16 September 2017

Sepasang Merpati Pak Reza


Sepasang merpati sedang bermain di tepi sungai. Awalnya aku heran kok mendadak ada burung merpati keluyuran di sekitar sini. Baru aku ingat, beberapa hari lalu Pak Reza membuat sarang burung di samping rumahnya.


El senang sekali melihat burung-burung itu, berusaha untuk menangkapnya dan tentu saja selalu gagal :)


Sangkar burung merpati ini dubuat dari kayu bekas bungkus paket (buah), sederhana di atas pohon mangga yang tumbuh di pekarangan samping rumahnya.


07 September 2017

Hujan September


Akhirnya hujan turun juga di bulan September, setelah lebih dari dua bulan cuaca lumayan panas terik karena kemarau. Meski bukan kemarau panjang, tapi musim kemarau terasa begitu mengganggu karena suhu yang panas. Air sungai sebelah kompleks, sudah sangat menyusut airnya dan sampah tampak menumpuk, begitu juga dengan kolam ikan yang sudah menganggur menjadi hampir kering.


Beruntung kemarau kali ini tidak terlalu banyak mendatangkan nyamuk seperti tahun lalu. Dengan mulainya datang hujan bulan ini, sumur-sumur warga juga mulai terisi, suhu sedikit menjadi dingin dan nyamuk berangsur-angsur berkurang. Sungai masih belum meluap karena intensitas hujan di daerah selatan (Bogor) belum terlalu banyak.

06 September 2017

Kunjungan Simbah Jogja


Siang ini ada kunjungan dari keluarga di Jogja, yaitu keluarga dari pihak Mbah Sri Karang Tanjung. Mereka secara mendadak datang ke Serpong ke tempat Dwi, dan Mbah Tarti ikut nebeng dengan tujuan untuk mampir ke tempatku. Sebenarnya mereka tiba jam 3 pagi, tapi tidak langsung mampir ke tempatku dan baru datang siang harinya. Bapakku, yang masih di Jogja, sempat ngomel-ngomel karena mbah Tarti gak kunjung datang ke tempatku. Ada-ada saja.


Waktu mereka datang, El masih tidur. Untunglah El sudah sempat bangun sebelum keluarga Mbah Sri pulang, jadi masih sempat berjumpa meski sebentar. Mbah Tarti ditinggal menginap di rumahku, sementara rombongan lainnya rencana akan pulang ke Jogja besok paginya. El ternyata tidak perlu waktu lama untuk segera akrab dengan neneknya dari Jogja ini.


Oh ya, sebelum rombongan dari Jogja itu datang, mbah Mar juga sempat datang sebentar. Bahkan sempat menyuapi El makanan - tumben sekali El mau makan disuapi dengan sop, lumayan banyak. Aku sengaja tidak cerita tentang rencana kedatangan Mbah Tarti.

01 September 2017

Iduladha 1438H di Kompleks


Tahun lalu aku sempat mendokumentasikan sholat Iduladha yang diadakan pertama kali di lapangan kompleks. Sayangnya tahun ini aku bangun kesiangan, terbangun juga gara-gara ada warga yang kirim pesan WA minta tolong untuk mendokumentasikan acara sholat ied yang diadakan di lapangan yang sama. Padahal semalam aku tidur lumayan cepat, tidak begadang seperti biasa. Sampai di lokasi, pak Syamsul sedang menyampaikan kotbah selaku khatib.




Meskipun telat, setidaknya aku bisa mendokumentasikan separuh acara. Jemaah yang hadir tidak terlalu banyak, karena selain warga kompleks juga kurang dari 50 KK, tidak yang muslim memilih sholat di lapangan ini - banyak yang bepergian ataupun memilih sholat di tempat lain.


Termasuk acara foto-foto bersama seusai sholat, - salah satu hal wajib saat kumpul-kumpul seperti ini.


Sebelum pulang menjenguk dulu kambing-kambing yang akan disembelih hari ini. Kalau dua tahun sebelumnya selalu ada sapi dan kambing, untuk tahun ini hanya ada korban kambing. Nah, aku lumayan heran melihat kambing warna hitam putih begini, apalagi warnanya bisa pas setengah-setengah, atau ada pola tertentu - kayak kucing aja. Unik juga. Beberapa warga juga sempat foto-foto bersama para kambing - semoga pengorbananmu tidak sia-sia ya Mbek!


Aku sengaja melewatkan proses penyembelihan hewan kurban - gak tega. Dulu pernah melihat proses sapi disembelih, dan benar-benar kasihan. Jadi aku datang ke acara pemotongan hewan agak siangan, pas daging sudah rapi dipotong-potong, tinggal dibagi-bagi. Karena hanya kambing, kegiatan ini lebih cepat selesai, pas sebelum waktu sholat jumat sudah tuntas.


Beberapa warga kampung di sekitar kompleks sudah mulai berdatangan untuk mengambil jatah daging kurban. Aku sendiri kurang paham mekanisme pembagian daging ini, yang jelas mereka harus membawa kupon (berarti sebelumnya sudah ada kupon yang dibagi-bagikan ke warga sekitar) - khusus untuk warga di luar kompleks. Warga kompleks semua kebagian , termasuk keluargaku.


Malamnya ada acara bakar sate bersama - mumpung besoknya hari libur, jadi anak-anakpun bisa ikut bergabung. Tidak banyak yang hadir, tapi cukup meriah. Apalagi pengurus membawa speaker yang bisa dipakai untuk karaoke bersama - yang karena keterbatasan sarana, karaoke dilakukan dengan ponsel dan lagu-lagunya cukup ambil dari Youtube. Sangat meriah.


Sementara ibu-ibu dan anak-anak ngerumpi serta bernyanyi dan menari bersama, bapak-bapak lebih suka ngumpul bermain gaple hehehe. Ada 3 kalangan permaian santai. Yang penting ngumpul, biar lebih akrab dan kompak!

Senja di Situ Parigi - Pondok Aren

Kembali nongkrong di Situ Parigi, pas menjelang matahari terbenam, siapa tahu dapat golden hour yang menakjubkan. Air danau tampak berkurang...