25 January 2020

Ulang tahun El ke-4


Akhirnya El merayakan ulang tahunnya yang ke-4, di rumah saja, sederhana tanpa mengundang siapa-siapa, seperti tahun-tahun sebelumnya. Padahal di sekolahnya sering ada teman yang merayakan ulang tahun, yang kadang bikin bingung harus ngasih kado apa. Untung El belum terlalu paham dan tidak merengek untuk dirayakan secara khusus, yang penting ada kue ulang tahun ... - blue birthday cake, begitu berulang-ulang dia minta.


Untuk memenuhi keinginan El itu, Bunda memesan khusus cupcake dengan toping warna biru. El cukup antusias meniup lilin, dan langsung mengambil kue dengan mobil-mobilan di atasnya. Tapi memang dasarnya El gak terlalu suka kue, yang dimakan hanya bagian atasnya saja, yang manis.


Hadiah ini sudah disiapkan sejak lama dan terpaksa kami sembunyikan dari El meskipun dia tahu tempatnya. Baru setelah selesai tiup lilin, kami berikan hadiah, baik untuk El dan juga untuk Fe. Tentu saja El langsung tidak sabar untuk membongkar dan memainkannya.


El dapat hadiah mainan mancin-mancingan dan langsung antusias bermain. Dia cukup lihai memancing ikan mainan ini.


Sementara Fe mendapat hadiah seperangkat alat masak, dari plastik tentunya. Ini karena dia sering minta nonton video masak memasak. Berhubung El tidak mengijinkan Fe bermain mancing-mancingan juga, Fe akhirnya bermain masak-masakan sendiri.

Namanya bocah,biasa kalau gampang bosan. Setelah lama bermain mancing-mancingan,El segera beralih ke mainan masak-masakan ini, dan "merampas" dari Fe. Susah juga, masih belum mau ngalah atau bermain bersama. Berantem deh ...

24 January 2020

Kolam Mini di Teras


Biar gak terlalu kosong, aku kepikiran untuk mengisi lahan kosong di depan teras dengan kolam kecil, siapa tahu bisa lebih manis. Sebelumnya tempat itu hanya aku isi dengan kerikil putih, yang lama-lama jadi kotor oleh lumpur. Jadi proyek ini sekalian membersihkan kerikil putih itu sebisanya.


Akhirnya kesampaian juga, setelah 'mencuri' waktu membeli gerabah tanah liat seharga 70 ribu tak jauh dari rumah. Sebelumnya aku harus mengeruk lumpur dan mencuci kerikil-kerikil putih ini, kerjaan yang hampir menyita waktu seharian. Melelahkan, tapi menyenangkan saat melihat hasilnya.


Untuk sementara aku isi ikan kecil-kecil saja, lumayan buat dipandang, meski artinya aku harus mengajar El dan Fe agar tidak mengobok-obok kolam kecil ini. Selain memberi variasi,adanya kolam ini juga memberi kesempatan bagi para kucing untuk minum. Sebenarnya juga sudah ada kolam kecil yang lama, tapi karena airnya biasanya dikit, kucing-kucing agak kesulitan untuk minum.

Proyek selanjutnya, menghias kolam mini ini agar lebih menarik. Pengennya sih ada tanaman, syukur-syukur kalau berbunga, di tengah kolam.



#minipond #kolammini #tinypond #gardening #fish

22 January 2020

Menikmati Sore di Pinggir Situ Bungur


Foto panorama Situ Bungur, yang makin lama makin berhias meski masih belum maksimal.


Beberapa tempat masih terawat dengan baik, tapi sebagian masih tampak kumuh juga. Meski demikian, kalau musim hujan gini, biasanya senja di tempat ini tampak indah dengan warna langit yang semburat jingga atau lembayung, asalkan tidak pas mendung.


Adanya jogging track mengelilingi danau ini sudah bagus, bisa jadi fasilitas bagi warga untuk berolahraga atau sekedar bersantai ria. Sayangnya ini tidak didukung maksimal oleh warga yang tinggal di pinggir danau, yang sebagian malah membuat jalan setapak yang sudah di-paving itu jadi kumuh. Juga kesadaran pengunjung untuk membuang sampah dengan tertib masih cukup rendah, banyak sampah berserakan meski sudah disediakan tempat sampah di beberapa tempat.


Saat cuaca cerah, biasanya aku mengajak El dan Fe jalan-jalan naik motor berkeliling, sembari membeli camilan - pisang, cakwe, roti coklat, dsb, dan kadang kami nikmati sambil nongkrong sebentar di danau. Mereka sih betah saja,tapi ya gak bisa lama-lama karena sudah hampir gelap.


Nah seringkali ada tukang odong-odong yang nongkrong di pinggir danau dan jadi favorit anak-anak. Pertama mencoba El dan Fe langsung suka, dan tiap ke sini pasti minat naik. Mereka menikmati kendaraan yang bergerak naik turun, digerakkan secara manual dengan dikayuh, sembari mendengarkan lagu anak-anak yang sudah jarang ditemui di televisi. Bermain selama 5 menit, berdua cuma bayar 5000 perak. Hiburan yang murah-meriah dan bikin anak senang sampai enggan diajak pulang.

12 January 2020

Lomba Abal-abal


Waktu nemenin El bermain di dekat rumah, mendadak ada beberapa anak di kampung atas yang memakai mahkota layaknya acara ulang tahun. Tentu saja El berminat dan langsung bergabung. Ternyata beberapa anak mengadakan acara semacam lomba, entah dalam rangka apa.


Salah satu lomba yang diikuti El adalah lomba lari - tentu saja di sini El cuma jadi bawang kothong, ikutan aja rame-rame, dan start/finish paling akhir. Itu saja dia sudah senang. Namanya juga bocah, ada saja yang menganggap permainan ini serius, dan ngambek saat gak kebagian hadiah. Untunglah El masih cuek-cuek aja.


Akhirnya El juga kebagian mahkota hehehe ... yang penting hepi. Untung juga anak-anak itu mau nerima El bergabung,meski bukan dari "kelompok" mereka. Setidaknya memang El lumayan dikenal di kampung atas, dan beberapa anak itu juga pernah main ke rumah kami.

11 January 2020

Pernikahan Anak Pak Asmadi


Siang ini aku pergi ke Jakarta untuk menghadiri pernikahan anaknya pak RT di Tanjung Duren. Semula hendak pergi sendiri saja, tapi akhirnya aku putuskan untuk mengajak El, sementara Fe biar di rumah sama Bundanya. Saat berangkat cuaca panas terik, tapi tiba di St. Palmerah sudah mendung. Cuaca membuat sinyal jadi buruk dan aku gak bisa melakukan pemesanan taksi online - jadi pilihan jatuh ke taksi biasa.


Berhubung tidak ada kenalan yang juga hadir di acara resepsi anaknya pak RT ini, kunjunganku singkat saja. Usai makan, segera memberi salam ucapan selamat ke mempelai (yang tidak kukenal) dan tentu saja ke Pak RT dan ibu. Memang saat tinggal di lingkungan ini aku tidak terlalu bersosialisasi dengan warga sekitar, ya sekedar lewat permisi saja. Apalagi sebagian besar warga juga pendatang yang mengontrak di daerah ini. Kalaupun ada yang kenal ya paling-paling karena aku sering motret di acara 17an.


Niatku mampir silaturahmi ke bu Warni (yang dulu jadi juru kunci rumah kontrakan), tapi ternyata rumahnya kosong. Hanya ada si Majun, kucing yang dulu sempat kami bawa ke dokter untuk dioperasi matanya - masih kucing yang galak.


Pulang dari kondangan, El menagih janji membeli ikan, yang sempat dia lihat waktu turun dari taksi tadi. Mumpung murah aku belikan saja, 5000 dapat 3 ikan kecil. Sebelum pulang aku mengajaknya ke Mal Central Park untuk nostalgia, apalagi di sana ada kolam berisi ikan koi yang besar-besar. Tapi entah mengapa dia tampak kurang antusias.


El malah lebih antusias beli balon - kebetulan yang dipilih adalah balon bergambar Dora. Saat terakhir aku mengajak El ke Keb. Lama dan membawa balon, petugas KAI meminta agar balon tidak dibawa masuk. Jadinya aku sudah wanti-wanti ke El, kalau nanti balonnya gak boleh naik kereta.

Agar hemat, pulangnya aku ajak El naik busway menuju Slipi, dilanjut naik angkot ke St. Palmerah. Dia enjoy saja, malah lumayan menikmati. Sampai di dalam stasiun, El sudah berniat untuk menyerahkan balon ke petugas, tapi aku cegah, sengaja menunggu petugas yang meminta. Ternyata tidak ada petugas yang mendatangi kami, jadi ya balon itu tetap kami bawa sampai rumah. Mungkin model balonnya beda, yang ini (lebih mahal) tidak mudah meletus, beda dengan yang dulu kami bawa, yang memang akhirnya meletus saat kami berniat mengempeskannya.

03 January 2020

Mengungsi Semalam di Hotel


Hari ke-2 tahun ini, masih banjir tapi genangan sudah berkurang, dan jalanan bisa dilewati motor. Tapi listrik masih dipadamkan karena daerah Ciputat Baru masih tergenang. Bahkan kabarnya kemarin sempat ada korban tersengat listrik.


Karena persediaan air makin menipis, kami putuskan untuk mengungsi sementara ke Hotel. Pilihan sementara di Hotel Citradream sebelahnya Bintaro Plaza, jadi dekat rumah dan masih gampang untuk mondar-mandir ke rumah kalau perlu.

Sore hari listrik di rumah kami masih padam, tapi ada beberapa rumah tetangga yang sudah menyala. Memang di kompleks ada 3 jalur yang berbeda, jadi kadang bisa jadi rumah kena pemadaman, tapi rumah tetangga tetap nyala. Baru sekitar jam 8 malam listrik benar-benar sudah menyala, jadi bisa beraktivitas normal. Tapi aku dan anak-anak tetap menginap di hotel, tanggung sudah bayar, lagipula belum yakin apakah bakal ada pemadaman lagi atau tidak.


Esok paginya cuaca masih mendung, serta sesekali gerimis. Linimasa di sosial media masih penuh soal banjir, khususnya di Jakarta, dan termasuk beragam kekonyolan yang ada - baik yang mencela pemerintah maupun yang membela. Kekonyolan sering muncul karena tidak konsisten, misal dulu santai saat banjir, sekarang mencak-mencak (meski ada alasan logis). Ada juga yang menganggap komentar si Aa gak relevan (dulu atau sekarang), tapi gak berani menganggapnya ngawur karena yang ngomong idolanya hahaha. Lucunya, membela kesalahan orang lain dengan cara menunjukkan kesalahan di kubu seberang - konyol sih. Two wrongs don't make a right.


Pagi hari aku dan El menikmati sarapan di hotel, sementara Fe masih tidur. Di sini kami bertemu beberapa keluarga yang juga mengungsi karena banjir. Keluarga ini dari daerah Sudimara, kebetulan ada anak sebaya El dan mereka asyik bermain. El sempat ceroboh mendorong temannya itu sampai hampir jatuh dari sofa, untung pihak keluarga bisa maklum. Ada juga keluarga pak Bernard, tapi waktu itu hanya istri dan mertuanya yang aku temui sedang sarapan.

Siangnya kami pulang karena sepertinya listrik sudah menyala stabil, dan banjir di pinggir kali juga sudah surut.

01 January 2020

Banjir di Tahun Baru


Malam pergantian tahun 2020 kali ini sepi-sepi saja, yang ada malah hujan deras. Sempat ada wacana dari beberapa warga, tapi tampaknya kebanyakan lebih suka bergumul di balik selimut atau merayakan di tempat lain. Jam 12 malam aku sempat melongok keluar rumah dan segera balik tidur melihat gerimis masih turun. Pagi harinya bangun kesiangan, dapat kabar dari grup kalau sungai di sebelah kompleks meluap.


Luapan sungai alias banjir kali ini termasuk paling dahsyat selama aku pindah ke kompleks ini. Biasanya kalau banjir, jalanan ini masih aman dilewati motor. Tapi kali ini, mobil yang diparkir di depan rumah warga tenggelam hampir separuh badan.



Rumah-rumah di kompleks memang aman dari banjir, karena lokasi di lereng dan cukup tinggi. Hanya 1 rumah yang sempat kemasukan air di dalam rumah, parahnya tuan rumah tidak segera menyadari karena sedang tidur. Mobilnya yang ada di carpot sempat terendam juga sebagian. Beberapa rumah lainnya air hanya sampai ke pekarangan/halaman.

Tapi yang terkena dampak parah adalah rumah pemulung yang ada persis di pojokan kompleks, tempat El biasa bermain. Rumah utama aman meski tergenang hampir 1 meter, tapi rumah lainnya yang tanpa pondasi hanyut tak bersisa, beserta banyak barang-barang rongsokan yang mereka kumpulkan. Tidak ada korban jiwa, syukurlah. Listrik di rumah itu langsung dipadamkan sekitar jam 7 pagi.


Karena bukan kejadian yang rutin, meski hujan masih rintik-rintik, banjir ini jadi tontonan warga sekitar yang penasaran. Di seberang sungai itu adalah kompleks Ciputat Baru, dan mereka terkena dampak banjir lumayan parah. Selain posisi rendah, sistem drainase juga kurang bagus meskipun ada 1 pompa air di sana. Kabarnya sejak pagi sudah ada tim Basarnas yang siaga di sana.

Masalahnya, di Ciputat Baru itu ada gardu listrik yang terkena dampak, dan sebagian rumah di kompleks kami mendapat suplai listrik dari sana, termasuk rumahku. Demi keamanan, mulai jam 12 siang listrik dipadamkan. Untung sudah ada pemberitahuan awal, jadi kami sempat mengisi penuh air dan powerbank.


Sore hari, mobil Ford yang terendam air ini dievakuasi atas instruksi pemiliknya, yang kebetulan saat itu sedang tidak ada di rumah, masih berlibur. Lumayan parah juga kayaknya.


Sementara bagi anak-anak, genangan air banjir adalah wahana bermain yang menyenangkan. Bahkan ada beberapa anak yang sempat mandi di jalanan yang tergenang air itu. Meski menyenangkan dan murah-meriah, hal ini bukanlah sesuatu yang pantas dibanggakan.Adalah konyol kalau ada tokoh politik terpelajar yang justru senang saat melihat "anaka-anak gembira tuh bermain di banjir".


Hingga menjelang senja genangan air masih belum juga surut, dan kabarnya masih bakal ada tambahan kiriman dari selatan, meski hujan di sini sudah reda. Padahal kami berharap air segera surut, atau setidaknya listrik dinyalakan. Sayangnya harapan kami bakal sia-sia.


Jadinya kami melewatkan malam ini tanpa listrik dan harus berhemat air. Untunglah kami sudah sedia beberapa powerbank yang penuh, dan ada beberapa lampu LED yang cukup untuk penerangan. Syukurlah pula malam ini udara masih dingin dan tidak banyak nyamuk. Hanya saja sinyal internet (XL) sangat buruk jadi kami tidak bisa banyak memakai internet. Karena terbiasa dengan gelap,anak-anak tidak takut saat mati lampu.

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...