16 May 2012

Applying New Passport


Sudah dua tahun passportku jatuh tempo dan aku tidak sempat memperpanjang. Ada dua alasan, pertama karena belum merasa dibutuhkan, yang kedua karena tidak sempat pulang kampung. Ternyata sudah lama pengurusan passport bisa dilakukan secara online, yang berarti tidak harus ke kantor Imigrasi sesuai KTP.

Akhirnya aku putuskan untuk memperpanjang passport di kantor imigrasi Jakarta Selatan, yang ada di Mampang. Eh, ternyata perlu membawa kartu keluarga asli, yang masih ada di kampung. Jadinya aku menunggu kiriman kartu keluarga terlebih dahulu.


Karena tidak terburu-buru, aku putuskan untuk mengurus sendiri perpanjangan passport itu. Hari pertama cuma menyerahkan formulir. Selain formulir, berkas yang perlu dilampirkan fotokopi adalah KTP, Kartu Keluarga, Ijasah, dan Surat Keterangan Kerja dari kantor. Semua berkas asli juga harus dibawa untuk pengecekan.

Tahap ini sebenarnya cepat, karena hanya diperiksa. Aku datang jam 9.30 dapat antrian nomor 111 hiks ... menunggu kurang lebih satu jam. Sebenarnya proses penyerahan formulir ini tidak lama, tidak sampai 5 menit. Hanya saja sering kali ada yang disuruh fotokopi ulang KTP dan passport lama, ini yang memakan waktu bisa lebih dari 10 menit. Ternyata semua fotokopi harus dalam kertas A4 utuh, untuk KTP tidak perlu dipotong.


Dua hari kemudian datang lagi untuk pembayaran, foto dan wawancara. Berdasar pengalaman sebelumnya, aku datang lebih awal. Tiba di kantor imigrasi jam 8.45, dapat antrial 110 .... walah-walah, kok gak jauh beda. Untuk antri di loket pembayaran saja memakan waktu lebih dari 1 jam, karena loketnya cuma satu (beda dengan loket pendaftaran yang ada 5). Untuk pembuatan passport baru dan penggantian passport lama, biayanya 255 ribu rupiah. Belum termasuk pembelian formulir di koperasi 5ribu rupiah.

Setelah antri di loket pembayaran, penderitaan belum berakhir. Harus antri lagi untuk proses foto dan wawancara, dengan nomor antrian yang sama. Dari jam 10 aku antri, hingga waktu istirahat siang gak juga dapat giliran. Entah ada gangguan jaringan lah, mendahulukan anak-anak dan lansia, atau ada oknum yang langsung dapat hak istimewa tanpa antri (fuih ... calo masih ada juga). Alhasil, aku harus menunggu lagi loket buka setelah itirahat makan siang.


Proses foto juga berlangsung cepat, hanya foto dan cap sidik jari (semua jari), sekitar 5 menit. Tapi untuk dapat giliran, tetap harus menunggu sekitar 10 menit. Selanjutnya menunggu lagi untuk giliran wawancara. Aku heran, mengapa harus ada wawancara, toh yang ditanya cuma pertanyaan standard "Mau pergi kemana?". Lah, emang bikin passport harus ada rencana keluar negeri? Kok mau tahu aja hehehe... Lagipula dijawab sembarangan juga gak ada crosscheck. Tapi ya sudahlah, mungkin itu prosedurnya.

Praktis setengah hari lebih aku habiskan di kantor imigrasi untuk antri. :(
Oh ya, sebenarnya sudah cukup banyak layanan yang disedikan kantor imigrasi untuk mempercepat proses. Ada layanan dropbox untuk perpanjangan passport, dimana kita gak perlu antri daftar, cukup memasukkan dokument perlengkapan di kotak dropbox yang sudah disediakan. Selain itu juga ada layanan pengisian via internet, yang katanya kalau sudah mengisi lewat internet, foto dan wawancara bisa dilakukan di hari yang sama.

Satu lagi layangan yang sangat bagus menurutku, layanan pengiriman passport secara gratis dan bergaransi. Cukup mengisi formulir (beli 5 ribu rupiah kalau gak salah), passport nantinya akan diantar ke rumah. Sayangnya layanan ini hanya berlaku bagi warga dengan KTP Jakarta.

No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...