27 December 2019

Mudik 2019 : Hari Ke-6, Taman


Sejak dulu, kota ini minim angkutan kota (angkot), bahkan sebelum era transportasi online. Sebagai alternative, masih banyak becak beroperasi. Dengan maraknya ojek online, keberadaan mereka makin diabaikan, apalagi jumlah mereka yang sedikit dan jadwal operasional yang pendek. Ini aku ajak El naik angkot untuk pertama kali, pas sepi.


Meski tujuan kami adalah Taman Brantas, tapi kami turun di seberang sungai Brantas, melintasi jembatan lama. Jembatan lama masih digunakan meski kebanyakan yang melintas adalah becak dan roda dua. Fisik jembatan masih bagus, hanya kayu-kayu di bagian untuk pejalan kaki banyak yang perlu diganti.


Di samping jembatan Brawijaya yang baru ini ada 2 taman : Taman BMX Arena dan Taman Brantas. Seperti namanya, satu taman khusus untuk mereka yang ingin bersepeda gaya bebas, juga skateboard dan lainnya.


Cuaca pagi yang panas terik ini tak mengurungkan minat beberapa anak untuk bermain. El sendiri tampak antusias, sayangnya gak bawa sepeda. Tapi kalaupun bawa ya belum bisa nanjak-nanjak begini.


Di bawah jembatan baru yang melintas Sungai Brantas ini, ada yang menyewakan skateboard dan otoped. Sempat minat mencoba, akhirnya El mengurungkan niat karena sulit. Untung orangnya baik, gak perlu bayar duluan, boleh nyoba dulu.   Sewanya 10 ribu saja.


Taman Brantas ini cukup asri dan masih terawat, masih baru. Katanya sih ramainya kalau sore hari, ya wajar, soalnya kalau siang begini (ini baru jam 10), panas terik luar biasa. Mungkin karena pepohonan belum terlalu rindang.


Tempat nongkrong ini katanya juga ditujukan sebagai alternative pengganti taman di alun-alun, yang sempit. Selain tempat nongkrong dan lari,ada toilet umum dan kandang merpati. Lengkap! Kalau kurang, ya monggo nyemplung ke sungai Brantas hehehe.


El bolak-balik naik turun di "lubang" skateboard itu, sampai capek ngikutinnya. Soalnya dia gak bisa naik sendiri karena licin dan curam, jadi harus aku topang.


Pembangunan jembatan ini sempat mangkrak bertahun-tahun, sebelum akhirnya dilanjutkan kembali tahun 2018 dan berhasil diresmikan bulan Maret tahun ini. Tampak kokoh dan megah meski tidak mewah dan diberi nama Jembatan Brawijaya.


Overall,  bermain di Taman Brantas cukup menyenangkan.


Rupanya El masih ingin bermain di penangkaran rusa. Jadi biar gampang nunggu ojek, aku ajak jalan menyeberang sungai Brantas dan menunggu di Taman Harmoni Kediri.


Sampai di tempat penangkaran rusa langsung disambut oleh pedagang kangkung. Salah satu pedagang langsung mengenali El dan berkata "Eh, datang lagi". Seperti kemarin, kami membeli kangkung lumayan banyak, toh masih terhitung murah dan menyenangkan bagi El.





Pulangnya aku lagi-lagi mengajak El jalan kaki, memang tidak nyaman dalam cuaca yang panas terik. Tapi biar dia terbiasa, toh harusnya tidak terlalu jauh dan ada pemandangan sawah yang bakal jarang dia temui di Jakarta. Tapi ya itu, kalau diajak jalan gini El malas-malasan, jalannya lambat dan sering berhenti karena capek.


Lagi-lagi El minta bermain di taman yang baru saja dibangun di lapangan Sukorame, diberi nama Taman Sukorame. Kecil dan berisi sedikit sarana bermain, dan menurut si ibu baju merah, taman ini memang belum diresmikan.

Aku amati kota Kediri sedang membuat banyak taman kota. Baguslah, jadi makin asri.

NB: meski sepanjang jalan El mengeluh capek, tapi sesampainya di rumah dia bukannya istirahat, tapi masih aktif bermain.

No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...