14 August 2014

Cloudy Sunset in Kallang


Setahuku, Kallang adalah statiun terakhir sebelum mulai masuk ke jalur bawah tanah di tengah kota Singapura, dari arah timur tentu saja. Setiap kali melintasi tempat ini (dari dalam kereta), aku selalu berharap bisa mampir dan menikmati pemandangan di sekitar sungai Kallang.


Sore ini aku punya cukup waktu setelah selesai meeting dan berniat berangkat ke Orchard untuk membeli pesanan istriku di Daisho. Melihat jam, aku rasa ini waktu yang tepat untuk melihat matahari terbenam dari tempat ini. Sungai yang lebar dan tenang serta areal yang luas dengan latar belakang berbagai gedung tinggi akan bisa memberikan pemandangan sunset yang menawan, pikirku. Jadi aku putuskan untuk turun di stasiun Kallang, dan berjalan menyeberang ke arah taman, Kallang Riverside Park.


Seorang kakek tampak santai mengendarai motor listriknya, lengkap dengan helm. Aku sering melihat orang memakai motor listrik di kota ini, biasanya sih para lansia. Awalnya aku mencari jalan tembus di tepi sungai dari bawah jembatan, ternyata tidak ada. Jadi aku harus menyeberang jalan, kalau mau tertib ya lewat perempatan di samping stasiun MRT, yang juga bersebelahan dengan terminal bis.


Aku berharap dapat pemandangan sunset yang mengesankan, tapi tampaknya aku harus kecewa sore ini. Awan tebal tampak menutupi seluruh kota, termasuk menutupi matahari yang belum terbenam. Tidak pekat memang, bukan tanda-tanda mau hujan. Tapi kehadiran awan itu sudah cukup untuk menghalangi cahaya matahari, membuat suasana lebih teduh dan temaram. Ini membuat pemandangan langit jadi kurang dramatis.


Dari arah sungai Kallang ini bisa terlihat Singapore Flyer di kejauhan, termasuk gedung-gedung pencakar langit di tengah kota. Sebenarnya kehadiran awan di langit bisa menambah indah saat matahari terbenam, tapi tanpa sinar matahari yang cukup, yang ada hanyalah suasana mendung yang temaram.


Saat aku melintasi taman di tepi sungai, aku bisa melihat dua tim dayung (perahu naga) sedang berlatih. Sungai, yang sudah mendekati muara, memiliki lebar dan kedalaman yang cocok untuk beragam olahraga air. Agak aneh juga, kok namanya Filipino Dragons Singapore, jadi aku coba googling bentar. Ternyata memang ini klub perahu naga di Singapura yang anggotanya orang-orang Filipina :)


Meskipun tidak mendapatkan pemandangan sunset yang dramatis, aku cukup menikmati jalan-jalan ini. Udara yang segar, pepohonan rindang, hamparan air yang tenang dengan latar belakang kota besar (tak ketinggalan gumpalan awan di langit) memberi kesegaran tersendiri setelah suntuk bekerja.

Dari sini aku berniat untuk naik bis dari samping stadion olahraga yang baru saja selesai. Tapi ternyata bis yang aku tunggu gak kunjung datang setelah lebih dari 15 menit, jadi aku putuskan untuk naik MRT saja. Wah, cukup jauh juga mencari stasiun terdekat. Dengan bantuan Google Maps, aku menuju stasiun Stadium dan kemudian naik Circle Line langsung ke Douby Ghaut.

No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...