Entah apa sebenarnya nama "wahana permainan" yang dibawa bapak ini, tapi aku menyebutnya Odong-Odong. Ini adalah salah satu contoh ekonomi kerakyatan, dari rakyat untuk rakyat :)
Model bisnis ini sepertinya mencoba memanfaatkan makin terbatasnya lahan permainan anak-anak di kota besar, khususnya bagi anak-anak kampung yang memiliki dana terbatas. Sebenarnya model permainan seperti ini juga banyak tersedia di mal, tapi dengan sifatnya yang "portable", Odong-odong ini bisa memperluas target pasar, apalagi tidak semua anak bisa dengan leluasa datang ke mal setiap hari.
Yang juga patut diacungi jempol dari Odong-odong ini adalah mereka sering memutar lagu-lagu anak-anak, yang benar-benar lagu anak-anak. Di televisi sendiri sudah sangat jarang acara anak-anak yang menyiarkan lagu-lagu anak-anak.
I just try to capture an ordinary life --- moments, things, places, peoples, etc. --- with a simple skill
I believe that we can find many interesting things in life, even in a very simple thing.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Bintaro View From Gramedia Building
Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...
-
Tamu dari Jepang, yang rencana mau buka kantor di Cikarang, berkenalan dengan Pak Iwan untuk mencari informasi harga ruko, serta menjajaki k...
-
Patung khas suku Asmat (kalau gak salah) terlihat berdiri kokoh dari gerbang keberangkatan terminal 2D bandara Soekarno Hatta Cengkaren...
-
Mungkin karena warnanya yang mayoritas hijau, aku tidak terlalu menyadari ada ulat yang menempel di salah satu pohon jeruk kecil di taman...
1 comment:
hai... salam kenal...
blog anda sungguh luar biasa...
salut pada anda yang peduli pada dunia anak2...
saya juga punya sebuah blog yang banyak membahas tentang dunia anak, terutama soal lagu anak..
Mari berturkar link, bila berkenan...
Salam kenal
Zepe
Post a Comment