28 June 2014

Trans Studio Bandung (Part 1)


Beberapa pengunjung berfoto ria di depan pintu masuk Trans Studio Bandung, di tempat yang memang sudah disediakan dengan latar belakang keempat maskot tempat rekreasi ini. Pertama kalinya aku datang ke tempat ini, setelah cukup lama penasaran seperti apa isinya. Lumayan buat refreshing, meskipun padahal kerjaanku lagi menumpuk.


Meskipun lagi musim liburan dan juga hari sabtu, tampaknya tidak terlalu banyak wisatawan yang datang. Tiket di lantai satu masih terlihat sepi. Mungkin juga karena banyak yang memilih membeli tiket secara online, seperti yang kami lakukan. Dengan membeli online, kita gak perlu antri, cukup menukarkan tiket di dekat pintu masuk.


Di tempat ini tidak boleh membawa makanan dari luar, kayak di bioskop aja. Untungnya kita bisa menitipkan makanan secara gratis. Penitipan barang dikenakan biaya 20 ribu, tapi kalau makanan gak dikenakan biaya. Setelah melewati pintu masuk, kita akan disambut oleh fotografer "profesional". Bukan karena dianggap kayak artis, tapi ya karena mereka jualan foto layaknya fotografer di acara wisudaan :D Tenang, dipotretnya gratis, kalau mau nyetak foto baru bayar. Harga mulai dari 150 ribu kalau gak salah.


Wahana pertama yang aku kunjungi adalah wahana pertunjukan 4 dimensi, yang menampilkan tokoh-tokoh superhero Marvel. Ekspektasiku langsung mengarah ke wahana Transformer di USS, atau minimal wahana 4D di Dufan. Perlu sedikit bersabar mengantri, lumayan lama meskipun pengunjung gak terlalu banyak. Sepertinya karena jatah kursi yang sangat terbatas. Hasilnya .... hmm, cukup mengecewakan. Mungkin karena aku membandingkan dengan yang di Dufan waktu dulu sekali. Jangan bandingkan dengan yang di USS lah. Goyangan kursinya terasa sangat kasar, malah bikin pusing karena beberapa kali kepala terantuk sandaran kursi. Efek 4D yang ada juga kurang, menurutku.


... foodcourt di dalam ... harga makanan lebih mahal dibanding harga di foodcourt mall kebanyakan, tapi masih gak terlalu mencekik kantong lah ....


Berhubung taman bermain ini sifatnya indoor, jadi di dalam suasananya selalu seperti malam hari, penuh lampu warna-warni. Kurasa dibanding Dufan, masih lebih luas Dufan. Namun berhubung ini adalah taman indoor, jadi dia mengklaim dirinya sebagai yang terbesar di dunia untuk taman bermain indoor. Lucunya ada yang kontrakdiktif dari pernyataan yang aku temukan di website resmi

TRANS STUDIO BANDUNG adalah Indoor Theme Park terbesar ke dua di Indonesia setelah Makassar. Trans Studio Bandung lebih spektakuler dan lebih dahsyat dari Trans Studio yang ada di Makassar sehingga menjadikan Trans Studio Bandung tidak hanya terbesar di Indonesia tapi juga terbesar di dunia. -- http://www.transstudiobandung.com/bahasa/index.php


Sebelum makan siang, aku sengaja mencoba wahana yang menantang - Giant Swing. Takutnya kalau mencoba setelah sudah makan, isi perut keluar semua hehehe


Wahana ini kurasa sederhana saja, cuma seperti main ayunan, tapi ayunan yang tinggi. Selain itu posisinya juga diputar, jadi kadang kita menghadap ke atas, ke bawah dan ke samping. Ayunan yang tinggi ini membuat sensasi jatuh sangat berasa, dan anehnya, ketika berada di ayunan, sepertinya lebih lama dibanding ketika menonton. Mungkin karena agak serem juga, jadi berharap segera selesai, yang membuat waktu terasa lebih lambat berjalan.


No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...