16 March 2015

Suatu Pagi di Sekitar Jurangmangu


Pagi ini sebenarnya aku ingin kembali tidur seusai mengantar istriku berangkat kerja dari St. Jurangmangu. Semalam aku begadang gara-gara membaca artikel yang menarik. Tapi pemandangan langit di ufuk timur membuatku mengurungkan niat. Lebih baik menikmati suasana matahari terbit di sekitar stasiun.


Tempat pertama yang aku tuju adalah lahan kosong di sebelah timur sungai di sisi stasiun. Ada genangan air, gabungan antara kolam atau danau buatan dengan rawa di lahan yang terbengkalai. Tempat ini sering dijadikan tempat mancing oleh warga sekitar.


Hamparan beragam pepohonan berlapis-lapis tampak menarik di pagi hari, saat matahari belum bersinar terik, dan sebagian sinarnya terhalang oleh awan tipis. Ada kesan embun di sana, padahal udara sudah mulai hangat. Ah, melihat ini jadi kangen suasana di desa :)


Dari lahan kosong, aku beralih ke jembatan yang melintang di atas rel kereta api. Di sana sudah ada dua pengendara motor yang sedang beristirahat, sepertinya juga menikmati pagi sambil menyaksikan kereta api yang berlalu-lalang di bawahnya.


Peron sebelah kiri tampak sepi dan meskipun tidak kelihatan, tapi aku yakin sekali kalau banyak orang yang sedang menunggu kereta di peron sebelah kanan. Bagaimanapun juga, kereta api menjadi sarana transportasi favorit bagi para pekerja yang tinggal di luar Jakarta. Apalagi kalau jadwal kereta bisa lebih sering dan lebih tepat waktu, pasti banyak pengguna kendaraan pribadi yang beralih.


Awan tipis tidak bisa menyembunyikan langit biru yang cerah, setidaknya hingga siang hari seharusnya tidak akan turun hujan :) #soktahu


Pedagang sayur keliling melintas dengan motornya. Di sekitar ini aku sering menjumpai penjual sayur keliling ini, kebanyakan masih pakai gerobak dorong, belum banyak yang pakai motor seperti ini.

No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...