28 April 2015

Warna-Warni Langit Senja


Sore ini langit senja tampak indah luar biasa. Warna khas twilight, gabungan biru, orange, merah dan lembayung tampak terlihat di langit sebelah barat.


Cuaca cerah membuat cahaya matahari tidak terhalang, dan adanya awan tipis di sekitarnya memberi pantulan warna serta nuansa yang berbeda di langit.


Karena tidak sempat pergi ke tempat tertentu, aku nikmati saja senja kali ini di atas atap rumah, keindahan alam yang sayang kalau dilewatkan, meskipun sering kita abaikan begitu saja.


Nah kalau yang ini warna pantulan cahaya di langit sebelah timur yang berawan, persis sebelum gelap datang.

24 April 2015

Suatu Pagi Yang Sejuk di Perigi Baru


Pagi ini sebenarnya langit cerah, dengan sedikit awan tipis di sebelah timur. Namun uniknya udara terasa dingin, apalagi untuk ukuran Tangerang Selatan. Padahal matahari sudah mulai muncul. Seperti suasana pagi di lereng Merapi atau lereng Wilis, ditambah dengan angin sejuk yang mengalir. Mungkin karena semalam sempat hujan meskipun tidak deras, dan sisa kesejukan itu masih ada hingga pagi. Tidak lama sih, menjelang jam 7 pagi udara mulai menghangat dan normal (panasnya).


Tanpa agenda khusus selain menikmati pagi yang sejuk ini, aku meluncur ke arah Perigi Baru setelah mengantar istri ke stasiun kereta api. Penasaran dengan pemandangan masjid Bani Umar di pagi hari kalau dilihat dari sisi barat, siapa tahu dapat background sunrise yang bagus. Tapi waktunya memang kurang tepat, dan lokasi di dekat itu juga tidak mendukung, terlalu banyak pohon dan rumah penduduk. Mungkin nanti nyoba nyari sudut lain yang pas, dan harus lebih pagi.


Jadinya aku beralih di salah satu lahan kosong masih dekat dengan masjid tersebut, yang sebelumnya aku temukan sedang dipakai untuk belajar menyetir mobil.  Untunglah tanahnya tidak becek, soalnya tanah merah seperti ini kalau becek bisa lengket dan menjengkelkan. Dari arah sini menara masjid tampak menjulang dan masih terlihat jelas.


Iseng mencoba bermain dengan bunga-bunga puteri malu yang ada di tengah lapangan, untuk mendapat foto menara masjid dari sudut yang berbeda. Karena terlalu rendah, membuat sudut pengambilan foto agak sulit dan ketajaman gambar juga kurang maksimal. Meskipun masih pagi, lagi malas ndlosor di tanah, ogah kotor kena tanah :)


14 April 2015

Olahraga di Pinggir Jalan


Sekelompok anak SD, harusnya sih masih satu kelas, sedang bermain di tepi jalan dekat mal bintaro exchange. Lahan ini memang gak bisa dilewati kendaraan karena dibatasi dengan portal, jadi mereka bisa bermain dengan tenang. Eh, harusnya sih bukan bermain, tapi kayaknya ini pelajaran olahraga deh.


Nah, yang berkerudung itu gurunya, lagi bergossip dengan murid-murid perempuan kayaknya hehehe... Lha apa yang bisa diharapkan dari pelajaran olahraga di tempat yang kurang layak gini. Mau main bola juga malas, paling senam, itupun mungkin gak menarik. Jadi ya kegiatan dibebasin aja kayaknya. Malah di belakang ada yang asyik mainan hape, ngumpet di bawah pohon.


Penasaran aku coba menengok lokasi sekolah itu, SD Peladen atau SD N 03 Pondok Ranji, Ciputat Timur. Sebenarnya dulu pernah mampir ke sini karena kehujanan, tapi lupa detailnya. Ternyata sekolah ini punya lapangan, tapi ya kecil dan berantakan. Buat olahraga lebih gak enak lagi, selain bisa menjadi gangguan bagi kelas lain. Kasihan juga para pelajar ini tidak bisa menikmati pelajaran olahraga.

Padahal menurutku, sejak di SD, SMP hingga SMA, olahraga adalah pelajaran favoritku, pelajaran yang paling aku tunggu, satu satunya pelajaran yang membuatku semangat ke sekolah. Karena menyenangkan, apalagi kalau diisi dengan sepakbola, voli atau permainan berkelompok lainnya. Aku beruntung waktu SD masih ada tempat untuk olahraga, karena halaman cukup luas. Selain itu ada alun-alun yang bisa dipakai untuk berolahraga, dan cukup luas sehingga bisa dipakai beberapa sekolah sekaligus.

Sepertinya di perkotaan, atau lebih tepatnya pinggiran kota besar seperti Ciputat-Bintaro, lahan habis dipakai untuk jadi perumahan, dan tidak ada lahan kosong untuk olahraga. Harusnya perusahaan-perusahaan pengembang, atau pemerintah bisa menyediakan lahan untuk berolahraga yang bisa dipakai oleh anak-anak sekolah. Jadi mereka bisa berolahraga dengan gembira, bukan di pinggir jalan.

11 April 2015

Bermain Cat


Sudah lama aku tidak bermain dengan cat, entah cat minyak, cat air atau apalah. Memang waktu pindahan rumah lalu sempat ikut ngecat beberapa titik, tapi itu sekedar mengecat, bukan bermain. Terakhir aku bermain cat adalah waktu masih di Cikarang, ngecat besi di loteng hehehe.


Akhirnya kesampaian juga ngecat kaleng-kaleng bekas ini. Kaleng bekas makanan kucing ini sengaja tidak aku buang, bahkan cukup lama tergeletak begitu saja di halaman, karena ingin aku manfaatkan untuk jadi pot. Biar lebih menarik, kaleng itu aku cat warna-warni.


Entahlah, belakangan aku agak lebih suka yang "tidak rapi", "tidak teratur" dan sedikit asal-asalan. Seperti waktu ngecat ini. Warna sengaja tidak aku bikin seragam, garis-garisnya juga tidak rapi, tumpang tindih saja. Bagiku, kadang harmonisasi dari warna yang bercampur secara serampangan itu memberi keindahan tersendiri.

07 April 2015

Pasar Ceger


Deretan motor di parkir di depan Pasar Ceger, masih belum terlalu ramai, dibanding dengan halaman parkir yang luas. Pagi ini aku nyoba belanja ikan di situ sebagai alternatif tempat belanja selain pasar modern. Di pasar modern sih lengkap dan banyak penjualnya, tapi harga relatif mahal. Dengan kebutuhan ikan yang makin banyak, selisih harga sedikitpun cukup berarti :)


Meskipun merupakan pasar tradisional, kayaknya pasar ini baru saja di renovasi. Bangunannya sederhana, tapi di dalamnya tampak bersih. Berbeda dengan pasar tradisional pada umumnya yang gelap dan becek. Jarak tempuh dari rumah juga gak terlalu terasa jauh kalau naik motor, kalau naik angkot, meskipun cuma 2 kali ganti, terasa jauh.


Yang jualan ikan hanya ada 2, dan ada 1 lagi khusus ikan tawar segar (lele, nila, mas, dsb). Syukurlah ikan yang aku butuhkan ada dan masih cukup banyak, ikan tongkol dan kembung layang. Harganya per kg masih 25 ribu, sementara kalau di pasar modern harganya sekitar 30 rb. Selisih 5 ribu rupiah, kalau beli 5kg kan sudah dapat tambahan 1kg. Lumayan.


Waktu aku datang masih banyak tempat yang belum terisi dan kosong, juga banyak kios yang masih tutup. Entah karena masih baru atau tempatnya masih sepi pengunjung, entah juga. Tapi waktu aku pulang, halaman parkir sudah mulai ramai. Kata temanku yang tinggal dekat situ, dia agak malas ke pasar itu karena masih sepi dan gak ada tempat jajanan yang enak. Aku sendiri kayaknya bakal milih tempat ini buat alternatif, karena harganya murah, tapi tetap ke pasar modern juga, karena dah punya langganan dan penjualnya masih banyak.

06 April 2015

Menikmati Pagi di Atas Rel Kereta Api


Matahari pagi masih belum garang memancarkan sengat panasnya, terhalang oleh awan tipis di timur sana. Udara pagi di jembatan Cenderawasih ini juga masih terasa sejuk, apalagi belum banyak kendaraan yang lalu lalang di atasnya. Pagi ini aku nongkrong sebentar di jembatan di atas rel kereta api Jakarta - Serpong.


Dua anak sekolah berhenti sejenak ketika ada kereta Commuter Line melintas. Mereka berjalan kaki menyusuri rel kereta untuk berangkat sekolah pagi-pagi. Di belakangnya juga aku lihat ada rombongan anak sekolah lain. Senang juga melihat anak-anak sekolah masih semangat bersekolah meskipun harus berjalan kaki, gak perlu diantar ataupun ngotot naik motor sebelum waktunya.


... nyari sudut yang pas biar gak kena silau matahari, meskipun sinarnya belum begitu menyilaukan. ..


Kata istriku, mulai bulan April ini jadwal kereta api, terutama Commuter Line, mengalami perubahan dengan adanya tambahan kereta. Jadi untuk jurusan Serpong-Tanah Abang, rata-rata tiap 15 menit sudah ada kereta lewat. Wah, kalau benar seperti itu dan bisa konsisten (gak gangguan melulu), bakal banyak yang beralih memakai kereta api, lebih cepat.


..,. ok, selamat pagi Indonesia! Selamat beraktivitas...

05 April 2015

Siberian Husky Jadi Primadona


Dalam setiap kesempatan mengikuti Car Free Day, aku selalu melihat anjing jenis Siberian Husky ikut dibawa jalan-jalan, termasuk kali ini. Tidak sembarangan, anjing ini ukurannya besar. Apalagi bulunya juga tebal. Yang punya harus ektra kuat nih.


Anjing ini tidak ikut serta dalam kampanye menolak konsumsi daging anjing dan kucing, namun dia ikut nimbrung di perhentian terakhir dekat halte Benhil. Langsung saja dia jadi primadona, banyak yang menyapa dan gemes melihatnya. Meskipun berbadan besar, anjing jenis ini terkenal jinak dan kalem.


Anak kecil ini awalnya ragu-ragu untuk mendekati anjing ini. Tapi kedua orangtuanya terus mendorongnya untuk mendekat, memegang dan berfoto bersama. Sepertinya orangtuanya ingin dia jadi berani dan punya rasa sayang terhadap anjing. Meski akhirnya bocah ini mau foto, tapi dia masih tampak takut-takut untuk memegang anjing  yang lebih besar dari badannya :)


Menariknya, anjing ini tampak enjoy-enjoy saja diajak berfoto bersama. Beberapa orang langsung antri untuk foto bersamanya, bak selebriti saja. Anjing coklat yang digendong bapak ini sempat didekatkan ke si Husky, dan si coklat langsung mengkeret ketakutan hehehe....

Ada 3 jenis anjing yang aku sukai, Siberian Husky, Akita dan Kintamani. Sayangnya rumahku tidak mendukung untuk memelihara anjing, terlalu kecil, apalagi dengan adanya 10 kucing di dalam :)

Say No To Dog and Cat Meat


Sebagai penggemar sengsu (tongseng asu), ikut mendukung kampanye menolak konsumsi daging anjing dan kucing adalah pengkhianatan. Tapi demi istri tercinta, terpaksa aku ikut dan bertobat dari penganut sengsuiyah hehehe.. Kalau daging kucing sih emang amit-amit, gak pernah makan dan gak minat. Apalagi di Jawa, setahuku, orang masih menghormati kucing, bahkan orang-orang yang notabene tidak mengharamkan daging kucing.


Kampanye menolak konsumsi daging anjing dan kucing yang aku ikuti ini berlangsung di acara Car Free Day di Jakarta, mulai dari Bundaran HI hingga Polda Metro. Ratusan orang, sebagian besar membawa anjing-anjing kesayangannya berjalan kaki membawa spanduk dan poster untuk menyerukan penghentian konsumsi daging anjing dan kucing. Beberapa orang melakukan orasi, yang intinya menyampaikan keprihatinan terhadap praktek penyiksaan dan perlakuan semena-mena terhadap anjing  yang akan dikonsumsi tersebut, serta menolak berbagai mitos terkait konsumsi daging anjing. Aku malah baru tahu kalau ada mitos bahwa mengkonsumsi anjing bisa mengobati impotensi. Halah .. ada-ada saja.


Rombongan pendukung aksi damai ini beristirahat sebentar di Sudirman Plaza, termasuk mengistirahatkan anjing peliharaan dan memberi minum mereka. Panitia juga menyediakan es batu serta air putih untuk para anjing, untuk mengkompres badan mereka biar tidak kepanasan. Beragam jenis anjing ikut serta dalam aksi ini, tapi tidak ada yang membawa kucing, ribet :)


Aksi ini tergolong santai, menurutku. Tidak ada yel-yel yang terlalu provokatif atau menyerang kelompok tertentu. Kebanyakan peserta juga menikmati dengan berjalan santai, ngobrol dan bermain dengan anjing peliharaan mereka. Tampaknya ada beberapa awak media yang ikut meliput acara ini, cuma aku gak tahu pasti dari mana saja.


Aku ikutan pawai ini cuma sampai depan halte busway Benhil, depan kampus Atma Jaya. Di sini rombongan kembali beristirahat. Aku pikir ini memang titik akhir, karena beberapa kali panitia bilang kalau ini adalah End Point. Ternyata kata istriku, pawainya sampai di dekat lapangan softball senayan :)



Panitia memasang spanduk di pagar dan meminta para peserta kampanye untuk menandatangani dukungan terhadap aksi menolak konsumsi daging anjing dan kucing ini. Ini juga sebagai wujud dukungan ke dunia internasional, dalam rangka memperingati World Stray Animal Day yang jatuh pada tanggal 4 April.

Minggu Pagi di St. Sudirman


Pagi yang cerah, dua kereta api berbeda jurusan baru saja berhenti di St. Sudirman Jakarta. Tidak seperti di hari kerja, suasana stasiun ini cukup sepi di hari Minggu. Biasanya, di hari Minggu, jam 7 pagi aku baru bangun tidur dan bersiap untuk ke gereja. Tapi hari ini jam 7 pagi aku sudah tiba di St. Sudirman Jakarta. Hari ini bolos dulu ke gereja, dan kami pergi ke acara Car Free Day untuk mengikuti salah satu kampanye.


Pagi ini perjalanan kereta api lancar-lancar saja, meskipun sempat agak lama menunggu kereta dari Tanah Abang menuju St. Sudirman. Tapi pas pulang, sekitar jam 9, ada gangguan di daerah Depok yang mengacaukan jadwal kereta khususnya jalur Depok - Duri. Kurang lebih satu jam aku harus menunggu di stasiun ini sebelum datang kereta ke arah Tanah Abang. Sebelumnya sempat hampir 5 kereta melintas menuju Manggarai, tapi tak satupun kereta menuju Tanah Abang.


Oh ya, belakangan ini aku perhatikan rambu-rambu atau informasi di stasiun-stasiun punya desain yang baru, seperti informasi Musholla, toilet, dan petunjuk arah. Desainnya elegan dan modern, jauh dari kesan kuno atau norak yang dulu sering dijumpai di kantor-kantor pemerintahan hehehehe.

03 April 2015

Bunga-Bunga Baru


Minggu lalu kami beli beberapa bunga untuk memberi tambahan warna di taman kami yang kecil, cuma aku belum sempat foto-foto. Baru sempat motret bunga-bunga itu sekarang. Semua bunga yang aku beli aku gak tahu namanya hehehe ...


Istriku yang memilih bunga,jadi dia milih yang berwarna merah jambu dan ungu.


Sayangnya bunga ungu yang satu ini sudah mulai tampak layu. Pengetahuan kami soal perbungaan dan perkebunan sangatlah minim. Aku tahunya cuma nyiram, tapi gak tahu cara lain untuk merawat.


Kalau ini nampaknay sejenis celosia....


Ok, yang terakhir ini bukan bunga yang kami beli, tapi bunga-bunga yang tumbul liar dan subur di taman. Aku iseng memanfaatkan kaleng bekas makanan kucing sebagai pot  untuk menampung bunga-bunga liar yang sederhana itu. Rencananya mau aku cat warna-warni kalau ada waktu luang nantinya.

Sentul International Convention Center


Sejak tinggal di Cikarang hampir 10 tahun lalu, aku sudah sering mendengar tentang kawasan Sentul, tapi baru kali ini  sempat mampir. Rupanya lokasinya lebih dekat ke Bogor daripada ke Jakarta, padahal awalnya aku pikir tempatnya gak jauh dari Cibubur hehehe...

Tahun ini ibadah perayaan Jumat Agung (Kenaikan Isa Almasih) dilakukan terpusat di SICC, dan mumpung ada kendaraan, kami ikut bergabung. Perlu waktu hampir 2 jam dari rumah sampai ke tempat ini, bukan karena jalanan sedikit tersendat karena cukup padat, tapi lebih karena beberapa kali nyasar. Adik iparku yang jadi supir sangat tidak paham jalan dan mengandalkan petunjukku, sementara aku sendiri juga belum tahu pasti jalan ke sana. Mengandalkan GPS dari handphone ternyata juga menyesatkan.


Sempat kami  hampir keluar dari tol Cibinong, tapi aku sarankan untuk terus saja dan memilih untuk keluar dari gerbang tol Sentul. Nah, petunjuk GPS ternyata mengarahkan kami ke kawasan industri Sentul, bukan Sentul City. Akhirnya kami balik arah, melewati jalanan yang menuju ke Jungle Land. Sampai  juga, meskipun harus menempuh jalanan yang sangat jelek, lebih mirip sungai kering :)

Seharusnya kami keluar tol dari gerbang Sentul Selatan, itu tinggal belok dikit sudah sampai SICC. Istriku sendiri bilang kalau dia sudah beberapa kali melihat gedung ini dari jalan tol, tapi dia gak paham jalan. Aku sendiri lupa kalau pernah melihatnya, andai pernah, pasti aku bakal lebih paham jalan ke tempat ini. Ya, jadi buat pengalaman.


Meskipun kami tidak terlalu terlambat, hanya telat kurang dari 15 menit, tapi ruangan sudah sangat penuh. Jadinya kami dapat tempat duduk di pinggir dan paling atas. Ada untungnya juga, bisa melihat ruangan secara keseluruhan. Katanya gedung pertemuan ini bisa menampung sekitar 11 ribu orang. Sempat dipakai untuk konser Justin Bieber dan Katy Perry. Pernah hampir jadi lokasi penyelenggaraan ajang ratu kecantikan sedunia, tapi batal karena ada protes dari ulama agama tertentu.


... keramaian seusai ibadah....


... mejeng dulu sebelum pulang ...


Di samping gedung pertemua ada bangunan yang cukup tinggi, SICC Tower. Baik menara maupun gedung pertemuannya bisa terlihat dengan jelas dari tol Jagorawi.


... beberapa anggota panitia sedang beristirahat dan makan siang di samping gedung. Sekitar gedung memiliki taman yang asri, dan didukung dengan udara Bogor yang masih bersih dan sejuk, tempat ini cukup nyaman juga untuk istirahat.


Areal parkir di samping gedung lumayan luas, dan penuh dengan beberapa tenda yang menjual makanan serta oleh-oleh khas Bogor.

Senja di Situ Parigi - Pondok Aren

Kembali nongkrong di Situ Parigi, pas menjelang matahari terbenam, siapa tahu dapat golden hour yang menakjubkan. Air danau tampak berkurang...