08 December 2012

Kebon Jeruk Shelter & Highway Gate


Sejak kemarin iseng naik dan turun di halte busway Kebon Jeruk. Baru nyadar kalau di halte ini tidak ada jembatan penyeberangan seperti kebanyakan halte busway pada umumnya. Sayang sekali, padahal halte ini cukup ramai, dan lalu lintas di Kebon Jeruk selalu padat, bahkan selalu macet di hari kerja. Selain berbahaya, tidak adanya jembatan penyeberangan juga menyulitkan penyeberang jalan. Meskipun tentu saja, banyak juga yang mengeluh ketika harus melalui jembatan penyeberangan yang panjang.


Wow ... separator busway sudah tinggi. Dengan separator ini, sepedapun sulit untuk nerobos :) Di media massa banyak yang bertanya-tanya, kenapa baru sekarang dipasang? Faktor Jokowi-Ahok kah? Atau memang sudah sesuai jadwal? Atau sebelumnya perlu survey dulu dan disimpulkan harus dipasang separator tinggi? Atau sekedar menghabiskan anggaran karena sudah di penghujung tahun? Hehehe ... kok prasangka buruk thok isinya.


Aku sengaja jalan dari halte busway menuju jalan Arjuna untuk pulang, dan melintasi flyover Kebon Jeruk. Nekat jalan-jalan meskipun panas terik, jarang ada kesempatan seperti ini sekarang.


Setidaknya apa yang kulakukan masih tidak lebih berat dibanding bapak yang menarik gerobak berisi berbagai makanan ringan.  Semoga dapat rejeki melimpah ya pak, salut dengan kerja kerasmu.


Dari atas flyover, aku bisa melihat gerbang tol Kebon Jeruk, gerbang tol yang bisa dibilang merupakan terminal bayangan, karena bus-bus antar kota biasa menurunkan dan menaikkan penumpang di sini, mirip dengan gerbang tol Jatibening.

No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...