30 May 2014

After Lunch at Hapetea Story, Tanjung Duren


Setelah beberapa hari lalu nyoain Kungfu Tea, sekarang giliran nyobain Hepitea Story, masih di jalan Tanjung Duren Raya juga. Tempatnya cukup nyaman buat nongkrong (dan kerja, kalau pas sepi), dan kebetulan koneksi Bolt di tempat ini lebih lancar jaya. Pas uji kecepatan bisa sampai 18Mbps (wooww), tapi ya kecepatannya naik turun, gak stabil. Setidaknya masih jauh lebih baik dibanding waktu nyobain di Kungfu Tea.


Oh ya, secara menu minuman yang disajikan agak lebih mirip dengan Kungfu Tea, lebih banyak jenis pop (teh rasa buah-buahan segar), dan waktu aku tanya apa yang spesial, juga disebutkan menu Yakult, jadi ya aku coba pesan itu dengan toping Popping Boba. Nah, topping jenis ini yang menurutku unik karena baru pertama kali nyoba (katrok kali pun..) Cuma kali ini aku belum sempat mencoba menu yang lain, kalau yang aku minum sih enak-enak aja, segar asal tepat waktu minumnya, soalnya asam.


Selain minuman, di sini menjual desert juga, kaya kue gitu, uniknya kuenya disajikan dalam bentuk pot. Aku sih belum minat nyobain, lagi berhemat di akhir bulan :) Btw, si mas yang dibelakang itu kok mirip Daus Separo (pemeran Ismail di OB) ya :-?


Nah, waktu kerjaku di sini agak terganggu karena lagi ada acara shooting dari adek-adek belia ini, entah dari tivi mana. Sepertinya sih dari tivi kampus. Awalnya mereka di lantai atas, makanya aku batal nongkrong di lantai atas. Eh, tak lama kemudian mereka pindah lokasi malah di lantai satu, aku tonton aja, malas beranjak ... sambil kerja tentunya. Adek yang paling kiri itu yang jadi pembawa acaranya, sepertinya acara ini terkait dengan tata rias wajah, kosmetik lah.


Dilihat dari luar ... gak ada papan namanya ya?
Sempat membingungkan sih, cuma di sisi kanan sebenarnya ada papan namanya, gak sengaja ke-crop.

#bukanpromosi #cumabagipengalaman

25 May 2014

Church Service in Javanese


Seorang bapak-bapak mendadak beranjak dari tempat duduknya dan mendekat ke speaker sambil mengulurkan smartphonenya. Oh, rupanya dia hendak merekam lagu yang dinyanyikan oleh paduan suara adiyuswa. Dalam hati aku senyum-senyum sendiri, ternyata aku bukan satu-satunya orang yang berniat merekam lagu dalam ibadah minggu ini :)


Karena istriku sedang berhalangan, sengaja aku menghadiri kebaktian minggu pas jam 10 di GKJ Nehemia, Lebak Bulus, karena di jam ini ibadah dibawakan dalam bahasa Jawa. Memang pengunjungnya sangat sedikit, mungkin seperti halnya istriku, banyak yang merasa kurang nyaman beribadah dengan bahasa Jawa, sekalipun di GKJ. "Gak terlalu paham kata-katanya", demikian kata istriku. Wajar, karena bahasa yang digunakan seringkali bahasa tingkat tinggi (krama inggil). Bahkan ibuku sendiri lebih memilih menghadiri kebaktian yang berbahasa Indonesia, kalau gak jam 6 ya jam 8 pagi, tapi kurasa sih alasannya lebih karena waktu, bukan karena bahasa.


Mozaik kaca di depan pintu masuk gereja.


Karena jarak cukup jauh, aku memilih memakai bis Transjakarta untuk berangkat ataupun pulang dari gereja, kalau naik taksi jaraknya jauh, tekor kalau cuma sendirian. Lagipula di hari Minggu pagi jalanan relatif lancar, dan busway juga gak terlalu penuh. Contohnya ini, kosong melompong pas masih di terminal Lebak Bulus. Pas berangkat sih sudah mulai penuh, tapi tetap ada bangku kosong.

23 May 2014

Kungfu Tea Tanjung Duren


Siang-siang memang paling cocok menikmati minuman dingin yang segar, apalagi di Jakarta yang panasnya ... #ahsudahlah. Biasanya pilihannya kalau gak es kelapa muda pinggir jalan, ya Chatime. Tapi kali ini aku mau nyobain kedai KungFu Tea yang ada di Tanjung Duren, depan gedung Pemadam Kebakaran.


Wah, suasana kedainya cocok buat nongkrong sendirian atau ramai-ramai, apalagi pas sepi gini, bisa kerja dengan nyaman. Pas ramai juga gak terlalu masalah sih, toh kebanyakan pengunjungnya mahasiswi Ukrida, atau anak-anak sekolah BPK Penabur hehehe

Sayangnya, sinyal Bolt maupun 3G dari XL gak terlalu lancar di sini, jadinya batal kerja seharian. Masih mendingan di CP atau di rumah.


Selain menyediakan minuman berbahan dasar teh, di sini juga menjual rupa-rupa makanan ringan. Tapi aku belum berminat, karena toh ke sini sekedar untuk minum sambil menunggu waktu makan siang.


Pertama kali aku nyoba Q-Latte, udah ada isi bubble dan kacang merah. Ugh, ternyata aku gak cocok dengan kacang merah. Kemudian aku coba beli yang Yakult Green Tea, dengan topping Cincau. Mantap, benar-benar menyegarkan. Hampir semua minuman di sini pakai madu, jadinya istriku kurang begitu suka. Meski demikan, kita bisa memilih tingkat kandugan madu  yang kita ingin dalam minuman ini.

Bukan promosi, sekedar cerita kesan pertama saja :)

11 May 2014

Pink Ribbon Campaign at Mall Ciputra


Sudah lama gak mampir di Mal Ciputra (Citraland) dan tema saat ini (sepertinya terkait dengan ultah mall) adalah Pink Ribbon Campaign. Ini adalah kampanye untuk peduli terhadap kanker, khususnya kanker payudara. Di bilik yang ada di lobi itu ada tempat untuk mengumpulkan botol plastik bekas. Seingatku dulu pernah ada juga pengumpulan botol yang akhirnya dipakai untuk membuat pohon natal raksasa. Kali ini entah apa yang akan dibangun dari botol plastik yang dikumpulkan itu.


07 May 2014

A Day in Plasa Senayan


Sekelompok eksekutif muda sedang bersantai bersama di luar gedung, samping Plasa Senayan. Sepertinya sih mereka sedang beristirahat sambil merokok di luar gedung. Kejadian yang sering dengan mudah bisa ditemui di Singapura. Di sudut lain juga tampak beberapa perempuan yang merokok sambil ngobrol.


Salah satu taman di depan plasa senayan. Yang menarik adalah di taman ini banyak burung-burung berkeliaran, meskipun hanya burung gereja. Sayangnya aku agak kesulitan memotret burung-burung itu.


Janjian meeting di sini jam 11, aku datang sekitar 30 menit lebih awal, jadi nongkrong-nongkrong sebentar. Di atrium utama sedang ada pameran toko permata, kayaknya. Gak minat, lha wong belum mampu beli hehehe.


Ini venue yang jadi tempat meeting dengan customer, harusnya meeting jam 11 sampai jam 1 di sini. Awalnya aku sempat heran, kirain ini toko mainan - Momi & Toy's. Rupanya cafe dengan menu utama Crepes ukuran jumbo. Pemiliknya cerita, kalau nama Momi itu singkatan dari Momiyama, sedangkan Toy adalah singkatan Toyama, dan dari namanya bisa ditebak kalau cafe ini franchise dari Jepang.

Meetingnya cukup lumayan, ada enam orang, dan kalau jadi bakal menjadi proyek yang menarik. Dari sini aku dan bos pindah ke Starbuck untuk meeting internal, sambil menunggu waktu makan malam. Sebenarnya meeting internal mau sekalian makan siang, tapi karena di Momi & Toy's sudah mendapat hidangan yang sangat mengenyangkan, jadi kami melewatkan makan siang.


Nah, makan malam sengaja mengumpulkan semua personel kantor (kecuali Presdir yang berhalangan datang). Tempatnya di Rustique Steak & Wine, seperti gathering sebelumnya. Mungkin karena bos sudah terbiasa di sini, jadi agak malas nyari-nyari tempat lain yang nyaman.


Masalah muncul karena ternyata bos harus segera balik ke negeri asalnya, dan pesawatnya jam 9 lebih. Jadi dia harus buru-buru selesai makan dan langsung berangkat. Alhasil soal pembayaran diserahkan ke aku dulu, nanti bisa di claim. Karena semua karyawan memanfaatkan aji mumpung, termasuk aku, dan memesan daging Wagyu import, total tagihan jadi 5 juta lebih :( Aku coba pakai kartu kreditku, ternyata dananya gak cukup. Untunglah Anggit bawa kartu kredit yang limitnya lumayan gede. Syukurlah gak perlu ninggal KTP di sini hehehe....

02 May 2014

Semanggi Bridge - Jakarta


Lalu lintas di jembatan Semanggi, atas maupun bawah, terlihat masih lancar, diamati dari atas Sky Dining Plasa Semanggi, lantai 10. Tapi langit di atas Jakarta sudah makin gelap karena mendung. Siang ini aku janjian sama bos Harris di sekitar SCBD jam dua, makanya aku menunggu di Semanggi sebentar sekalian makan siang.


Untuk menuju SCBD aku pilih jalan kaki saja. Nanggung kalau naik angkot atau taksi. Sengaja memilih rute melewati bawah jembatan layang (tol dalam kota), soalnya lebih asri dengan taman yang rapi dan bersih. Sudah lama aku tidak melewati tempat ini, dan rupanya lebih tertata. Waktu lewat ada beberapa motor yang parkir dan beberapa pedagang kaki lima yang mangkal.


Heran juga, kok malah di sini ada banyak tempat sampah, padahal kayaknya jarang digunakan buat nongkrong. Pilihanku untuk mengambil jalur bawah kali ini termasuk tepat, dibanding menyeberang dengan jembatan penyeberangan di samping Polda. Soalnya baru setengah perjalanan, hujan turun sangat lebat. Jadi aku bisa berteduh di bawah jembatan Semanggi yang sudah rapi ini.


Beberapa pengendara motor juga memilih berteduh di sini. Sesekali air mengucur deras dari jalanan di atas jembatan, kalau gak hati-hati bisa basah kuyup. Sepertinya memang tempat ini disediakan untuk berteduh para pengendara sepeda motor, dengan tempat "parkir" yang cukup luas, sehingga mencegah terjadinya kemacetan. Kalau dipikir-pikir, salah satu penyebab kemacetan di Jakarta khususnya di saat hujan lebat adalah pengendara motor berteduh di bawah jembatan, yang seringkali menutupi jalanan. Nah, areal di bawah jembatan ini dirapikan dengan conblok dan cocok untuk berteduh, bisa nampung puluhan motor.


Tapi dasarnya orang-orang Jakarta, entah gak tahu atau karena malas, tetap aja mereka lebih suka nongkrong berteduh di jalan. Untung saja jalan sebelah ini memang gak padat, jarang ada kendaraan yang lewat, dan jumlah motor juga belum banyak, sehingga gak sampai bikin macet. Tapi ya tetap saja jadi gangguan buat mobil lain yang ingin terus melaju. Padahal sudah disediakan tempat parkir gratis.


Satu lagi masalah di sini, selokan yang tidak terawat. Kalau diamati, selokannya sebenarnya cukup untuk menghindari terjadi genangan air. Dalamnya hampir setengah meter. Tapi kayaknya selokan yang disebelah sono itu banyak sampahnya, sehingga air meluap dan tidak mengalir dengan lancar. Akibatnya ya genangan air sampai ke jalan raya. Meskipun tidak sampai "banjir", tapi ya tetap mengganggu. Buruknya drainase juga jadi salah satu penyebab banjir, parahnya lagi ini terjadi di pusat kota yang seharusnya mendapat perhatian lebih dari dinas terkait.


Loh, kok balik lagi ke atas? Bukan, ini memang foto pas masih di atas plasa Semanggi. Biarin saja dipajang belakangan, buat pemanis. :)

Senja di Situ Parigi - Pondok Aren

Kembali nongkrong di Situ Parigi, pas menjelang matahari terbenam, siapa tahu dapat golden hour yang menakjubkan. Air danau tampak berkurang...