I just try to capture an ordinary life --- moments, things, places, peoples, etc. --- with a simple skill
I believe that we can find many interesting things in life, even in a very simple thing.
Showing posts with label Photography. Show all posts
Showing posts with label Photography. Show all posts
10 August 2019
Fake Mirror Trick
Mencoba trik membuat foto berbayang (refleksi) dengan memanfaatkan layar smartphone, sulit. Smartphone (dalam kondisi mati biar pantulannya lebih bagus) diletakkan ke bawah kamera sehingga berubah fungsi menjadi cermin. Sulit karena harus bisa menemukan sudut yang pas, dan bisa menghasilkan foto yang sealamiah mungkin.
Kalau begini jadi kayak sedang kebanjiran hehehe...
Aku iseng nyoba ini terinspirasi dari "skandal" foto turis di salah satu pura terkenal di Bali yang sempat heboh di sosmed beberapa waktu lalu. Menurutku, foto di pura itu bukanlah penipuan, melainkan trik untuk mempercantik foto, anggap aja semacam editing, tanpa mengedit foto. Ada banyak trik dalam fotografi yang menghasilkan foto yang "berbeda" dari aslinya, dan tidak pantas dianggap sebagai penipuan. Sejauh tidak ada klaim yang berbeda dengan foto aslinya, misalnya klaim bahwa di pura itu ada kolam besar, menurutku tidak pantas kalau ada yang marah-marah karena merasa tertipu. Sampeyan sendiri yang terlalu lebay hehehe.
Nah, alasanku belajar trik ini adalah mencoba menerapkannya untuk acara Iduladha besok. Karena pakai smartphone sangat sulit dan hasilnya kurang maksimal, aku coba pakai cermin yang lebih besar. Kebetulan ada cermin nganggur, bekas cermin di lemari yang rusak, dengan ukuran panjang hampir setengah meter, dan lebar sekitar 20cm. Untuk percobaan, aku coba malam hari, mumpung lagi ada panitia yang sedang mempersiapkan lokasi untuk sholat ied besok. Btw, sebelumnya nyoba motret mushola, hasilnya lumayan, terkesan ada genangan air yang menghasilkan pantulan gambar.
Begitu juga waktu aku coba di lapangan, lapangan jadi mirip sedang kebanjiran, atau kayak ada kolam di sana hehehe. Ya, semoga saja bisa memberi variasi foto nantinya, gak melulu foto dengan sudut itu-itu saja.
20 August 2017
Frame Putih Sederhana
Dengan bantuan Pak RT, akhirnya jadi juga sebuah frame warna putih yang nantinya akan dipakai untuk salah satu properti buat foto-foto di acara 17an. Terinspirasi dari frame foto Instagram, hanya saja keterbatasan waktu, tenaga dan sarana, jadinya cuma frame sederhana warna putih begini.
Semula aku ingin membuat sendiri, kebetulan ada triplek bekas yang masih bisa dipakai, tapi ternyata aku payah waktu hendak memotongnya. Jadi aku minta bantuan Pak RT saja, yang lebih lincah dan punya peralatan lengkap. Sebenarnya ingin memberi tulisan di frame itu, terkait event yang sedang berlangsung, tapi gak sempat karena ini juga baru selesai satu hari sebelum dipakai. Printer di rumah juga pas tidak ada tintanya, jadi ya sudah, polosan saja.
Bu RT minta diberi kesempatan untuk memanfaatkan frame ini pertama kali ... cekrek, mantap!
Karena semua sedang sibuk dengan kegiatan lomba 17an, tidak banyak yang menaruh perhatian pada frame sederhana ini, kecuali anak-anak. Apalagi sejak frame dibawa oleh bocah ini dan kemudian dibawa pulang. Aku sempat bingung, kok tiba-tiba framenya tidak ada. Setelah iseng tanya sana-sini, akhirnya bocah ini mengaku membawa pulang frame karena ingin membuat sesuatu dengan frame tersebut. Waduh, dasar bocah.
Ya meskipun sederhana, frame ini bisa memberi nuansa tersendiri dan menarik bagi aktivitas foto-foto warga. Ide dari pembuatan frame ini, selain inspirasi dari internet, adalah karena kebiasaan warga saat ini yang selalu ingin berfoto ria, baik selfie, wefie, atau foto candid lainnya. Lumayan, warga juga cukup antusias untuk memanfaatkan frame putih sederhana ini untuk foto-foto, apalagi pas ada background rumah warga yang warnanya cukup gelap/kontras.
Merdeka!
16 July 2017
Bezuk Tetangga di RS Pondok Indah Bintaro
Ini bukan lagi piknik atau lanjut makan makan di restoran, melainkan habis membezuk salah satu tetangga yang sedang dirawat di rumah sakit ini, seusai acara halal bi halal. Yup, ini lobby rumah sakit yang interiornya ditata ciamik layaknya hotel atau mall.
Makanya habis menjenguk yang sakit, pada gatel foto-foto, untung saja tempatnya lagi sepi, jadi gak ketahuan norak dan ndeso nya hehehe.
Buatku sih baru sekali ini lihat rumah sakit yang interiornya menarik seperti ini, bikin betah buat nunggu. Tapi cukuplah jadi penjenguk, amit-amit jangan sampai jadi pasien di sini. Sakit aja amit-amit, apalagi di sini, mahal :D
... bambunya asli, tapi daunnya plastik, apalagi pandanya ...
09 April 2016
Serba-Serbi Acara Wisuda Universitas Mercu Buana Jakarta
Sepasang wisudawan sedang mengabadikan kenangan-kenangan sesudah acara wisuda di halaman ICE Serpong. Hari ini adik iparku diwisuda untuk program sarjana di Universitas Mercubuana Jakarta. Katanya, biasanya acara wisuda kampus ini dilakukan di JCC Senayan, tapi untuk kali ini dipindah ke Serpong. Seingatku salah satu teman SMA-ku juga mengikuti program S2 di kampus ini dan tahun lalu acara wisuda dilakukan di Senayan.
Gedung ICE (Indonesia Convention Exhibition) ini diklaim sebagai gedung pameran dan pertemuan yang paling megah, tidak hanya di Indonesia tapi juga di Asia Tenggara, dengan total ada 10 Exhibition Hall.
Sesuai jadwal, acara wisuda berlangsung sejak pukul 8 pagi, di hall 4-5. Karena undangan biasanya terbatas, dan terpakai untuk orangtua, makanya kami memutuskan untuk datang ke acara ini sekitar jam 11, menjelang acara selesai. Ternyata hingga jam 12 siang acara belum benar-benar berakhir. Karena di sekitar lokasi itu terlalu ramai, kami memutuskan untuk menunggu di hall 6. Selama menunggu El tampak tenang dan tidur nyenyak setelah minum. Sebelumnya dia juga anteng saja dalam perjalanan dari rumah ke tempat ini.
Yang menarik dalam setiap acara wisuda adalah dukungan dari pihak keluarga, dan juga teman-teman atau tetangga, dalam merayakan wisuda ini. Kadang tidak kalah heboh dengan acara pernikahan. Waktu menunggu, ada orang yang nyeletuk "Yang wisuda cuma satu orang, tapi yang datang rombongan pakai elf". Bahkan ada yang sengaja bikin baju "seragam" untuk menghadiri acara ini.
Akhirnya acara selesai juga dan kami berkumpul sebentar di gedung tempat wisuda sebelum pulang. Masih ada beberapa orang yang bertahan tidak segera pulang, seperti kami untuk beberapa alasan. Ada yang sekedar menunggu, ngobrol dan tentu saja berfoto bersama.
Di jaman digital dan media sosial ini, kegiatan swafoto adalah hal wajib dalam setiap kesempatan, baik selfie maupun groufie. Meskipun kadang aku geleng-geleng, orang-orang ini foto kayak gak terlalu peduli dengan latarbelakang (background), pokoknya dimana saja. Kenapa gak nyari lokasi yang lebih menarik dan berkesan, yang seharusnya bisa banyak ditemukan di tempat ini. Lha kalau cuma pakai background tembok polos gitu kan bisa dimana saja dan kapanpun hehehe, mungkin yang dicari adalah momen pakai baju wisuda saja.
Ternyata kami menunggu untuk acara foto "studio" yang sudah menjadi satu paket dengan acara wisuda ini. Kalau gak salah ada 3 jatah foto yaitu foto sendiri, foto bareng orangtua dan foto bareng keluarga Backgroundnya khas gambar background di acara wisuda, yaitu lemari penuh buku :)
Selamat ya bro, akhrinya lulus dan diwisuda juga. Siap-siap lanjut ke jenjang berikutnya, biar cepet naik jabatan.
Anyway, meskipun gelar sudah bertambah, kebiasaan lama tetap tidak berubah .... ngupil!
22 November 2013
Friday Night at Orchard Road
Pekerjaan masih menumpuk, tapi jumat malam ini aku putuskan untuk menghabiskan waktu jalan-jalan di sepanjang jalan Orchard. Alasanku sederhana, selain penat dengan padatnya jadwal selama seminggu ini, katanya mal-mal di kawasan Orchard sudah mulai berhias dalam rangka Natal dan Tahun Baru.
Sepertinya kawasan ini tidak pernah sepi di malam hari karena padatnya pertokoan dan juga sudah menjadi salah satu icon belanja di kota ini, jadi para wisatawan juga "wajib" mampir ke sini, terutama yang punya duit lebih dan hobi belanja. Dan memang, mulai dari Orchard Central hingga ION Orchard, hiasan bernuansa Natal tampak mendominasi sepanjang jalan dan pertokoan.
Nah, yang tukang bergaya dan foto-foto ini sepertinya wisatawan. Di era digital dengan booming-nya kamera digital, membuat tiap orang dengan mudah mengabadikan kenangan lewat foto, termasuk (eh terutama) foto narsis. Gak ada salahnya, asal tidak mengganggu orang lain saja. Toh kenangan itu kadang tidak ternilai harganya.
Dan tidak hanya fotografer amatiran kayak aku dan para narsis mania yang sibuk di sini, sepertinya fotografer profesional juga tidak mau melewatkan momen di sini. Setidaknya aku melihat dari peralatan yang mereka bawa, selain model kamera DSLR kelas berat (gak mungkin masuk kantong), mereka juga bawa tripod. Tapi memang aku belum lihat ada yang bawa peralatan lighting di sini hehehe
Di depan Ngee Ann City ada lapangan cukup luas, lengkap dengan air mancur dan beberapa patung. Tentu saja ini menjadi tempat berfoto ria bagi para pengunjung, baik foto keluarga, foto narsis, atau foto gak jelas (kayak yang kulakukan).
Nah, ada yang unik dengan etalase Louis Vuitton ini, keretanya tidak ditarik oleh rusa salju, tapi oleh angsa :) Meskipun terkesan sederhana, dengan latar belakang berdominasi merah menyala (lebih ke warna Imlek dibanding warna Natal), tapi iklan ini bagus dan eye-catching.
Di halaman Wisma Atria tampak ramai dengan pengunjung, sebagian duduk, ada juga yang mondar-mandir dan (tetap) berfoto ria. Rupanya di sini ada beberapa pengamen yang sedang unjuk kebolehan.
Yang pertama adalah tiga musisi ini, membawakan irama instrumentalia bernuansa etnik. Lagu yang mereka bawakan tidak kukenal sama sekali, mungkin lagu mereka sendiri. Alat musiknya juga bukan selevel alat musik "anak band", tapi meskipun mengamen, kualitas mereka tidak kalah dengan peserta festival musik. Dari wajahnya, sepertinya mereka orang Jepang. Aku suka dengan cara mengamen seperti ini, tidak menggangu, juga tidak "memaksa", apalagi kualitas penampilannya juga keren.
Nah tak jauh dari letak ketiga musisi tadi, masih di pelataran Wisma Atria, sepasang penari juga unjuk kebolehan. Sang penari pria memainkan bola-bola kristal, sedang yang wanita menggunakan alat dari kayu yang mirip bumerang, ada 4 buah. Koreografinya juga menarik, dan mereka berdua juga berasal dari Jepang. Di akhir pertunjukan sang penari pria memperkenalkan diri soalnya, dan bilang kalau mereka dari Jepang.
Deretan patung warna-warni ini juga sudah tentu menjadi incaran mereka yang ingin berfoto-ria.
Nah di depan ION Orchard, dekorasinya lebih menarik lagi. Selain pohon natal, juga ada semacam taman dengan penataan seperti tempat pernikahan namun tetap dalam suasana Natal dan Tahun Baru. Jadi banyak yang sekedar duduk-duduk menikmati suasana malam (untung cuaca lagi cerah), berfoto bersama keluarga, dan bernarsis ria membuat foto khas "selfie". Di sini aku sempat diminta memotret sepasang kekasih (sok tahu), dan kulakukan dengan senang hati.
Seorang biksu sedang memijit rekannya di depan ION Orchard. Ya, entah mereka biksu atau tidak, tapi pakaiannya cukup khas. Entah juga mereka di sini untuk belanja atau sekedar berwisata. Yang jelas waktu mereka sadar aku sedang memotret mereka, langsung mereka menghentikan aktivitasnya, dan akupun langsung ngacir ... hehehe...
Selepas ION Orchard sebenarnya masih ada deretan toko lagi di Orchard Road, tapi tidak terlalu meriah. Setidaknya aku tahu di situ ada kedubes Thailand. Lagipula waktu sudah terlalu malam, dan kakiku sudah pegel sekali, pertanda sudah saatnya berbalik arah dan pulang.
Location:
Orchard Road, Singapore
14 October 2013
Poses of Taking Photos
Seorang bapak mengambil foto dengan kamera ponsel sambil bersimpuh di tengah jembatan. Namanya juga piknik, berfoto ria adalah bagian yang tidak terlewatkan saat ini, apalah semakin maraknya teknologi foto digital, mulai dari kamera ponsel, kamera saku hingga DSLR.
Yang ini pakai kamera sekelas DSLR, pakai ngintip dan memiringkan badan untuk mendapat angle yang pas. Seperti pernah kubilang dalam posting sebelumnya, seringkali pose si pemotret lebih heboh (dan menarik) dibanding objeknya :)
Mengambil foto di spot yang populer adalah tantangan tersendiri, karena gak bakal ada istilah antri untuk berfoto. Jadi harus pintar-pintar mencari sudut kosong, atau malah sengaja membaur dengan pengunjung lain. Kadang-kadang bete juga kalau pas mau foto ada "photobomb" yang tidak serasi baik di depan maupun di belakang kita. Untunglah dengan teknologi digital, croping dan bahkan "menghilangkan object pengganggu" cukup mudah dilakukan agar hasil foto lebih menarik.
Eh, sebenarnya foto inilah alasan aku membuat posting khusus tentang pose orang-orang yang memotret. Pose si ibu ini sih biasa saja, tegak tanpa tingkah aneh. Tapi penggunaan satu tangan untuk menutup satu matanya, agar dapat nginceng dengan pas, itulah yang membuat pose pemotret ini terkesan unik, bikin ngakak lebih tepatnya :) Cukup menghibur, bagiku....
22 September 2013
Panning Practice
Sambil nunggu busway sepulang dari gereja (di halte JCC), iseng-iseng nyobain teknik panning. Intinya motret kendaraan yang sedang melaju, fokus pada satu kendaraan itu saja sehingga yang lain terkesan blur. Panning yang bagus akan memberi efek dinamis, seakan kendaraan itu melaju dengan kencang.
Sayangnya beberapa kali nyoba gak berhasil dengan baik. Milih objek dan memastikan hasilnya tajam saja sudah perjuangan.
Setelah beberapa kali mencoba, sepertinya jika objeknya makin dekat, hasilnya makin dramatis. Tapi tingkat kesulitan juga makin tinggi, terutama untuk mendapatkan ketajaman objek yang jadi titik utamanya. Yang, setidaknya iseng-iseng ini membantu membuang rasa penat karena kelamaan nunggu busway.
21 June 2013
Social Tree at Changi Airport
Ada yang baru di Terminal 1 Bandara Changi Singapura, yaitu Social Tree. Awalnya aku tertarik karena warna-warninya.
Ternyata di sini pengunjung bisa berfoto (ada beberapa photobooth yang bisa digunakan), menambah beberapa dekorasi pada foto dan menyimpannya sebagai kenangan di "pohon sosial" ini. Hasil foto juga bisa dikirim ke email kita, upload ke facebook atau twitter.
Narsis lagi, dan unggah ke pohon hehehe... Aktivitas yang cukup menarik sembari menunggu waktu keberangkatan pesawat untuk pulang ke Jakarta.
17 June 2012
Kids Fashion Show
Ketiga anak kecil ini sedang bermain fashion show di gang kontrakan. Dengan pakaian seadanya dan berdandan sendiri mereka bergaya layaknya ajang pemilihan putri Indonesia.
Kalau dipikir-pikir, ketiga anak ini memang cukup mewakili keragaman suku di Indonesia. Ayu dari Bali (kiri), Luna dari Bandung (tengah) dan Annisa dari Jakarta (kanan).
Kalau dipikir-pikir, ketiga anak ini memang cukup mewakili keragaman suku di Indonesia. Ayu dari Bali (kiri), Luna dari Bandung (tengah) dan Annisa dari Jakarta (kanan).
03 March 2012
Photo Contest Focus Fair 2012
Berbarengan dengan event Mega Bazaar 2012 di JCC juga ada event Focus 2012. Saat aku melongok ke sana, pas lagi ada acara photo contest yang diadakan oleh Sony Indonesia bersama Alpha Photographer Community. Sayang sekali aku pas gak bawa kamera digital, katanya sih modelnya dari Brazil :)
Sekilas sepertinya aku melihat orang yang kukenal, yang baju merah. Dia salah satu client di kantor yang lama, tapi aku merasa kurang yakin, jadi gak sempat menyapanya.
Pas mau pulang, ternyata baru sadar kalau di luar lobby juga ada acara photo contest, dengan peserta yang lebih banyak, dan modelnya pun sepertinya lebih banyak. Yang menarik bagiku adalah waktu menyaksikan peserta yang ada, mulai dari anak-anak muda (pelajar/mahasiswa) hingga orang-orang tua.
Saking penuhnya di sekitar panggung, beberapa peserta melakukan berbagai cara agar bisa "mencuri" photo dari sudut yang terbatas.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Bintaro View From Gramedia Building
Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...

-
Patung khas suku Asmat (kalau gak salah) terlihat berdiri kokoh dari gerbang keberangkatan terminal 2D bandara Soekarno Hatta Cengkaren...
-
Pagi ini perlu menjadi saksi dalam sidang perceraian kakakku di daerah Cibinong, dan biar hemat aku putuskan naik kereta api. Sebenarnya ...
-
Sejak tinggal di Cikarang hampir 10 tahun lalu, aku sudah sering mendengar tentang kawasan Sentul, tapi baru kali ini sempat mampir. Rup...