Showing posts with label Church. Show all posts
Showing posts with label Church. Show all posts

18 December 2022

Hari Minggu di Pondok Indah

Minggu ini aku kembali ke gereja bersama El dan Fe naik kereta api. Turun di stasiun Kebayoran Lama, istirahat bentar buat jajan, terus lanjut naik bis TJ ke Lebak Bulus.

Foto-foto dulu sebelum pulang dari gereja dan pergi jalan-jalan, terutama di sekitar dekorasi natal yang ada di halaman gereja.


Hari ini berencana mengajak anak2 main ke Mall Pondok Indah, pertama kali aku mengajak mereka ke sini. Dari Lebak Bulus naik TransJakarta, turun di halte PIM 2. Dari halte ini bisa langsung ke mall lewat tangga ini. Meskipun menanjak dan tidak terlalu tinggi, tapi El merasa takut dan berjalan pelan-pelan sambil memegang pagarnya. Sementara Fe tampak santai. Agak heran memang, dulu El terkenal gak kenal takut, tapi makin ke sini malah makin "perhitungan" dan kelihatan kalau dia takut ketinggian. Aku tidak mempermasalahkan itu, tapi sebisa mungkin aku kasih semangat agar dia bisa lebih berani.

Sebelum bermain aku ajak anak-anak makan dulu, dan biar mereka berdua mau makan juga ya pilihannya adalah makan mie.  Fe juga mau makan meskipun gak habis satu porsi, kalau El bisa habis satu porsi.

Kami main di FunWorld PIM 1, aku biarkan mereka memilih mainan apa saja. El lebih suka main pancing memancing, sementara Fe ikut-ikutan sesekali. Fe sebenarnya lebih suka mainan yang santai seperti mobil-mobilan



 Terakhir mereka berdua sempat bermain komidi putar yang ada di lokasi tersebut.

Pulang ke rumah aku ajak naik taksi saja, meskipun Fe sempat menolak dan pengen naik kereta lagi, tapi karena sudah capek aku sarankan naik taksi saja. Sepanjang jalan dia memilih tidur, sementara El ngobrol terus sampai capek dan baru tidur pas hampir sampai rumah.

02 October 2022

Ajak Anak-Anak Ke Gereja

Untuk pertama kali aku mengajak anak-anak ikut ibadah Minggu di gereja secara luring / offline. Tentu saja, mereka mau ikut bukan tanpa alasan dan bukan karena tertarik ke gereja, toh mereka belum paham. Tapi gak masalah, tujuanku adalah mengenalkan mereka pada gereja, meski aku yakin pasti bakal bosan. Lha wong aku dulu yang sudah paham saja, hingga sampai menjelang SMP masih sering bosan dan lebih memilih mondar-mandir di lingkungan gereja.

Aku ajak mereka naik kereta dulu dari Jurangmangu ke Kebayoran Lama, terus transit naik bis TransJakarta dari halte Simpruk menuju Lebak Bulus. Saat jalan dari stasiun ke halte busway sempat kena hujan, dan aku sangat terharu melihat anak-anak ini tetap semangat.


Karena hari ini ada pejamuan kudus, pengunjung gereja lumayan banyak sehingga disediakan kursi tambahan di luar ruangan. Justru kebetulan, jadi kami bisa memilih duduk di luar, agar ketika anak-anak gelisah dan merasa bosan, mereka tidak terlalu mengganggu jemaat lain. Karena alasan pribadi, aku sengaja tidak ikut pejamuan kudus.

Sebenarnya ini bukan pertama kali anak-anak ikut ke gereja. Dulu mereka pernah, tapi bukan di GKJ, melainkan di GBI (baik di Senayan maupun di Gandaria City), tapi waktu itu mereka belum paham, dan bahkan sekarangpun sudah lupa.


 Selesai ibadah, mereka langsung tidak sabar untuk diajak jalan-jalan ke mal, tujuan awal kami di hari Minggu ini hehehe. Semangat!

03 September 2022

Memutari Kebun Raya Bogor

Sekawanan rusa tampak menikmati waktu makan di salah satu sudut Kebun Raya Bogor  (Bogor Botanical Garden). Semula aku pikir dari lokasi kebun ini jaraknya jauh dari Stasiun Bogor. Tapi saat cek di peta, ternyata dekat saja. Jadinya dari stasiun aku tinggal jalan kaki menuju pusat kota Bogor ini.

Kebun ini dikelilingi oleh jalan raya dengan jalur satu arah, berputar searah jarum jam dengan 4 jalan utama yang cukup lebar. Juga ada areal trotoar bagi pejalan kaki. Sayangnya, iya, sayang sekali, jarang ada jembatan penyeberangan padahal laju kendaraan bermotor seringkali ramai. Ada sih JPO, tapi jaraknya jauh dan sedikit. Dari google aku dapatkan total keliling trotoar yang mengelilingi kebun ini adalah 4 km lebih.

Di bagian utara ada 2 jalur pejalan kaki, atas dan bawah. Mungkin karena ada jalur yang menuju kolong di pinggir sungai, yang bisa menjadi sarana buat menyeberang jalan, meski kalau malam agak serem juga lewat terowongan pinggir kali. Jalur pedestrian di seputar kebun ini sangat nyaman, apalagi dengan banyaknya pepohonan lebat yang tinggi, menambah sejuk suasana di kota Bogor yang memang lebih dingin dibanding Jakarta.


Tampak beberapa jembatan taman yang indah di dalam kebun. Sepertinya lain kali harus dijadwalkan untuk menjelajahi dalam kebun.

Nah ini terowongan yang ada di bawah jalan Jalak Harupat, persis di samping sungai Ciliwung, yang tembus dengan taman Kaulinan. Karena waktu terbatas, aku tidak sempat nongkrong di taman itu.

Rombongan emak-emak dan anak-anaknya usai menyeberang dari samping Lippo Plaza, langsung menerobos saja taman di samping taman, padahal jalan yang bagus tidak jauh dari sana. Ya begitulah.

Banyak yang berolahraga di sini, baik sendirian maupun berkelompok seperti ini. Sempat juga lihat satu kelompok dari klub bela diri, entah abis latihan atau sekedar rekreasi.


Monumen Olivia Raffles (istri Thomas Stamford Raffles).

Pemandangan yang cukup unik, di tengah menjamurnya salon dan barbershop (alias tukang cukur), ternyata masih ada yang berprofesi sebagai tukang cukup DPR (di bawah pohon rindang), persis di samping jalan Pajajaran.

Pertigaan yang sering aku lewati kalau ke Bogor, dan selalu tampak padatnya kendaraan di sekitar tugu Kujang ini.

Rupanya inilah pintu masuk utama menuju Kebun Raya Bogor, di sebelah selatan. Sebenarnya di sebelah utara juga aku sempat lihat ada pintu masuk. Di sebelahnya ada museum Zoologi. Nah, aku ingat betul waktu SMP dulu pernah darmawisata ke Bogor, dan hanya mengunjungi museum Zoologi itu, kemudian melewati Puncak Bogor menuju Bandung. Tidak banyak yang bisa aku ingat dari kegiatan piknik jaman SMP dulu. Lagipula seingatku juga di Bogor cuma sebentar, nyaris kayak numpang lewat.

Gereja Zebaoth, yang sepertinya adalah gereja peninggalan Belanda juga, terlihat dari arsitekturnya yang bergaya kolonial.

Ah, ternyata ini pintu masuk menuju istana Bogor. Selama ini aku jarang lewat jalan ini, jadi gak sadar.


 Kalau ini gereja Katedral Bogor, tidak ada dalam kawasan Kebun Raya Bogor, tapi lokasinya gak jauh. 

Perjalanan yang cukup melelahkan, tapi karena udaranya sejuk dengan pemandangan yang bervariatif, lumayan menyegarkan.

07 August 2022

Bulan Budaya dan Kebangsaan 2022

 

Hari ini ada acara untuk membuka kegiatan Bulan Budaya dan Kebangsaan 2022 di GKJ Nehemia Jakarta. Aku kurang paham detil acaranya apa, tapi nuansa tradisional kental sekali ditampilkan dalam ibadah hari Minggu ini, termasuk penggunaan gamelan untuk mengiringi ibadah.

Aku cukup tertarik dengan gunungan yang bernuansa Kristen ini, sebagai simbol budaya dan kebangsaan. Biasanya dalam wayang kulit, gunungan digunakan sebagai tanda memulai dan mengakhiri suatu pertunjukan.





31 July 2022

Ibadah Offline Paska Pandemi

Hari ini ikut ibadah secara langsung di GKJ Nehemia Lebak Bulus setelah sebelumnya melakukan pendaftaran dulu lewat websitenya. Ini pertama kali aku ikut ibadah secara langsung di masa pandemi setelah sebelumnya hanya mengikuti ibadah secara streaming di Youtube, bahkan kadang hanya menyimak siaran ulangnya karena bangun kesiangan hehehe.

Ibadah yang dilakukan di jam 9 pagi membuatku mampu untuk mengikutinya karena tidak terlalu pagi (bandingkan dengan beberapa tempat yang memulai ibadah jam 8 atau bahkan jam 7 pagi), apalagi beberapa hari terakhir aku sudah terbiasa bangun pagi. Aku sengaja gak naik motor, masih kuatir kena razia, jadi aku naik kereta dari St. Jurangmangu dan turun di St. Keb. Lama, kemudian transit naik bis TransJakarta dari halte Pasar Keb. Lama dan turun di halte Lebak Bulus, langsung nyeberang sampai di depan gereja. 

Pengunjung masih diminta untuk mengikuti aturan protokol kesehatan di masa pandemi - jaga jarak, memakai masker, dan sebagainya.


 Selesai ibadah aku lihat ada acara sekolah minggu atau remaja, banyak yang mengenakan pakaian adat berbagai daerah di Indonesia, entah acara apa, aku tidak terlalu memperhatikan ataupun mencoba mencari informasi karena sudah punya agenda tersendiri seusai ibadah Minggu.

Selamat hari Minggu!

25 December 2019

Mudik 2019 : Hari K-4, Natal


Tiap hari Natal di Kediri, kami agak ragu apakah bisa ikutan ibadah di gereja atau tidak. Soalnya ibadah Natal hanya sekali jam 5 pagi. Yup, artinya sebelum jam 4 sudah harus bangun dan siap-siap. Kabar baiknya, mulai tahun ini jam ibadah berubah jadi jam 6. Kami bisa bersiap cukup tepat waktu, syukurlah semalam anak-anak tidak ada yang begadang.


Meski sudah siap lebih awal, tetap saja terlambat dan kebagian jatah tempat duduk di balkom, paling belakang. Masih lumayan sih, kami datang belum pas waktu kotbah.


Sempat duduk selama 10 menit, akhirnya El tidak betah dan beranjak ke luar ruangan. Sementara Fe masih betah dipangku Bunda hingga akhir ibadah. Awalnya El hanya di teras atas, terus ada info soal promo mi gelas, ya sudah, turun saja untuk makan mie gratisan. Lumayan buat ganjal perut. Selanjutnya El hanya bermain di seputar gereja, kebanyakan di kawasan TK di samping gereja. Tidak seperti tahun lalu yang sampai keluyuran di jalanan. Setidaknya aku masih bisa mendengar kotbah yang disampaikan cukup jelas, yang isinya agak "nyindir" karena menyangkut soal mengajar anak beribadah.

.

Usai ibadah, antrian bersalaman dengan pendeta dan para pelayan ibadah terjadi cukup panjang. Biasa, karena hanya satu kali ibadah pagi, jadi jemaat yang datang banyak. Ditambah lagi ada tambahan pemudik seperti kami. Sebenarnya ada juga ibadah sore hari, tapi biasanya pengunjungnya sangat sedikit.


Masih sempat foto-foto dengan Eyang.

15 March 2019

Selamat Jalan, Bapak!


Di rumah duka RS Bethesda Jogja ini bapak disemayamkan, dan di sini juga dilakukan ibadah pelepasan jenasah sebelum dimakamkan. Ibadah dimulai jam 1 siang karena hari Jumat, supaya tidak bentrok dengan jumatan.


Selain saudara dan kenalan, sebagian besar yang hadir dalam ibadah ini adalah warga gereja GKJ Jatimulyo, dan sebagian besar tidak aku kenal.


Mungkin karena lokasi, jadi tidak terlalu banyak yang hadir, padahal aku yakin kenalan bapak ada banyak, termasuk teman-teman pensiunan dan teman permainan. Apalagi bapak termasuk "aktif" di kampung. Mungkin kalau diadakan di kampung, bakal lebih ramai - melebihi waktu pemakaman ibu tiri. Sebagian tetangga memilih langsung untuk datang ke tempat pemakaman.


Yang menarik dalam kotbah pak pendeta saat itu adalah beliau berusaha menyampaikan kenangan baik tentang bapak, - salah satunya adalah bapak suka memberi pisang ke pak pendeta. Aku tahu, bapak tidak terlalu aktif di gereja tapi masih ada kontak dengan para pelayan dan secara rutin masih ada kunjungan dari pihak gereja.


Sepanjang acara, ibu hanya bisa duduk di kursi roda, karena punggungnya sakit. Kondisinya masih lebih baik karena bisa duduk dan berjalan pelan, tapi tidak bisa berlama-lama. Makanya setelah ibadah ini selesai, ibu memilih pulang, tidak ikut ke pemakaman yang lokasinya cukup jauh.


Terima kasih banyak untuk para majelis dan pelayan di GKJ Jatimulyo yang sudah melayani ibadah pelepasan jenasah bapak, juga dalam ibadah penghiburan semalam.


Mas Yanto mewakili pihak keluarga menyampaikan ucapan terima kasih untuk semua yang hadir atas perhatiannya dan doa-doa bagi kami semua. Semua anak dipanggil ke mimbar. Agak ironis, tapi di saat seperti inilah kami bisa berkumpul. Terakhir kali kami bisa lengkap berkumpul adalah saat kunjungan mereka ke rumahku, waktu El belum ada satu tahun.


Jenasah dibawa dengan ambulan menuju pemakaman di daerah Prambanan, Klaten, lumayan jauh dari pusat kota Jogja - di kampung halaman bapak dan ibu. Perjalanan cukup lama karena jalanan di Jogja lumayan macet, atau merayap, bahkan untuk ambulan pun masih agak tersendat. Kondisi lalin yang padat membuat pak Pendeta tertinggal jauh di belakang, padahal beliau sudah berangkat kurang lebih 15 menit lebih awal, tapi kami harus menunggu hampir setengah jam.


Sebagian besar yang datang di sini, termasuk yang menyiapkan liang kubur, adalah saudara-saudara bapak. Para tetangga dari Mulungan juga datang, katanya berangkat dengan 3 mobil. Selesai pemakaman kami mampir sebentar ke tempat bulik Min, adik bapak yang rumahnya dekat lokasi pemakaman. Beliau sudah menyiapkan hidangan, sengaja untuk menyambut para pelayat.


Selamat jalan bapak, semoga tenang di sana. Setidaknya penderitaanmu sudah berakhir, penyakit yang harus dijalani lebih dari setahun dengan berbagai tekanan, sekarang sudah berlalu.

Meski sedih dengan kepergian beliau, tapi banyak hal yang membuat kami lega. Menjelang akhir hidupnya, bapak bisa berdamai dengan ibu, setelah puluhan tahun berpisah. Meski keras kepala, tapi bapak juga telah sepenuh hati berserah pada Tuhan.

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...