28 November 2022

Claw Machine


El dan Fe bergantian mencoba peruntungan bermain di mesin japit dekat rumah. Meskipun aku tahu bahwa usaha mereka bakal sia-sia, aku biarkan saja. Semoga saja mereka belajar, bahwa mesin itu hanyalah menipu, apalagi di sini, pemilik pasti gak mau rugi.


Mesin seperti ini ibarat judi, lebih tepatnya judi slot, dimana bandar pasti menang dan pemain tidak akan pernah menang. 


 

19 November 2022

Jumpa Mantan Kolega di Central Park

Memandang jalur sepeda di daerah Palmerah ini, yang mungkin juga ada di beberapa ruas jalan di Jakarta, jadi berpikir, apakah efektif dan perlu? Aku bukan pendukung kendaraan pribadi - lebih banyak jalan kaki atau naik angkutan umum, serta dulu sering naik sepeda. Jalur sepeda ini tampak lebih sering kosong, hanya sesekali ada pesepeda yang melaju, itupun aku rasa sekedar hobi.

Buatku, lebih mendesak adalah peningkatan angkutan umum dan fasilitas buat pejalan kaki (trotoar, JPO) yang benar-benar dilindungi, tidak diserobot oleh kendaraan lain dan pedagang.


Setelah sebelumnya ketemuan dengan Pii dan Dillah, kali ini rencana mau nongkrong dengan Pii dan Nanda, mumpung Nanda lagi ada tugas di Jakarta dan masih ada waktu luang sebelum dia balik kampung. Biar gak jauh dari bandara, ketemuannya di mall Central Park. Sebenarnya pengen ajak Dillah juga, sayang di ada acara keluarga, jadi gak bisa ikutan.


Nanda sudah datang lebih dulu, tapi gak lama sebelum aku sampai di lokasi. Tapi aku sengaja mau mutar-mutar mall dulu, baru ngabarin dia. Pii bilang bakal datang terlambat karena ada sedikit masalah pencernaan. Berhubung sudah lewat waktu makan siang, aku beli burger dulu buat ganjal perut, terus nunggu di taman Tribeka. Tak lama kemudian Nanda muncul, disusul Pii sekitar satu jam kemudian.

Kami nongkrong sambil makan dan ngobrol nostalgia seperti biasa, juga cerita soal kesibukan masing-masing. Pokoknya ada saja bahan yang bisa dijadikan obrolan, toh jarang sekali ketemu.


Beberapa bulan setelah pandemi dinyatakan berakhir, kondisi beberapa mall berangsur-angsur membaik dengan banyaknya pengunjung. Soal apakah omsetnya naik atau enggak ya gak tahu, apalagi sekarang toko-toko di mall harus bersaing dengan toko online yang mulai makin popular karena pandemi.

Setidaknya kegiatan nongkrong di luar ruangan dan berkumpul bersama teman-teman secara langsung adalah hal yang sulit digantikan secara virtual. Nikmatilah, selagi masih sempat.


 

16 November 2022

Nongkrong di Rummah Go'A

Kembali menjelajah cafe di sekitar rumah bersama El dan Fe, kali ini kami sempat mampir di Cafe Rummah GoA. Beberapa waktu lalu kami sempat rencana main ke sini, tapi ternyata tutup. Jadi sepertinya hari tertentu, bukan hari Minggu, cafe ini tutup, tapi lupa tepatnya hari apa.


Cafe Rummah GoA berada persis di samping Stasiun Jurangmangu dan dekat dengan kampus UPJ yang baru. Akses ke sini bisa naik mobil atau kendaraan pribadi, tapi parkirnya harus agak jauh, di ruko terdekat sekitar 200 meter. Kalau naik kereta api, bisa turun dari St. Jurangmangu, terus jalan kaki sekitar 200 meter melewati jalan setapak yang rapi di sisi selatan stasiun itu.

Mumpung lagi sepi, El dan Fe menjelajahi cafe yang tata letaknya cukup unik dengan beragam dekorasi vintage bernuansa "barang bekas". Tidak ada tempat bermain anak secara umum, tapi bagi anak yang aktif cukup cocok buat mereka sekedar wira-wiri naik turun tangga, tentu saja harus ekstra hati-hati, dan hanya bisa kalau pas lagi sepi, agar gak mengganggu pengunjung lain.

Yang menarik dari tata letak cafe ini adalah memanfaatkan lereng dekat sungai kecil sehingga posisi tempat duduk lebih beragam, seperti di lereng bukit. Lokasi yang masih asri (karena dikelilingi kebun) membuat tempat ini tampak lebih teduh, terkesan menyatu dengan alam, meskipun berada tak jauh dari kota. Pemandangan kereta api yang berlalu lalang juga bisa menambah unik suasana.


 Untuk menu yang tersedia tidak terlalu aneh, rasanya ya masih oke lah. Untuk Fe cukup pesan kentang goreng seperti biasa, sedang El makan ayam goreng - tentu saja tak lupa keduanya pesan es teh manis.

Meski menghadap ke arah timur, tapi kalau senja tidak terlalu bisa menikmati pemandangan matahari terbenam, karena terhalang oleh pepohonan dan gedung kampus. Tapi sedikit bisa mengintip suasana senja di jalur kereta api di sebelahnya. Kalau malam suasananya sedikit berbeda karena efek lampu di sekitar cafe.

Tapi menurutku sih, lebih indah menikmati pemandangan cafe ini dari luar, ketimbang menikmati pemandangan dari dalam cafe hehehehe. 

Saat lagi makan, gak sengaja dengar obrolan pengurus cafe dengan calon pelanggan yang ingin booking tempat ini untuk acara tertentu. Nah, dari obrolan itu, yang cukup keras meski di meja terpisah, baru aku tahu kalau pemilik cafe ini adalah Dick Doang, yang juga mengelola Kandank Jurank Doank, gak jauh dari tempat ini. Ah, pantesan saja suasananya seperti ini.

05 November 2022

Bertemu Teman di Sarinah

Ini kali pertama aku berkunjung ke pusat perbelanjaan Sarinah setelah tempat ini direnovasi dan diresmikan kembali sekitar bulan Juni 2022 ini. Bagian depannya tampak berbeda, lebih bagus dan kekinian, dibanding bangunan lama yang terkesan "biasa". Maklum sih, katanya ini adalah mall tertua di Jakarta.

Dulu, terutama waktu sering mondar-mandir ke client di Menara Thamrin, aku beberapa kali mampir ke mal ini, tapi tidak pernah belanja. Mahal-mahal, apalagi untuk ukuranku saat itu. Paling sesekali jajan di foodcourt di bagian bawah, atau paling sering makan di McD yang lebih terjangkau.

Sekarang tidak hanya bangunan serta interior yang berubah, tapi bagian depan juga ada taman yang bagus dan nyaman buat nongkrong.


Beberapa bagian mal masih dipertahankan, seperti relief ini, dan juga eskalator bersejarah yang katanya merupakan eskalator pertama di Indonesia.


Kalau melihat bagian dalamnya, sepertinya mal ini agak fokus di produk-produk dalam negeri, tapi yang berskala internasional (baca: mahal). Jadi ya aku cukup lihat-lihat saja dulu, belum sanggup ataupun niat untuk membeli sesuatu di sini. Masih lebih milih belanja online yang harganya bersaing dan sesekali ada tambahan promo diskon atau cashback.

Siang ini aku janjian dengan Dillah dan Pii untuk ketemuan, silaturahmi. Berawal dari komentar di IG, lanjut ngobrol di Whatsapp, akhirnya sepakat ketemuan di sini. Aku dan Pii sih sudah sering ketemuan, tapi kalau dengan Dillah sudah lumayan lama. Aku lupa kapan terakhir ketemu dengan Dillah setelah kami sama-sama tidak kerja di Cikarang, tapi yang jelas sudah lumayan lama. 

Aku tiba di Sarinah lebih awal dari Pii dan Dillah, jadi sempat jalan-jalan dulu di dalam mall. Setelah mutar-mutar, aku menarik kesimpulan kalau mall ini bukan tempat yang cocok buat El dan Fe saat ini, karena tidak banyak tempat bermain buat anak-anak. Kalau untuk nongkrong orang dewasa atau mencari makan sih masih bisa lah, lumayan juga pilihan makanannya.

Kami makan di foodcourt, beli makan sendiri sesuai pilihan masing-masing. Aku lihat ada lapo di dalam foodcourt, tapi rasanya gak enak dengan mereka berdua, jadi aku pesan makanan lain saja. Kami makan bareng sambil ngobrol, terus ya lanjut ngobrol soal banyak hal.

Biasalah, gak jauh-jauh dari cerita kerjaan masing-masing selama ini dan sesekali "gosip" tentang kantor yang lama, sejauh yang kami ingat. Secara wajah kami tidak jauh berbeda dengan waktu pertama kerja di Invosa, tapi tetap saja tidak bisa memungkiri kalau kami sudah sama-sama menua hehehe.



 Habis dari foodcourt kami pindah ke gedung sebelah dan lanjut nongkrong di Starback. Lumayan lama juga ngobrolnya, betah bernostalgia dan saling berbagi pengalaman. 
Kami baru pulang setelah maghrib, aku sempat menunggu mereka sholat lebih dulu di masjid dekat Bioskop Djakarta XXi. Pertemuan yang cukup menyenangkan di akhir pekan.

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...