Showing posts with label Sport. Show all posts
Showing posts with label Sport. Show all posts

24 December 2022

Olahraga Santai ke Pasar Modern Sektor 2

Hari libur dan sendirian saja di rumah, yang lain sedang pulang kampung buat Natalan, aku putuskan buat olahraga santai sambil nyari sarapan. Dari rumah jogging saja menuju Pasar Modern Sektor 2 Bintaro, lewat daerah Rengas, jalan kampung yang relatif sepi dan kendaraan bermotor.

Bangunan yang cukup unik, cocok untuk cafe, tapi kayaknya belum selesai.

Lewat lapangan Rengas, sudah ada anak-anak yang berlatih sepakbola di sini. Sejak pelonggaran masa pandemi, sepertinya aktivitas seperti ini mulai dilakukan lagi. Kayaknya ini bukan dari sekolahan tapi mungkin dari klub sepakbola, soalnya kan hari libur. Entahlah.

Sampai pasar langsung sarapan di warung favorit, kupat tahu khas Gunung Kidul, lengkap dengan telur dadar.

Habis sarapan, mampir dulu buat ngopi dan ngemil donat sebentar di dekat Masjid Jami Bintaro.


 Baru saja kopi mau selesai, turun hujan deras, jadinya lanjut istirahat nunggu hujan agak reda. Cukup lama, hampir setengah jam.

Setelah itu jalan kaki saja pulang, dengan jarak lumayan juga, hampir 4 km. Tapi karena pulangnya lewat kompleks Pertamina yang notabene ambil jalan pintas, jadi terasa lebih dekat dibanding pas berangkat.

03 September 2022

Memutari Kebun Raya Bogor

Sekawanan rusa tampak menikmati waktu makan di salah satu sudut Kebun Raya Bogor  (Bogor Botanical Garden). Semula aku pikir dari lokasi kebun ini jaraknya jauh dari Stasiun Bogor. Tapi saat cek di peta, ternyata dekat saja. Jadinya dari stasiun aku tinggal jalan kaki menuju pusat kota Bogor ini.

Kebun ini dikelilingi oleh jalan raya dengan jalur satu arah, berputar searah jarum jam dengan 4 jalan utama yang cukup lebar. Juga ada areal trotoar bagi pejalan kaki. Sayangnya, iya, sayang sekali, jarang ada jembatan penyeberangan padahal laju kendaraan bermotor seringkali ramai. Ada sih JPO, tapi jaraknya jauh dan sedikit. Dari google aku dapatkan total keliling trotoar yang mengelilingi kebun ini adalah 4 km lebih.

Di bagian utara ada 2 jalur pejalan kaki, atas dan bawah. Mungkin karena ada jalur yang menuju kolong di pinggir sungai, yang bisa menjadi sarana buat menyeberang jalan, meski kalau malam agak serem juga lewat terowongan pinggir kali. Jalur pedestrian di seputar kebun ini sangat nyaman, apalagi dengan banyaknya pepohonan lebat yang tinggi, menambah sejuk suasana di kota Bogor yang memang lebih dingin dibanding Jakarta.


Tampak beberapa jembatan taman yang indah di dalam kebun. Sepertinya lain kali harus dijadwalkan untuk menjelajahi dalam kebun.

Nah ini terowongan yang ada di bawah jalan Jalak Harupat, persis di samping sungai Ciliwung, yang tembus dengan taman Kaulinan. Karena waktu terbatas, aku tidak sempat nongkrong di taman itu.

Rombongan emak-emak dan anak-anaknya usai menyeberang dari samping Lippo Plaza, langsung menerobos saja taman di samping taman, padahal jalan yang bagus tidak jauh dari sana. Ya begitulah.

Banyak yang berolahraga di sini, baik sendirian maupun berkelompok seperti ini. Sempat juga lihat satu kelompok dari klub bela diri, entah abis latihan atau sekedar rekreasi.


Monumen Olivia Raffles (istri Thomas Stamford Raffles).

Pemandangan yang cukup unik, di tengah menjamurnya salon dan barbershop (alias tukang cukur), ternyata masih ada yang berprofesi sebagai tukang cukup DPR (di bawah pohon rindang), persis di samping jalan Pajajaran.

Pertigaan yang sering aku lewati kalau ke Bogor, dan selalu tampak padatnya kendaraan di sekitar tugu Kujang ini.

Rupanya inilah pintu masuk utama menuju Kebun Raya Bogor, di sebelah selatan. Sebenarnya di sebelah utara juga aku sempat lihat ada pintu masuk. Di sebelahnya ada museum Zoologi. Nah, aku ingat betul waktu SMP dulu pernah darmawisata ke Bogor, dan hanya mengunjungi museum Zoologi itu, kemudian melewati Puncak Bogor menuju Bandung. Tidak banyak yang bisa aku ingat dari kegiatan piknik jaman SMP dulu. Lagipula seingatku juga di Bogor cuma sebentar, nyaris kayak numpang lewat.

Gereja Zebaoth, yang sepertinya adalah gereja peninggalan Belanda juga, terlihat dari arsitekturnya yang bergaya kolonial.

Ah, ternyata ini pintu masuk menuju istana Bogor. Selama ini aku jarang lewat jalan ini, jadi gak sadar.


 Kalau ini gereja Katedral Bogor, tidak ada dalam kawasan Kebun Raya Bogor, tapi lokasinya gak jauh. 

Perjalanan yang cukup melelahkan, tapi karena udaranya sejuk dengan pemandangan yang bervariatif, lumayan menyegarkan.

07 August 2022

Jogging di Boulevard Bintaro

Sore ini iseng jogging di sepanjang Jl. Boulevard Bintaro yang dekat dengan Graha Bintaro. Naik motor dulu dan parkir di parkiran Fresh Market Emerald Bintaro, terus jogging santai di trotoar sepanjang jalan yang cukup lebar dan banyak dipakai untuk orang-orang berolahraga ataupun sekedar menikmati sore.


Sepanjang jalan banyak yang berolahraga (jalan, lari, skateboard, dll) atau sekedar nongkrong dan bermain bersama keluarga. Kadang heran juga, tidak banyak hal menarik di sini, selain gundukan tanah di tepi jalan yang nyaman buat duduk ataupun piknik, tapi hampir tiap akhir pekan banyak yang berkunjung di sini. Ya, kadang memang bisa terlihat matahari terbenam, tapi aku tidak yakin orang-orang itu sengaja menunggu sunset.

Jadi ingat waktu kecil, karena rumah di pinggir jalan, sering bersama teman-teman sekedar nongkrong di jembatan pinggir kali sambil melihat mobil yang berlalu lalang, terutama bis antar kota. Ya wajar, karena dulu kan di kampung, mobil masih jadi barang mewah.

Selesai jogging, sekalian mau makan malam. Fresh market sudah tutup saat sore, tapi di bagian luarnya banyak tempat makan yang buka. Aku mutar-mutar sebentar, tapi tidak ada yang membuatku tertarik.


Akhirnya cuma nyobain nasi hainam di ruko seberangnya. Lumayan.
 

30 July 2022

Sarapan di Rummah GoA

Pagi ini kembali mencoba jogging ringan, lebih banyak jalan kaki, ya setidaknya untuk olahraga, mencoba meningkatkan stamina. Dari arah St. Jurangmangu, aku ke arah Boulevard Bintaro.

Jalanan tampak sepi, mungkin karena akhir pekan dan masih pagi, dan tampak beberapa orang juga berolahraga seperti bersepeda ataupun jogging dan jalan kaki. Aku belok ke arah Pasar Modern, terus menuju perumahan Puri Bintaro.

Di Perumahan Puri Bintaro ada semacam "danau", dan saat ini sedang dikeruk lumpurnya agar bisa menampung debit air lebih lama, sebelum dialirkan ke sungai selanjutnya. Secara tidak langsung ini adalah bagian untuk mencegah, atau setidaknya mengurangi, potensi banjir di sekitar ini dan juga di daerah aliran sungai yang lebih bawah. Aku perhatikan sih kompleks-kompleks besar dan elite biasanya menyiapkan hal seperti ini meski belum tentu bisa menjamin akan bebas banjir juga, tapi setidaknya cukup efektif saat debit air masih dalam batas normal.

Habis lari, aku coba mampir di Cafe Rummah Goa, yang persis ada di samping St. Jurangmangu dan dekat kampus UPJ. Tempatnya tergolong tersembunyi, karena tidak di pinggir jalan, juga tidak dekat dari parkiran stasiun. Konsepnya lumayan unik dan nyentrik, memanfaatkan lahan di lereng sungai.

Sayangnya, mungkin karena masih terlalu pagi, menu yang tersedia hanyalah menu sarapan, padahal aku berencana sekalian mau makan siang. Tapi ya sudahlah, sudah terlanjur. Aku pesan roti bakar dan pempek, serta soda merk Badak. Lumayan.


 Saat sedang makan, aku sempat mendengar obrolan antara tamu yang ingin memesan tempat untuk sebuah acara dengan pengelola cafe ini. Dari obrolan itu aku baru sadar kalau tempat ini dikelola oleh Dik Doank, sama dengan Kandank Jurank. Pantesan saja tempatnya unik.

Kalau malam hari tempatnya lebih menarik lagi, ya kapan-kapan nyobain lah.

02 July 2022

Jalan Pagi Dengan Sepatu Rusak

Pagi ini jogging pagi-pagi, start dari depan kampus UPJ, berhenti sejenak saat melihat pohon dengan warna hijau memanjang di rantingnya. Samar, karena cuaca agak mendung dan tempat agak jauh, tapi aku kira itu adalah ular hijau. Sengaja aku jogging bawa kamera, jadi aku motret. Meski kepalanya gak kelihatan, tapi sepertinya ini bukan sekedar daun. Aku beranjak pergi tanpa memastikan.

Melintasi samping stasiun Jurangmangu, aku menuju mal BXC, terus ke arah Taman Menteng. Melewati hutan di samping perumahan itu, yang sejauh ini masih dijaga (belum dijadikan cluster) sehingga cukup sejuk, dan jadi tempat mangkal beberapa ojek online.

Sejak pagi cuaca bercampur antara panas dan mendung.

Sampai arah Lotte Mall, aku belok ke arah Bintaro Sektor 9. Aneh juga melihat ada beberapa kuda dan penunggangnya melintas di jalan. Belakangan aku tahu mereka berkumpul di sekitar Giant, dan menawarkan jasa bagi anak-anak yang ingin naik kuda berkeliling.


 Dari perempatan dekat Harihari aku balik arah lagi ke mall BCX dan pulang, kali ini menyeberang lewat fly over di atas tol dan kereta api. Tampak sepatuku kondisi solnya makin parah, meski sebelumnya sempat aku lem. Padahal kali ini tidak banyak lari, lebih banyak jalan kaki. Ya memang kualitas lemnya juga bukan yang khusus untuk sepatu, jadi  wajar kalau gampang rusak.

Setelah ini sepatu ini aku buang, toh masih ada beberapa sepatu lain yang selama ini aku simpan tapi jarang dipakai.

26 June 2022

Jogging Pakai Sepatu Rusak

Sudah lama aku gak jogging, terutama sejak ada anak-anak, ditambah lagi dengan datangnya pandemi. Padahal di rumah ada 3 pasang sepatu lari, meski beberapa adalah sepatu bekasnya Andre.

Nah pagi ini aku mulai bersemangat untuk jogging lagi, mulai dari awal karena dulu juga gak terlalu rutin. Eh, belum ada setengah kilo, sol sepatu sudah mengelupas. Walah .... gak pernah dipakai malah rusak gini. Aku mampir sebentar ke Alfa Midi beli lem serbaguna, terus mencoba ngelem sol sepatu itu, setidaknya buat pertolongan pertama saja biar pas jalan pulang gak terlalu parah.

Sebelum pulang mampir sebentar di warung soto Lamongan  Cak Gondrong di Tegal Rotan. Sempat nguping pembicaraan penjualnya, ada satu orang yang gak paham apa itu tongseng.  Masih muda sih, jadi mungkin belum sering bepergian dari kampung halamannya. Tapi jadi bahan pertanyaan, setahuku tongseng adalah hidangan yang cukup populer di Jawa, tapi ternyata tidak di Jawa Timur sana.

Ada orang yang sedang mencoba membersihkan sampah yang nyangkut di sungai di samping Bintaro Exchange yang penuh dengan sampah. Sampahnya kebanyakan dari daerah lain di atasnya, daerah perkampungan dan real estate kelas menengah yang warganya masih hobi buang sampah di sungai. 


 Cafe GoA dengan tata letak yang cukup unik, persis di samping stasiun Jurangmangu, mengambil tempat di lereng sungai. Jelas dikembangkan oleh orang yang jeli dan punya nilai seni. 

Update: belakangan baru tahu kalau pemilik cafe GoA ini adalah Dik Doank, orang yang sama yang punya Kandank Jurank, pantes saja.

13 March 2022

Beli Anak Ayam di Situ Bungur

Minggu pagi, kembali aku dan anak-anak jalan-jalan mengelilingi Situ Bungur, wisata murah meriah dekat rumah apalagi saat cuaca cerah dan segar.

Entah sejak kapan, tapi sepertinya tiap minggu pagi mulai rutin ada kelompok ibu-ibu (karena seragam pasti bukan spontan) yang melakukan senam pagi di pinggir danau bagian timur. Sayangnya, aku sering menemukan sampah bekas botol atau gelas plastik berceceran di lokasi, seperti tidak ada yang peduli. Entahlah.

... langit cerah dengan sedikit awan putih ...

Kali ini aku turuti keinginan anak-anak untuk membeli mainan, dan mainan yang dipilih adalah anak ayam. Maininan ini kakinya bisa bergerak, secara manual, tanpa baterai. Pakai per yang diputar, tipikal mainan jadul. Meski sederhana, tapi karena ini pertama kali mereka punya mainan seperti ini, anak-anak tetap bersemangat dan senang. Salah satu wujud dari bahagia itu sederhana (lha memang yang bilang rumit sapa?).

Pulang dari danau gak langsung ke rumah, tapi mampir dulu di lapangan untuk bermain dengan anak-anak ayam itu. Belum puas main rasanya, meski sudah mengelilingi danau sekali putaran.


 

17 October 2021

Indonesia Juara Thomas Cup 2020 (New Date)

Sejak akhir tahun lalu, aku mulai rajin memantau pertandingan badminton, terutama yang melibatkan atlet Indonesia. Minggu ini, perhatian tertuju penuh pada ajang Piala Thomas dan Uber di Denmark. Melihat hasil yang dicapai dalam Olimpiade dan Piala Sudirman sebelumnya, aku cukup pesimis dengan penampilan tim Thomas. 

Babak grup bisa dilalui oleh Tim Thomas Indonesia dengan susah payah, meski semua pertandingan bisa menang, tapi hampir saja kalah lawan tim Thailand dan Taiwan. Syukurlah masih bisa juara grup. Nah, yang agak mengherankan, di babak selanjutnya malah terasa lebih lancar.


 Di QF, lawan Malaysia bisa menang 3-0, agak mengejutkan. Selanjutnya semifinal menang lawan tuan rumah Denmark dengan skor 3-1, hanya Ginting yang kalah (tidak mengejutkan) atas Axelsen. Yang mengejutkan adalah Jonathan Christie yang bisa menang lawan Antonsen. Babak final lawan China, bukan lawan yang mudah meski mereka hanya mengandalkan pemain muda, ditambah lagi WS1 mereka mundur, Shi Yu Qi, karena cidera pas lawan Kento Momota di semifinal.

Alhasil, Indonesia bisa menjadi juara dengan mengalahkan tim China 3-0, sangat mengharukan, menjadi penantian selama 19 tahun. Sayangnya, kemenangan ini sedikit ternoda dengan tidak berkibarnya bendera merah putih, karena Indonesia masih kena sanksi dari WADA .

Terlepas dari banyaknya komentar nyinyir, -- ada yang bilang ini hadiah dari China lah, ada  yang bilang ini wajar menang karena paling lengkap personelnya, dsb - kemenangan ini cukup berarti mengingat prestasi belakangan ini, khususnya di masa pandemi, yang kurang maksimal bagi atlet Indonesia.

Selamat!

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...