda sih, jadi mungkin belum sering bepergian dari kampung halamannya. Tapi jadi bahan pertanyaan, setahuku tongseng adalah hidangan yang cukup populer di Jawa, tapi ternyata tidak di Jawa Timur sana.

Ada orang yang sedang mencoba membersihkan sampah yang nyangkut di sungai di samping Bintaro Exchange yang penuh dengan sampah. Sampahnya kebanyakan dari daerah lain di atasnya, daerah perkampungan dan real estate kelas menengah yang warganya masih hobi buang sampah di sungai. 


 Cafe GoA dengan tata letak yang cukup unik, persis di samping stasiun Jurangmangu, mengambil tempat di lereng sungai. Jelas dikembangkan oleh orang yang jeli dan punya nilai seni. 

Update: belakangan baru tahu kalau pemilik cafe GoA ini adalah Dik Doank, orang yang sama yang punya Kandank Jurank, pantes saja.

25 June 2022

Jalan Pagi di Boulevard UPJ

Sabtu pagi, cuaca cerah, waktunya cari sarapan sambil jalan santai.

Berjalan di sepanjang jalan Boulevard UPJ ini membuatku teringat saat masih kerja di Lippo Cikarang dulu, kurang lebih 15 tahun lalu. Jalannya lebar, banyak pohon di pinggir jalan, tapi masih banyak lahan kosong.

Aku ingat dulu juga ada gundukan seperti ini, terus sebelahnya masih kosong berupa rawa, kadang ada beberapa burung liar.

Akhirnya sampai juga di ujung jalan, dan pas perempatan ada yang jualan makanan khas buat sarapan - nasi uduk dan kupat sayur. Aku beli kupat sayur saja. Pagi ini jalanan masih terasa sepi, padahal persimpangan ini lumayan padat saat jam sibuk.

Selesai makan jalan kaki lagi pulang lewat sisi satunya yang ada di tepi sungai. 


 Kampus UPJ.

24 June 2022

Lembaran Baru

Sejak semalam, memulai lembaran baru di ruangan yang mungkin tidak sampai 3x3 ini, tapi cukup nyaman dan fasilitas lengkap, dan yang paling penting ada jendela menghadap ke luar.

Moga saja bisa lebih produktif, dan tenang.


 Ini kawasan U-Town, kalau lihat sekilas bentuk bangunan dan lahan parkirnya, kok nuansa/vibes-nya seperti di Jepang, meski aku baru ke sana sekali, tapi kadang lihat pemandangan seperti ini di drama-drama Jepang. Tentu kebisingan suara sekitar beda, di sana gak ada orang berdoa dan teriak-teriak pakai Toa hehehe.

23 June 2022

Bi-Coffee

Penasaran dengan cafe yang satu ini setelah melihat postingan Instagram ibu-ibu dari teman sekelas El yang ngumpul di sini. Tampak pemandangannya bagus, dengan beberapa kolam ikan yang aku pikir bakal membuat anak-anak senang bermain.

Makanya hari ini pas ada kesempatan aku ajak anak-anak ke sini, sekalian dengan keluarganya Anggit (suami + Jorel), karena aku minta tolong Anggit bawain beberapa keperluan kerja ke "kantor" pakai mobilnya. Lumayan siang-siang nongkrong dan makan, karena suasananya seperti ini, jadi terasa asri dan sejuk.

Cara pesannya secara "online", ada barcode di tiap meja, jadi pesan dulu di aplikasi/web, baru kemudian melakukan pembayaran di kasir. Harga makanan termasuk mahal, ya standard makanan di mall. Tapi sekali-sekali ya gak masalah.


 Karena letak meja yang terpisah cukup jauh, juga ada beberapa bungalow, lumayan cocok kalau buat ngumpul kerja bareng di sini, meski sayangnya gak semua lokasi ada colokan listriknya.

Selain kolam ikan, ada juga burung dan unggas tertentu yang dipajang di sini, jadi bisa menarik perhatian anak-anak. Saking betahnya, bukan karena makanannya, anak-anak agak susah diajak pulang, sempat sedikit rewel. Kalau harga makanannya sedikit lebih ramah dompet sih gak masalah sering-sering ke sini. 

22 June 2022

Glad Cafe

Ini sebenarnya cafe paling dekat dengan rumah, tapi entah mengapa aku agak malas buat mampir. Bangunan dan tampilannya sih menarik, apalagi ada lantai atas yang aku pikir bakal menarik kalau sunset. Sore ini aku sempatkan buat mampir, pertama kali bagi kami bertiga. Dulu sekali sempat mampir ke sini bareng bapak-bapak kompleks, tapi cuma bentar dan malam hari.

Di belakang cafe aku pikir bakal ada pemandangan menarik, ternyata agak mengecewakan. Apalagi saat itu mendung tapi panas, jadi pemandangan langit juga pas kurang bagus.

Selain kopi dan teh manis, menu yang aku coba di sini adalah singkong coklat keju. Ternyata porsinya banyak. Enak sih, tapi terlalu kenyang untuk dimakan sendiri, jadi aku bungkus bawa pulang. Anak-anak masih belum berminat mencoba makanan ini.

Btw, menikmati makanan ini jadi ingat lagu jadul "Singkong Keju" oleh Arie Wibowo. Dengan adanya makanan seperti ini sekarang, lagu itu jadi kurang relevan lagi, karena singkong (identik dengan orang miskin) dan keju (identik dengan orang kaya) sudah bisa disatukan dalam menu ini, dan bisa mudah ditemukan di jajanan kaki lima hehehe.

Meski tidak ada wahana khusus buat anak-anak, tapi karena tempatnya cukup luas dan banyak pernik-pernik menarik, anak-anak lebih tertarik untuk bereksplorasi (baca: main mondar-mandir). 

Mungkin tiap malam tertentu ada live music di sini, tapi entah kapan jadwalnya aku kurang tahu.

 

19 June 2022

Pertama Kali ke Tukang Cukur

Pertama kalinya bagi El untuk dipotong rambutnya oleh orang lain, alias tukang cukur profesional. Sejak bayi rambutnya dipotong sendiri oleh bapak atau ibunya, dengan alat seadanya yang penting rapi. Waktu bayi dia cukup tenang saat dipotong, tapi waktu mulai batita dia lebih aktif dan kadang gak nyaman kalau mau dipotong rambutnya, jadi dipotong sederhana saja agar tidak terlalu panjang.

Nah saat balita itu karena dia sangat aktif, kami gak bisa membayangkan apakah dia bakal betah duduk diam saja cukup lama sementara rambutnya dipangkas. Makanya kami gak pernah mengajaknya ke tukang cukur.

Sekarang sudah beda. Sejak akhir masa taman kanak-kanak, El sudah mulai bisa duduk tenang dan berinteraksi dengan orang lain. Dia juga bersemangat ketika ibunya menyuruhnya potong rambut bersama bapaknya, biar rapi. Jadi sekalian saja, kami bareng potong rambut di Barbershop gak jauh dari rumah.

Selama dipangkas rambutnya, El diajak ngobrol sesekali oleh tukang cukurnya yang masih muda, dan El tenang-tenang saja, nurut.


 Ini hasil akhirnya. Biasanya tempat ini ramai, untunglah pas kami datang agak sepi dan hanya menunggu satu orang lagi sebelum kami berdua dapat giliran dipotong rambut. Apalagi tukang pangkas rambutnya juga sudah lengkap, ada sekitar 3 pegawai.

11 June 2022

Main ke McD Bintaro Sektor 9

Meski pandemi belum berakhir, tapi dengan penurunan level PPKM membuat tempat-tempat umum jadi lebih terbuka dan banyak dikunjungi, termasuk waralaba McDonalds, tidak lagi terlalu ketat meski jumlah kunjungan dibatasi. Makanya kali ini aku berani mengajak anak-anak main ke salah satu gerai di Sektor 9 karena ada tempat bermain anak-anak.

Cukup lama gak jajan ke sini, baru tahu ada menu minuman baru, semacam ginger ale. Lumayan segar, dan tidak bikin perut mules. Soalnya belakangan aku agak anti minum es karena jadi gampang pilek.

Anak-anak bermain dengan gembira di wahana bermain, yang lebih menarik ketimbang wahana yang ada di McD Menjangan dekat rumah. Apalagi pas ada juga beberapa anak sebaya, jadi berasa dapat teman baru.


 Kebetulan pegawai sedang menyiapkan acara ulang tahun dan ada beberapa balon yang disiapkan, dan meski tidak ikut acaranya, tapi pegawai itu berbaik hati memberi balon ke El dan Fe. 

Pentas Seni dan Wisuda TK

Hari ini ada acara pentas seni sekaligus wisuda untuk anak TK lulusan 2021/2022 di Sekolah Nusantara Ibu Kelinci. Setelah 3 tahun menjalani pendidikan, ... lebih banyak bermain ..., dan melewati masa pandemi dengan sekolah onlinenya, akhirnya El dinyatakan lulus Taman Kanak-Kanak.

Jelas ada perubahan significant yang berhasil dicapai El, dari sejak pra-TK yang sangat aktif dan tidak mau mengikuti arahan para guru, hingga berusaha konsentrasi dan tetap sabar saat mengikuti pelajaran dari layar handphone, dan sekarang El dinyatakan siap memasuki tahap pendidikan selanjutnya. Secara akademik memang tidak terlalu menonjol, kalau diukur dari kemampuan El mengingat huruf dan berhitung, tapi bukan berarti tidak ada progress.

Karena jatah pendamping hanya 2, jadinya yang ikut acara wisudah ini hanya ibunya El dan Fe. Bapaknya di rumah saja, istirahat akhir pekan.


Acara pentas seni dan wisuda ini dilakukan di aula Puspo Budoyo.

 

Dalam acara pentas seni ini, beberapa anak diberi kesempatan untuk menunjukkan kreativitasnya sesuai dengan minat masing-masing. Menurut para guru, El sangat tertarik untuk membuat prakarya, jadi ketika ditanya apakah bersedia tampil untuk bikin prakarya di panggung, El bersedia, dan memilih membuat prakarya roket sederhana. Bahannya dari botol dan kertas. Keberaniannya untuk tampil di muka umum seperti ini agak mengejutkan, meski kami paham El senang bergaul dengan orang lain, termasuk orang asing. Mantap, Nak!


Selain itu, bersama teman-teman sekelasnya, El melakukan pertunjukan gamelan, setelah berlatih kurang dari satu semester. Biasanya memang anak-anak di TK ini diberi pelajaran budaya termasuk gamelan, tapi karena pandemi, pelajaran gamelan sempat dihentikan dan diganti dengan pianika. Tapi setelah PPKM mulai diturunkan, tahun ini mulai lagi berlatih gamelan. Meski latihan terbatas, tapi anak-anak tetap semangat dan cukup baik menampilkan permainan gamelan. Perlu apresiasi bagaimana mengenalkan seni budaya ke anak-anak sejak dini.

Lulus!

09 June 2022

Ambil Seragam SD

Anak-anak sedang istirahat dan minum teh kotak, beli dari kantin sekolah, sambil menunggu seragam SD disiapkan oleh petugas koperasi untuk El. Semester depan El sudah bakal masuk SD, tapi masuk sekolah swasta saja, karena umurnya masih tanggung, lagipula agak repot ngurus sekolah negeri.


 Kami memilih sekolah swasta dari yayasan katholik, yang agak dekat rumah. Banyak anak tetangga yang alumni, dan juga masih, sekolah ini, jadi setidaknya dah ada  reputasi yang cukup baik. Jadi Fe juga mengikuti kakaknya, masuk TK di yayasan yang sama.


NB:

Waktu jajan di kantin sekolah, sempat beli minuman dan permen yupi. El sempat ngobrol dengan pegawai/guru sekolah, dan memanggil "kamu". Oleh pak guru dikoreksi, agar manggilnya pak Guru, bukan kamu. Waduh, pekerjaan rumah buatku mengajar El memanggil orang dewasa dengan benar. Maklum, jarang komunikasi langsung dengan orang dewasa, jadi belum sempat melatih.

Satu lagi, waktu sampai rumah, ternyata permen yupi yang kami ambil ada 4, padahal niatnya cuma ambil 3. Seingatku juga cuma ambil 3, dan yang jaga kasir juga melihat, tapi gak jeli juga. Per bungkus 500 rupiah, artinya aku ada hutang segitu di kantin sekolah. Moga-moga ada kesempatan buat bayar hutang ini.

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...