17 August 2014

Various Games at Indonesian Independence Day - 2014


Anak-anak kecil warga RT 11 dan 12 ini dengan tertib berbaris mengikuti arahan panitia 17an. Seperti tahun lalu, kali ini pihak RT kembali mengadakan berbagai lomba untuk merayakan hari kemerdekaan RI ke-69. Berbagai lomba diadakan kebanyakan untuk anak-anak, meskipun ada juga lomba untuk kaum ibu untuk sekedar menambah kemeriahan.


Lomba memasukkan pensil di dalam botol, baik untuk kelompok anak-anak maupun untuk kaum ibu. Tahun lalu juga ada.


Lomba makan kerupuk, salah satu trademark acara 17an, karena hampir selalu ada. Heran juga, kenapa kita senang sekali lomba makan krupuk, mungkin karena krupuk adalah salah satu makan pokok kita, merakyat dan murah. Malasnya ikutan lomba ini, kalau menang biasanya identik kelaparan atau doyan makan :)


Nah, ini lomba yang agak berbeda dengan tahun lalu - memecah balon berisi tepung. Tahun lalu juga ada memecah balon isi tepung, hanya caranya yang berbeda. Kalau tahun lalu menggunakan caping yang diberi jarum, kali ini peserta ditutup matanya untuk menusuk balon. Lebih menarik yang tahun lalu karena lebih ekpresif.


Nah kalau tahun lalu pertandingan paling seru untuk ibu-ibu adalah joget balon, kali ini mereka menolak ikutan lomba joget. Tapi tetap ada lomba yang paling seru, yaitu mengiring bola dengan terong. Ada-ada saja. Tapi seru juga kalau dibuat pertandingan sepakbola dengan cara ini :)


Acara balap karung juga meriah. Sayangnya aku tidak sempat menonton lomba balap karung untuk anak-anak, tapi masih sempat kebagian nonton pertandingan para ibu. Seru karena rata-rata emak-emak ini berbadan gemuk, jadi untuk lari saja udah agak sulit, apalagi untuk melompat-lompat pakai karung :) Justru yang antusias mengikuti malahan yang sudah berumur, yang masih muda seperti merasa malu dan harus dipaksa-paksa.


Pertandingan terakhir, persis seperti tahun lalu, mengambil duit dari buah pepaya yang diolesi kotoran. Aku masih penasaran, ini kotoran dari oli bekas atau dari comberan, soalnya baunya kok mirip got. Tapi anak-anak, dan juga remaja, tetap bersemangat mengikuti lomba ini. Kali ini Bani, pemuda penjaga parkir kelurahan, ikutan lomba ini, meskipun lebih banyak dijadikan olok-olok. Kasihan juga, meskipun tetap seru.

Oh ya, sempat ngobrol dengan pak ketua RT soal lomba kali ini. Tahun lalu ada lomba panjat pinang, tapi tidak dengan tahun ini. Alasannya karena tidak ada tempat, selain harga pohon pinang yang juga mahal. Belajar dari pengalaman tahun lalu, lapangan yang digunakan sangat tidak bagus karena berbatu. Tahun lalu banyak yang luka-luka, dan katanya ada yang terpaksa harus dibawa ke tukang urut karena kesleo.

No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...