27 July 2015

Taman Kecil Kami


Kali ini cuma pengen posting foto bunga dan tanaman yang ada di taman depan rumah. Taman ini kecil dan tidak tertata rapi. Aku belum punya rencana matang bagaimana mengatur taman kecil di teras ini.


Bunga adenium ini peninggalan dari pemilik rumah sebelumnya dan terbengkalai, tapi aku sengaja menyimpannya. Ada beberapa, tapi tinggal dua pohon ini yang tampak bangus, dan di musim kemarau ini mereka berbunga cukup banyak. Indah!


Tertarik dengan cerita kalau aroma Lavender bisa mengusir nyamuk, aku beli beberapa bunga lavender, soalnya nyamuk-nyamuk di rumah, termasuk di teras, sangat banyak. Sejauh ini sih belum tampak manfaatnya, bunganya juga belum banyak. Ada yang bilang, merawat bunga lavender agak susah karena bunga ini cocoknya di cuaca dingin. Kalau ternyata bunga ini bisa tumbuh bagus, mungkin aku akan memperbanyaknya.


Kalau ini bunga celosia (bunga boroco) yang aku temukan di tahan kosong dekat Graha Bintaro. Aku "colong" saja beberapa dan yang satu ini tumbuh luar biasa. Ini yang paling subur, mekar ke segala arah dan berbunga cukup banyak. Karena sangat besar, jadinya kurang begitu cocok dengan taman kecil yang aku punya, karena dia melebar kemana-mana dan memenuhi tempat. Tapi saat ini, selain hanya tanaman ini yang berbunga cukup banyak.


Ternyata ada laba-laba yang berhasil membangun rumah di sela-sela tanaman. Mungkin karena dalam dua minggu terakhir ini tidak ada kucing yang berkeliaran bebas di taman, jadi aktivitasnya tidak terganggu. Kalau ada kucing pasti dia sudah dihajar habis-habisan. Laba-laba ini masih kecil, panjang tubuhnya mungkin baru sekitar 1 cm. Agak susah mengambil foto laba-laba ini dengan kamera smartphone, meskipun akhirnya berhasil juga dari sudut tertentu.


Tanaman pucuk merah ini sudah mulai bertunas banyak dengan daun-daun muda yang berwarna kemerahan. Sepertinya tanaman ini harus dirawat dengan telaten, terutama disiram. Tanaman serupa milik tetangga tampak kering dan rontok daunnya waktu ditinggal mudik selama seminggu, karena tidak ada yang menyiraminya.


Terakhir, ini bunga kupu-kupu, barusan nyari infonya di internet. Namanya oxalis triangularis atau Purple Shamrock. Sejak awal membeli kami biarkan dia tergantung. Baik bunga maupun daunnya menjulur ke arah selatan, mencari cahaya matahari.

08 July 2015

St. Palmerah (Baru)


Beberapa kali mendengar kabar di media sosial tentang stasiun Palmerah yang baru, tapi baru malam ini aku sempat mengunjunginya. Stasiun baru inipun baru diresmikan tanggal 6 Juli 2015  ini oleh Menteri Perhubungan Ign Jonan. Seingatku, pembangunan gedung stasiun baru ini sudah dimulai tahun 2014 lalu, waktu aku mulai sering mondar-mandir Jkt-Bintaro memakai kereta api.


Kondisi lantai dua yang lega dan kosong, juga sebagai gerbang masuk penumpang. Sepertinya areal ini bakal dimanfaatkan untuk perniagaan, seperti yang pernah aku lihat di St. Sudirman. Bangunannya tampak lebih modern, dibanding dengan bangunan stasiun sebelumnya yang mungil dan seperti peninggalan jaman kolonial. Untunglah, bangunan yang lama tetap dipertahankan sehingga tetap terjaga nilai sejarahnya.


Nah, apa yang sempat terlintas di pikiranku ternyata diterapkan juga di stasiun ini - jembatan penyeberangan. Jadi lalu lintas penumpang (diharapkan) tidak mengganggu lalu lintas kendaraan di sepanjang jalan di kanan-kiri stasiun yang biasanya macet parah.


Digunakannya jembatan penyeberangan ini juga (diharapkan) mengurangi pelanggaran lalu lintas yang terjadi, baik oleh pengguna jalan atau pengguna angkutan kereta api. Soalnya waktu dulu memakai lampu bangjo untuk menyeberang jalan, lebih sering terjadi ketidaktertiban. Yang menyeberang sering gak sabaran, apalagi yang memakai kendaraan bermotor, terutama sepeda motor. Kalau pakai jembatan ini kan sama-sama tidak saling mengganggu.

Kabarnya, ada beberapa stasiun kereta yang akan dipermak selanjutnya, yaitu St. Kebayoran Lama, St. Parung Panjang dan St. Maja. Hmm.... aku belum pernah mengunjungi dua stasiun terakhir itu, kayaknya perlu jalan-jalan kesana kalau ada waktu luang. Target penjelajahan selanjutnya.

05 July 2015

Resto Ngalam - Fx Sudirman


Bukan bermaksud meng-endorse salah satu restoran, tapi cuma berbagi pengalaman pertama saja. Meskipun sudah bertahun-tahun tinggal di Jakarta, bahkan sering lewat jalan Sudirman, tapi tidak sekalipun aku mampir ke mal Fx Sudirman ini. Entah mengapa, ada kesan enggan untuk masuk ke dalamnya, meskipun sekedar menjelajah.

Siang ini kami sekeluarga memutuskan untuk mampir ke mal ini buat makan siang, sepulang gereja. Kebetulan lokasi dekat dengan tempat ibadah dan lagi gak ada niat jalan-jalan ke tempat lain juga. Pilihan makan siang jatuh ke Resto Ngalam di lantai 1 (bener gak ya? Pokoknya naik satu lantai setelah lobby deh :) ).


Pengen nyobain aja makanan khas Jatim versi restoran di mal kota besar hehehe. Aku memilih Cwie Mie hijau dan Angsle, dua jenis makanan yang belum pernah aku coba meskipun aku beberapa kali mondar-mandir Jawa Timur. Cwie mie-nya lumayan, meskipun tidak istimewa buatku. Berhubung ini pertama kali aku makan cwie mie, aku gak bisa membandingkan dengan versi yang (mungkin) lebih enak. Tapi aku puas dengan angsle, minuman yang sangat mirip wedang ronde, terbuat dari jahe dengan berbagai "topping" di dalamnya.


Selesai makan kami jalan-jalan bentar di sekitar mal, melihat apa saja yang istimewa di mal ini. Salah satunya ada indoor slider, yang diklaim sebagai indoor slider pertama di Asia. Waktu itu sedang tidak beroperasi, mungkin untuk menghormati yang sedang beribadah puasa #eh. Lagipula aku gak bakal niat mencobanya dalam kondisi perut kenyang.

Senja di Situ Parigi - Pondok Aren

Kembali nongkrong di Situ Parigi, pas menjelang matahari terbenam, siapa tahu dapat golden hour yang menakjubkan. Air danau tampak berkurang...