11 January 2020

Pernikahan Anak Pak Asmadi


Siang ini aku pergi ke Jakarta untuk menghadiri pernikahan anaknya pak RT di Tanjung Duren. Semula hendak pergi sendiri saja, tapi akhirnya aku putuskan untuk mengajak El, sementara Fe biar di rumah sama Bundanya. Saat berangkat cuaca panas terik, tapi tiba di St. Palmerah sudah mendung. Cuaca membuat sinyal jadi buruk dan aku gak bisa melakukan pemesanan taksi online - jadi pilihan jatuh ke taksi biasa.


Berhubung tidak ada kenalan yang juga hadir di acara resepsi anaknya pak RT ini, kunjunganku singkat saja. Usai makan, segera memberi salam ucapan selamat ke mempelai (yang tidak kukenal) dan tentu saja ke Pak RT dan ibu. Memang saat tinggal di lingkungan ini aku tidak terlalu bersosialisasi dengan warga sekitar, ya sekedar lewat permisi saja. Apalagi sebagian besar warga juga pendatang yang mengontrak di daerah ini. Kalaupun ada yang kenal ya paling-paling karena aku sering motret di acara 17an.


Niatku mampir silaturahmi ke bu Warni (yang dulu jadi juru kunci rumah kontrakan), tapi ternyata rumahnya kosong. Hanya ada si Majun, kucing yang dulu sempat kami bawa ke dokter untuk dioperasi matanya - masih kucing yang galak.


Pulang dari kondangan, El menagih janji membeli ikan, yang sempat dia lihat waktu turun dari taksi tadi. Mumpung murah aku belikan saja, 5000 dapat 3 ikan kecil. Sebelum pulang aku mengajaknya ke Mal Central Park untuk nostalgia, apalagi di sana ada kolam berisi ikan koi yang besar-besar. Tapi entah mengapa dia tampak kurang antusias.


El malah lebih antusias beli balon - kebetulan yang dipilih adalah balon bergambar Dora. Saat terakhir aku mengajak El ke Keb. Lama dan membawa balon, petugas KAI meminta agar balon tidak dibawa masuk. Jadinya aku sudah wanti-wanti ke El, kalau nanti balonnya gak boleh naik kereta.

Agar hemat, pulangnya aku ajak El naik busway menuju Slipi, dilanjut naik angkot ke St. Palmerah. Dia enjoy saja, malah lumayan menikmati. Sampai di dalam stasiun, El sudah berniat untuk menyerahkan balon ke petugas, tapi aku cegah, sengaja menunggu petugas yang meminta. Ternyata tidak ada petugas yang mendatangi kami, jadi ya balon itu tetap kami bawa sampai rumah. Mungkin model balonnya beda, yang ini (lebih mahal) tidak mudah meletus, beda dengan yang dulu kami bawa, yang memang akhirnya meletus saat kami berniat mengempeskannya.

No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...