10 February 2006

Inside Changi Airport

Sebelum pulang, jalan-jalan dulu seputar bandara yang cukup luas, namun gak mbosenin ... lebih hebat dari mal.



... kolam ikan koi ... gedhe-gedhe ikannya, cantik-cantik ...



... free internet access ...



.. interior modern, digabung sentuhan natural dengan tumbuhan asli yang terawat ...



... tempat duduk nyaman buat istirahat santai sambil menunggu pesawat (apalagi yang telat) ...

A short trip



Hari masih sangat pagi waktu aku terbangun dan mulai perjalanan. SMRT masih sangat sepi. Tampak seorang pelajar (mungkin setingkat SMP) sendirian menanti kereta untuk berangkat sekolah .... rajin kaleee .



Matahari bersinar cukup hangat di Harbour Port. Meski belum padat, kesibukan warga sudah mulai terlihat di sini.



Wah.. ini kali pertama lihat kapal pesiar mewah, agak dekat, meskipun masih belum "terjangkau". :)



Aku coba nyempeting mampir ke daerah Chinatown, entah kenapa, penasaran aja. Sayang terlalu pagi, jadi belum ada aktivitas apa-apa, selain orang hilir mudik berangkat kerja.



Sebuah lampion tergantung cukup gagah di antar gedung-gedung tinggi, kebetulan waktu itu menjelang tahun baru Imlek.

09 February 2006

Overnight at Changi



Sudah cukup malam tiba di Bandara Internasional Changi, apalagi Singapore 1 jam lebih awal dari Jakarta. Banyak orang asing ditemukan di sini, baik yang memang singgah ataupun yang sekedar transit.



Sekelompok kaum muda, dengan gaya casual, bercengkrama dan berfoto-ria. Entah turis, atau pemuda lokal yang sedang jalan-jalan di Bandara.



Ada juga gelandangan di bandara megah ini. Gaya yang santai dan cuek itu, justru membuatku terinspirasi buat nginep di sini :)) ... banyak pertimbangan lah, selain waktu yang mepet, juga masalah duit yang mepet :)



... ruang tunggu ... tempat aku menginap ...



Yah .... tak ada gading yang tak retak. Di tengah kedisiplinan dalam kebersihan, tetap aja ada yang naruh sampah sembarangan :)

06 February 2006

Gandunk's Wedding - Traditional Ceremony



Ini transportasi yang disewa untuk berpindah dari gereja ke gedung tempat pesta adat dilaksanakan. Sepertinya ini kendaraan untuk wisata keliling Danau Toba.



... bersiap-siap untuk ber-tor-tor, membentuk barisan, untuk kemudian menari keliling lapangan :)



.. inilah gerakan tarian tor-tor itu, sederhana, namun penuh penghayatan (bagi yang ngerti maksudnya) .. :). Bagiku agak membingungkan, gerakannya tidak banyak variasi sih.



Tim musik yang menjadi pengiring. Sesekali melantunkan lagu daerah (Batak), kadang lagu pop, kadang lagu rohani, meski dengan irama yang mirip, penuh beat untuk mengiringi tarian yang energik ...



... loh, kok njoget bawa duit:-? kayak nyawer aja :)
Ini masih bagian dari prosesi pernikahan, dimana kerabat memberikan uang ke pengantin, tetap dalam suasana menari.



... united color of kebaya ...
Ajang seperti ini biasanya jadi kontes penampilan bagi para ibu.



Ini semacam simbol penyerahan hasil bumi (sembako) ke pihak pengantin.



Yah, namanya juga anak-anak. Di tengah acara resmi dan penuh aturan, mereka tetap aja bermain, memanfaatkan lahan yang ada.



.. Kesibukan yang tampak di bagian konsumsi. Mungkin karena pesta tergolong sederhana (biarpun sibuknya minta ampun), makanan yang tersedia bagi tamu juga cuma kayak gini. Nasi plus daging (haram) :)



Tiba waktunya makan-makan, bukan buat tamu, tapi bagi pihak yang berpesta -- mempelai dan keluarga kedua belah pihak.
Si Nanda waktu lihat foto makanan berekor ini, langsung hilang nafsu makannya seharian =))



Selain yang berekor mungil tadi, masih ada makanan cukup sehat, ikan mas diarsik.




... wuih, capek juga... padahal cuma jadi penonton dan penggembira ...



Penyerahan ulos, dari orang tua ke mempelai. Ini ulos yang tergolong mahal, dan katanya gak boleh dijual.
Lewat penyerahan ulos ini, secara simbolik orang tua melepas si gadis, dan menyerahkan sepenuhnya ke suaminya.
Pantesan ibu si gadis sampai nangis-nangis :), entah tangisan sedih atau bahagia, atau keduanya.



.. .. Heheheh ... meski diluar kebiasaan adat, aku tetap aja dapat ulos. Seharusnya sih aku gak dapat, karena belum nikah. Tapi aku dapat kehormatan untuk mendapat ulos ini, juga dapat marga, ngikutin marga abangku.



Budhe Heri juga tampak kelelahan, meskipun sepanjang acara dia cuma duduk dan menyaksikan acara.

Gandunk's Wedding - Church Ceremony

Karena acara menggunakan adat Batak Toba, hampir keseluruhan acara menggunakan bahasa Batak, yang ... entahlah, gak ngerti #-o



Entah apa namanya, yang jelas ini serupa seserahan yang diberikan pihak lelaki ke pihak perempuan. Denger-denger sih isinya kepala babi :(



... setelah basa-basi di keluarga perempuan, sang perempuan menyematkan rangkaian bunga di dada mempelai pria ...



.. melangkah menuju "rumah Tuhan", untuk melangsungkan pemberkatan nikah ...



... mengucapkan janji saling setia, sehidup semati di depan pendeta, dan seluruh jemaat yang hadir ...



... dan cincin kawinpun disematkan di jari masing-masing, sebagai tanda ikatan selamanya ...


... Pak pendeta menyampaikan berkat pernikahan dan menyatakan mereka berdua "sah sebagai suami istri", secara agama.



Paduan suara, yang kebetulan kaum ibu, menyumbangkan beberapa buah lagu untuk kedua mempelai yang berbahagia. Ah, lagunya pakai bahasa batak pula .. tapi memang mantap suara inang2 ini.

05 February 2006

A flash of Parapat



Dengan mayoritas penduduk beragama Nasrani, cukup mudah menemukan gereja di tempat ini, baik gereja besar maupun gereja kecil, seperti yang nampak cuma seukuran rumah.



Bangunan makan seperti ini cukup banyak ditemukan di Parapat (dan mungkin juga di daerah lain di tanah Batak).



Sepertinya ini tugu peringatan untuk para leluhur. Sepertinya orang Batak menaruh penghormatan cukup tinggi terhadap para leluhur mereka.



Salah satu jalan setapak yang belum beraspal.



Puncak gedung gereja HKBP yang cukup besar, sedang direnovasi.



Kehidupan orang Batak sepertinya tidak bisa dipisahkan dari lapo tuak. Di sinilah mungkin terjadi interaksi sosial antar masyarakat, meski kadang jadi ajang mabuk-mabukan :). Dekat tempat aku menginap, ada lapo yang hampir setiap malam full music, nyanyian dari para pemuda yang berkumpul di lapo tersebut.

Flowers of Parapat



.. bunga matahari ini kutemukan di dekat bekas gedung bioskop, yang dipakai buat acara nikahan ...



... di tepi danau Toba ...



... di pinggir jalan, dekat tugu peringatan leluhur ...

Beautiful Toba Lake



Akhirnya aku diberi kesempatan mengunjungi danau air tawar terbesar di negeri ini, di tempat yang sebenarnya mimpipun gak pernah kebayang akan kesana. Terletak di dataran cukup tinggi, dengan udara segar dan masih bersih karena hutan disekeliling masih cukup asri.



... mejeng dulu donk ;) ...
ini adalah pelataran parkir sebuah hotel, hotelnya sendiri ada di bawah, persis di tepi danau.



Kapal-kapal sedang beristirahat, menunggu giliran penumpang atau wisatawan yang ingin menyeberang ke Pulau Samosir, yang terletak persis di tengah danau.



Wah... jadi inget masa kanak-kanak. Pengen rasanya aku bergabung dengan mereka. Apadaya waktuku terbatas, lagipula gak bawa baju ganti :). Kurasa mandi di danau ini lebih menyenangkan di banding mandi di pantai, selain air tawar yang bersih (tidak lengket karena garam), resiko terseret arus juga hampir tidak ada.



Speedboat, yang menjadi salah satu sarana wisata yang ditawarkan, selain kapal penumpang dan kapal bebek kayuh.



... pasar oleh-oleh di pinggiran pantai kasih.....



Meski gerimis, tidak menghilangkan kemesraan sepasang kekasih itu dalam menikmati suasana danau. Merekapun tak lupa untuk mengabadikan kenangan itu.



Fuih ... capek, maklum dah gak muda lagi. Istirahat dulu lah ... di bawah pohon cemara, dengan angin sejuk (habis gerimis) sambil memandang danau yang tenang.



Rasanya kurang puas seharian menikmati Danau Toba ini, apalagi ini baru sebagian kecil, baru di Parapat. Suatu hari nanti, moga aja masih bisa berkunjung ke sini dan menikmatinya lebih lama. Kesempatan itu sudah ada sekarang, toh sudah ada "saudara" di sini :)

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...