23 February 2021

RIP Momo

Momo, badannya sudah kurus dan lemah karena kehilangan nafsu makan serta ada masalah (lagi) di mulutnya yang membuatnya sulit makan dan minum, sudah lebih dari seminggu. Dia jenis kucing yang kurang akrab dengan orang, dan sering bereaksi berlebihan kalau mulutnya dipegang. Jadinya kalau aku paksa makan atau dikasih obat, dia akan berontak cukup berbahaya. 

Seperti kucing-kucing yang sakit sebelumnya, menjelang ajalnya, Momo suka berada di kamar mandi, entah mengapa.


 Momo adalah salah satu kucing yang lahir di rumah, induknya terlambat disteril karena sudah keburu hamil dan lahirlah Momo dan Lilo. Secara ukuran fisik kalau sehat, Momo adalah kucing paling besar di rumah. Beratnya pernah mencapai lebih dari 7 kilo, ditambah lagi bulunya relatif lebih lebat dibanding yang lain. Hanya Lolo yang bisa menandingi berat badannya. Sayangnya, Momo sering mengalami masalah dengan mulutnya, sehingga sering susah makan. Tapi dia bisa bertahan sejauh ini, hampir 9 tahun bersama kami, cukup tua untuk ukuran kucing kampung yang sering sakit.

Waktu awal pindah, dia pernah hilang selama seminggu, atau 10 hari lupa tepatnya. Kami agak kuatir karena Momo tidak akrab dengan orang asing. Setelah seminggu gak ada ketemu, kami pasrah. Mendadak di depan rumah aku mendengar suara kucing sayup-sayup. Rupanya dia ada di dalam selokan, persis di depan rumah, tapi tidak berani keluar. Saat aku panggil pun dia gak berani keluar. Untunglah, karena kelaparan, dia mau keluar saat aku pancing dengan makanan. Badannya kurus sekali seperti saat sakit sekarang ini. Tapi berangsur-angsur kondisinya pulih, gemuk dan bulunya halus.

Sekarang Momo sudah pergi, menyusul emaknya (Kome) yang sudah lebih dulu meninggal, meninggalkan Lilo. 

Selamat jalan Momo.

No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...