29 September 2009

Syawalan 2009

Berhubung di bulan Ramadhan tidak sempat mengadakan acara buka puasa bersama (yang sudah menjadi tradisi tiap tahun), tahun ini diganti dengan acara Syawalan (banyak yang protes kalau aku bilang acara Halal Bi Halah hehehe). Yang penting akrab dan kenyang :)



Den baguse, sedang nongkrong di habitat asalnya. Barusan mudik, tetap aja kangen foto-foto di sawah...



Sekilas suasana Alam Sari Delta Mas, tempat yang dipilih untuk acara tahun ini. Tidak terlalu jauh dari kantor, apalagi lewat tol.



Wajah-wajah kelaparan, ... sementara yang dipojok keasikan berkamera ria (istilah apa lagi ini ... yo ben)







Makanan sudah siap!











Sudah malam, sudah kenyang, saatnya pulang ...



Dari rumah makan tampak gerbang Deltamas yang cukup indah di waktu malam.

26 September 2009

Street Musician



Siang ini terpaksa naik 121 karena bis AO jadwalnya terbatas selama liburan Lebaran. Salah satu yang bikin sebel naik bis ini adalah selain jalannya lebih lambat, juga adanya pengamen selama perjalanan. Maaf, bukannya tidak menghargai usaha mereka, namun kadang-kadang para pengamen itu gak bermodal, yang penting nyanyi aja.

Tapi siang ini ada pengamen yang berbeda. Naik dari Jatibening, dia cuma bermodal biola, tanpa menyanyi. Meskipun tidak sehebat Vanessa Mae, tapi gesekan biolanya mantap, enak didengar. Pilihan lagunya juga gak norak, ada 4 lagu (lupa judulnya, salah satunya adalah Kupu2nya Melly). Gak rugi-rugi amat naik 121 siang ini.

23 September 2009

Indonesian Manga : Garudayana, Morte & Stengah Dua

Sepertinya dunia cergam di tanah air sudah mulai menggeliat. Beberapa tahun lalu aku nemuin manga buatan lokal, tapi kok masih kurang menarik, dari segi gambar maupun cerita. Namun belakangan ada kabar cukup gencar tentang mulai maraknya produksi cergam lokal, ada yang mencoba mempertahankan gaya cergam khas Indonesia, ada juga yang mengadopsi gaya manga Jepang, ada juga yang mencoba membuat gaya tersendiri.

Sudah cukup lama aku pengen mencoba menyimak cergam lokal, sekedar pengen tahu sejauh mana perkembangan cergam Indonesia. Hari ini kebetulan di Gramed nemuin beberapa cergam lokal.



Garudayana karya Is Yuniarto. Cergam ini menurutku merupakan visualisasi wayang dalam gaya manga. Tidak hanya ceritanya diambil dari cerita pewayangan, namun asesoris tokoh serta atribut-atribut yang ada juga menggunakan corak seperti dunia pewayangan, yang selama ini belum pernah kutemukan dalam manga (mungkin manga yang kubaca masih terbatas juga). Namun berbeda dengan cergam wayang karya R.A. Kosasih, karakter yang ditampilkan mengadopsi gaya karakter manga, seperti dalam bentuk wajah dan (terutama) gaya rambut.

Buatku cergam ini sangat menarik, berhubung aku menyukai manga dan cerita pewayangan. Klop! Dengan kemasan ini, cerita wayang jadi tidak berkesan cerita jadul.



Cergam Morte karya Ekyu ini bisa dibilang 100% manga, IMHO. Selain gaya bahasa, bisa dibilang tidak ada nuansa lokal, apalagi settingnya juga di luar negeri, dengan nama-nama asing juga. Secara gambar, sepertinya ini termasuk komik cewe (shoujo manga), sementara ceritanya sedikit menyerempet cerita misteri, dengan ending yang sepertinya sengaja dibuat nggantung. Meskipun demikian, secara umum kisahnya menarik, dengan konflik keluarga yang cukup menarik.



Nah, kalau komik yang satu ini, Stengah Dua karya Valentino, tergolong unik buatku, khususnya dalam penggambarannya. Entah cergam ini masuk genre apa, karena aku belum pernah membaca cergam/manga dengan gaya gambar seperti ini. Seperti terlihat pada covernya, warna hitam cukup mendominasi gambar-gambar di tiap halaman. Bahkan ada halaman yang dilukiskan dengan gaya negatif film. Sepertinya cergam ini memanfaatkan Computer Graphics dalam pengerjaannya.

Penulisan dialognya juga berbeda dengan cergam pada umumnya yang menggunakan callout , dialog di sini sering ditulis seperti dialog dalam script drama. Di covernya sih tercantum tulisan "artbook & graphic novel". Mungkin cergam ini lebih ingin menunjukkan sebagai novel bergambar.

Makin menarik sepertinya perkembangan cergam Indonesia. Maju terus! Moga aja bisa lebih berkembang, seperti musik dan film Indonesia yang mulai enak dinikmati.

22 September 2009

A Butterfly



Seekor kupu-kupu terperangkap di dalam angkot, tidak berhasil menemukan jalan keluar. Beberapa kali mencoba terbang dan membentur kaca mobil, hingga akhirnya kelelahan dan hanya menempel di kaca mobil.

20 September 2009

18 September 2009

Mowing at Riverbank



Dua orang sedang mencabut dan memotong rumput yang ada di pinggir sungai. Sempat berpikir, ngapain juga harus dicabut, toh cuma sungai ini. Apalagi dilakukan di siang hari nan terik menyengat!



Namun sepertinya memang lebih indah kalau tepi sungai terlihat rapi dan bersih. Selain lebih indah, kurasa pasti ada alasan lain mengapa rumput-rumput di tepi sungai harus dibasmi. Sayangnya, air sungainya sudah menghitam oleh limbah pabrik.

07 September 2009

Farming and Technology



Traktor, salah satu contoh pemanfaatan teknologi di bidang pertanian.
Jadi inget salah satu film Kabayan yang diledekin tetangganya karena masih menggunakan kerbau dan belum mau memakai traktor. Saat pulang ke rumah, traktor kehabisan solar sedang Kabayan pulang naik kerbau sambil cengengesan.



Kekeringan yang cukup panjang membuat para petani harus menggunakan pompa untuk menyedot air tanah demi mengairi sawahnya.

Minimum Wage of Kediri



... lumayan tinggi juga :-? ...

05 September 2009

Mas Ver's Boy



Malam ini menyempatkan diri menjenguk anak Mas Ver yang baru saja lahir. Kok ya pas waktu aku berkunjung di sana, lebih cepat beberapa hari dibanding prediksi dokter, makanya belum sempat ada nama yang disiapkan.



Katanya, waktu sang istri berjuang untuk melahirkan anak pertama ini, Mas Ver justru nonton Opera Van Java di ruang tunggu hehehe ...

Senja di Situ Parigi - Pondok Aren

Kembali nongkrong di Situ Parigi, pas menjelang matahari terbenam, siapa tahu dapat golden hour yang menakjubkan. Air danau tampak berkurang...