28 February 2021

Kualitas Air di Situ Parigi

Pagi hari, banyak orang yang jalan-jalan dan berolah-raga di sekitar Situ Parigi, Pondok Aren, Tangsel. Kebetulan aku habis beli ikan di Pasar Jombang, mampir sebentar karena sudah lama gak nengok danau/bendungan ini. Seperti Situ Bungur, kawasan ini juga sudah direvitalisasi sehingga nyaman buat jalan-jalan. Cuma kali ini aku tidak sempat berkeliling, hanya menengok bendungan saja.


 Kondisi air di bawah bendungan menunjukkan kualitas air sungai yang memprihatinkan. Begitu banyak busa sabun yang terlihat, menunjukkan air sungai ini sudah tercemar, setidaknya oleh deterjen. Parah memang. 

Waktu iseng aku posting ini di Facebook, sebagian teman berkomentar ini akibat menjamurnya bisnis laundry kiloan. Bisa jadi, aku sangat ragu kalau bisnis skala kecil itu punya penanganan limbah yang bagus, paling gampang ya, -- seperti pola pikir rata-rata rakyat Indonesia --, buang saja ke selokan.

Tapi bisa jadi ini jug aakibat limbah rumah tangga, akumulasi dari limbah perumahan di selatan yang terkumpul di sungai. Tidak bisa dipungkiri, semakin banyak penduduk yang tinggal di pinggiran Jakarta. Bahkan kompleksku sendiri, termasuk rumahku, membuang limbah rumah tangga yang di selokan, yang ujungnya akan dibuang ke kali. Sudah hal yang wajar, meski bukan praktik yang bagus. 

Sejauh ini aku belum nemu solusi untuk ikut mengurangi pencemaran sungai ini. Setidaknya aku berusaha tidak membuang sampah ke sungai. Seringkali aku prihatin dengan perilaku masyarakan yang masih hobi membuang sampah ke sungai, kadang dilempar begitu saja dari atas jembatan.

23 February 2021

RIP Momo

Momo, badannya sudah kurus dan lemah karena kehilangan nafsu makan serta ada masalah (lagi) di mulutnya yang membuatnya sulit makan dan minum, sudah lebih dari seminggu. Dia jenis kucing yang kurang akrab dengan orang, dan sering bereaksi berlebihan kalau mulutnya dipegang. Jadinya kalau aku paksa makan atau dikasih obat, dia akan berontak cukup berbahaya. 

Seperti kucing-kucing yang sakit sebelumnya, menjelang ajalnya, Momo suka berada di kamar mandi, entah mengapa.


 Momo adalah salah satu kucing yang lahir di rumah, induknya terlambat disteril karena sudah keburu hamil dan lahirlah Momo dan Lilo. Secara ukuran fisik kalau sehat, Momo adalah kucing paling besar di rumah. Beratnya pernah mencapai lebih dari 7 kilo, ditambah lagi bulunya relatif lebih lebat dibanding yang lain. Hanya Lolo yang bisa menandingi berat badannya. Sayangnya, Momo sering mengalami masalah dengan mulutnya, sehingga sering susah makan. Tapi dia bisa bertahan sejauh ini, hampir 9 tahun bersama kami, cukup tua untuk ukuran kucing kampung yang sering sakit.

Waktu awal pindah, dia pernah hilang selama seminggu, atau 10 hari lupa tepatnya. Kami agak kuatir karena Momo tidak akrab dengan orang asing. Setelah seminggu gak ada ketemu, kami pasrah. Mendadak di depan rumah aku mendengar suara kucing sayup-sayup. Rupanya dia ada di dalam selokan, persis di depan rumah, tapi tidak berani keluar. Saat aku panggil pun dia gak berani keluar. Untunglah, karena kelaparan, dia mau keluar saat aku pancing dengan makanan. Badannya kurus sekali seperti saat sakit sekarang ini. Tapi berangsur-angsur kondisinya pulih, gemuk dan bulunya halus.

Sekarang Momo sudah pergi, menyusul emaknya (Kome) yang sudah lebih dulu meninggal, meninggalkan Lilo. 

Selamat jalan Momo.

20 February 2021

Sungai Meluap Pasca Hujan Lebat

Hujan lebat semalam, dan hari sebelumnya, yang pasti juga terjadi di wilayah selatan (Bogor) membuat sungai samping kompleks meluap. Kolam nganggur terendam, termasuk jalanan di pinggir sungai.



Jalanan paling bawah, di samping kompleks juga ikut terendam, kurang lebih sekitar 20-30cm. Untung pekerjaan membuatan bronjong di tepi sungai sudah selesai, setidaknya bisa mencegah abrasi tepi sungai biar gak makin parah.




Sekali-kali aku ijinkan anak-anak bermain dengan air, toh tidak setiap hari dan juga tidak lama. Mereka cuma mondar-mandir sebentar selagi bermain. Namanya juga anak-anak, selalu tertarik bermain dengan air.
 

Mendadak Panen Lele

Hujan deras semalam membuat air mengalir deras dari perumahan di atas kompleks kami ke arah mushola, dan membuat kolam kecil di samping mushola melimpah airnya. Ikan-ikan yang ada, kebanyakan lele, banyak yang keluar kolam dan terhanyut mengikuti air di selokan. Pak Munir sampai nemu 4 ekor di selokan depan rumah.

Makanya pak Aman, selaku penanggung jawab kolam dan ikannya, memutuskan untuk memanen saja ikan-ikan itu dan memasaknya bersama-sama. Aku ikut membantu membersihkan ikan, sementara beberapa ibu membantu memasak ikan lele itu.

Kebetulan pagi itu bu Aman juga sedang masak sayur asem.

Jadilah selepas tengah hari, beberapa warga berkumpul di mushola untuk menyantap nasi, lele dan sayur asem. Mantap betul, apalagi makan bersama-sama begini.



 El dan Andra ikut menikmati ikan lele pakai nasi. Enak, kata El, yang memang doyan ikan lele.

14 February 2021

Lego Puppies

Sekedar mengisi waktu senggang akhir pekan dengan menyusun lego anjing-anjing lucu ini. Salah satu kemalasanku selama ini adalah membaca instruksi dan mengikutinya, dan aku mencoba memperbaiki itu dengan bermain lego, mengikuti petunjuknya tahap demi tahap dengan teliti agar berhasil


 Hasil ini gak bertahan lama sih. Setelah satu hari dipajang, selanjutnya bakal dibongkar sama anak-anak untuk mereka berkreasi sendiri hehehe.

03 February 2021

Semprot Disinfektan

Petugas BPBD Kota Tangerang Selatan sedang melakukan penyemprotan disinfectant di sepanjang jalan, termasuk jalanan di kompleks kami. Tumben tidak ada pemberitahuan dari pengurus, mungkin memang kegiatannya mendadak atau spontan.

Penyemprotan cairan disinfectant secara besar-besaran ini sebenarnya memicu pro dan kontra. Banyak yang tidak setuju dengan efektifitasnya, sementara biayanya gak murah. Ada yang berpendapat, virus (khususnya Covid-19) yang ada di jalanan tidak banyak jadi sumber penularan. Penularan terbesar terjadi antara kontak antar manusia. Lebih efektif adalah tindakan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta menjaga jarak. Tapi mungkin ada manfaatnya juga buat mencegah penyakit karena bakteri, kuman atau virus lainnya ... semoga. Mirip seperti fogging untuk mengatasi masalah nyamuk, tidak terlalu efektif terhadap nyamuk, tapi sukses membuat kecoa kelimpungan hehehe.

Bagaimanapun juga, disinfectant tidak ramah bagi manusia, jadi tidak bisa disemprot terlalu sering, karena bisa berbahaya.


Tapi mengapa banyak pemda masih sering melakukan ini? Ya namanya berusaha, ikhtiar, tindakan pencegahan ... siapa tau bermanfaat. Ada juga yang nyinyir, untuk menghabiskan anggaran, atau sekedar pencitraan. Sak karepmu.

Memang selama ini aku belum pernah melihat berita yang mengungkap data atau penelitian apakah ada dampak penyemprotan disinfectan di jalanan ini terhadap jumlah penderita Covid-19 di daerah tersebut.
 

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...