03 September 2022

Memutari Kebun Raya Bogor

Sekawanan rusa tampak menikmati waktu makan di salah satu sudut Kebun Raya Bogor  (Bogor Botanical Garden). Semula aku pikir dari lokasi kebun ini jaraknya jauh dari Stasiun Bogor. Tapi saat cek di peta, ternyata dekat saja. Jadinya dari stasiun aku tinggal jalan kaki menuju pusat kota Bogor ini.

Kebun ini dikelilingi oleh jalan raya dengan jalur satu arah, berputar searah jarum jam dengan 4 jalan utama yang cukup lebar. Juga ada areal trotoar bagi pejalan kaki. Sayangnya, iya, sayang sekali, jarang ada jembatan penyeberangan padahal laju kendaraan bermotor seringkali ramai. Ada sih JPO, tapi jaraknya jauh dan sedikit. Dari google aku dapatkan total keliling trotoar yang mengelilingi kebun ini adalah 4 km lebih.

Di bagian utara ada 2 jalur pejalan kaki, atas dan bawah. Mungkin karena ada jalur yang menuju kolong di pinggir sungai, yang bisa menjadi sarana buat menyeberang jalan, meski kalau malam agak serem juga lewat terowongan pinggir kali. Jalur pedestrian di seputar kebun ini sangat nyaman, apalagi dengan banyaknya pepohonan lebat yang tinggi, menambah sejuk suasana di kota Bogor yang memang lebih dingin dibanding Jakarta.


Tampak beberapa jembatan taman yang indah di dalam kebun. Sepertinya lain kali harus dijadwalkan untuk menjelajahi dalam kebun.

Nah ini terowongan yang ada di bawah jalan Jalak Harupat, persis di samping sungai Ciliwung, yang tembus dengan taman Kaulinan. Karena waktu terbatas, aku tidak sempat nongkrong di taman itu.

Rombongan emak-emak dan anak-anaknya usai menyeberang dari samping Lippo Plaza, langsung menerobos saja taman di samping taman, padahal jalan yang bagus tidak jauh dari sana. Ya begitulah.

Banyak yang berolahraga di sini, baik sendirian maupun berkelompok seperti ini. Sempat juga lihat satu kelompok dari klub bela diri, entah abis latihan atau sekedar rekreasi.


Monumen Olivia Raffles (istri Thomas Stamford Raffles).

Pemandangan yang cukup unik, di tengah menjamurnya salon dan barbershop (alias tukang cukur), ternyata masih ada yang berprofesi sebagai tukang cukup DPR (di bawah pohon rindang), persis di samping jalan Pajajaran.

Pertigaan yang sering aku lewati kalau ke Bogor, dan selalu tampak padatnya kendaraan di sekitar tugu Kujang ini.

Rupanya inilah pintu masuk utama menuju Kebun Raya Bogor, di sebelah selatan. Sebenarnya di sebelah utara juga aku sempat lihat ada pintu masuk. Di sebelahnya ada museum Zoologi. Nah, aku ingat betul waktu SMP dulu pernah darmawisata ke Bogor, dan hanya mengunjungi museum Zoologi itu, kemudian melewati Puncak Bogor menuju Bandung. Tidak banyak yang bisa aku ingat dari kegiatan piknik jaman SMP dulu. Lagipula seingatku juga di Bogor cuma sebentar, nyaris kayak numpang lewat.

Gereja Zebaoth, yang sepertinya adalah gereja peninggalan Belanda juga, terlihat dari arsitekturnya yang bergaya kolonial.

Ah, ternyata ini pintu masuk menuju istana Bogor. Selama ini aku jarang lewat jalan ini, jadi gak sadar.


 Kalau ini gereja Katedral Bogor, tidak ada dalam kawasan Kebun Raya Bogor, tapi lokasinya gak jauh. 

Perjalanan yang cukup melelahkan, tapi karena udaranya sejuk dengan pemandangan yang bervariatif, lumayan menyegarkan.

No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...