26 December 2014

Kediri Waterpark


Sejak bulan Juni 2014, Kediri memiliki wahana wisata baru yaitu Kediri Waterpark, yang letaknya ada di lereng Gunung Wilis, tepatnya di Kecamatan Semen. Aku ikut ke sini menemani keponakan yang ingin bermain air. Toh gak ada kegiatan lain, jadi gak ada salahnya bermain bareng bocah-bocah :)


Masuk ke lokasi ini aku cukup tercengang dengan luasnya areal. Meskipun gak seluas TMII atau Ragunan, tapi tempat ini sudah cukup luas bagiku. Makanya gak heran kalau pengelola menyediakan kendaraan gratis untuk memutari areal ini. Wahana permainan yang ditawarkan di sini juga tidak hanya permainan air seperti kolam dan papan seluncur. Ada beberapa wahana lain, sayangnya sebagian besar wahana tersebut belum siap. Bahkan tampaknya tempat ini menyiapkan kereta monorail, entah kapan siap beroperasi.


Patung ganesha biru ini menyambut pengunjung yang datang di areal parkir. Agak unik, berbeda dengan patung-patung ganesha pada umumnya yang bertampang serius, patung ini tampak lebih jenaka dan cocok untuk anak-anak.


Areal persawahan yang ada di dekat Kediri Waterpark. Keren, pemandangan yang menakjubkan di lereng Gunung Wilis. Sebenarnya kalau dipikir-pikir, lahan ini ada di areal persawahan produktif, yang berarti pembangunan wahana wisata ini merupakan alih fungsi dari sawah yang jumlahnya makin sedikit di Pulau Jawa. Wah, sayang juga kalau begitu :(


Yang aku rasa agak unik di sini adalah adanya wahana Colloseum. Entah ada apa di situ, kami tidak sempat mampir karena keasyikan berendam di air dan bermain plosotan. Tapi dari jauh bisa dilihat beberapa patung menghiasi tempat tersebut, kelihatannya ada patung Ganesha dan patung Dewi Kilisuci yang menjadi ciri khas kota Kediri.

Meskipun lokasi ini ada di lereng gunung yang asri dengan areal persawahan hijau, jangan berpikir kalau tempat ini akan sejuk-sejuk dingin seperti di Puncak (Bogor) atau di Lembang (Bandung). Sebaliknya, udaranya sangat terik, panas ngentar-ngentar. Malahan kadang berasa jauh lebih panas dibanding Jakarta. Angin dingin pegunungan yang berhembus tidak banyak membantu. Makanya kami lebih senang berendam di air.


Tempat ini meng-claim punya plosotan air (water slide) terpanjang se-Asia. Tapi sayangnya, banyak wahana yang belum siap pakai dan masih dalam perbaikan. Aku rasa water slide terpanjang itu salah satu yang belum bisa digunakan saat ini. Meski demikian, kalau kualitas layanan bisa lebih ditingkatkan, kurasa tempa ini bakal menyedot banyak wisatawan domestik di Kediri dan sekitarnya, bahkan idak mustahil bisa menandingi daerah Batu-Malang atau Lamongan.

Satu hal yang bikin agak malas di sini adalah kewajiban menggunakan kartu Brizzi atau kartu kredit BRI untuk bertransaksi. Gak fleksible, bikin report, meskipun di akhir kunjungan kita bisa melakukan refund jika masih ada dana tersedia (yang minimal 35 ribu). Persis kayak kasus di Trans Studio Bandung, yang harus pakai kartu Megacash dari Bank Mega. Ah, monopoli memang sering menjengkelkan.

Update:
Beberapa hari setelah ikut berenang di sini, badanku gatal-gatal, terutama di selangkangan dan di pundak. Hadeeeehhh...

No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...