11 April 2014

Karawang


Setelah hampir putus asa menunggu sekitar dua jam, bis ini datang juga. Sejak jam 7 pagi aku menunggu bis APTB Jurusan Kalideres - Cikarang, dan bis ini baru datang sekitar jam 9. Tadinya aku sempat ragu apakah bis ini lewat jalur Slipi Kemanggisan atau gak, tapi petugas tiket meyakinkan kalau bisnya lewat, cuma memang agak lama, biasanya macet parah di Kalideres.

Hari ini aku berniat ke Karawang untuk suatu urusan terkait dengan hutang masa lalu. Tanpa terasa ternyata sudah 10 tahun aku tidak menginjakkan kaki ke daerah di sebelah timur Bekasi itu. Seingatku terakhir aku tinggal di sini bulan Mei 2004, setelah mencari nafkah sekitar 8 bulan. Sepuluh tahun berlalu, banyak perubahan yang terjadi, termasuk jalur angkutan umum. Setidaknya aku tidak lagi bisa menunggu ke Karawang dari persimpangan Cawang-UKI. Seingatku bis-bis dari Kampung Rambutan atau Bogor sudah langsung disuruh lewat tol Cikunir langsung ke arah Bekasi. Mau naik kereta api belum pernah, dan sepertinya jadwalnya sangat terbatas. Jadi aku coba saja naik bis ke Cikarang, terus lanjut ke Karawang.

Tapi di tengah jalan aku mengubah rencana. Rupanya bis APTB ini ada pemeriksaan (kontrol) di salah satu rest area dekat Bekasi. Kulihat ada beberapa bis AGRA jurusan Karawang, jadi aku putuskan untuk turun di rest area ini, sekaligus membeli cemilan dan minuman untuk mengganjal perut. Jadi dari sini aku naik bis AGRA menuju Karawang, langsung lewat tol. Lumayan, meskipun dapatnya bis non AC yang sedikit panas.


Pasar Johar masih seperti dulu, ramai tapi kumuh, dan perempatan dekat pasar ini tetap jadi salah satu titik kemacetan di kota Karawang. Tapi selain pasar ini, bagian lain kota ini sudah mengalami banyak perubahan, yang cukup mengejutkanku.

Salah satunya adalah jalan lingkar luar yang menghubungkan Tanjung Pura ke Klari. Jadi sekarang bis-bis luar kota tidak lagi lewat jalan dalam kota, tapi melewati jalan lingkar luar itu hingga tembus Klari. Awalnya aku sempat bingung kok bis malah menuju Tanjung Pura, menjauhi pusat kota. Tapi karena pas hujan deras, aku coba pasrah saja menunggu. Beruntung sampai di Klari hujan sudah reda dan aku sedikit banyak masih ingat daerah ini. Dari Klari baru naik angkot ke tengah kota.


Bapak supir angkot ini "sumeh" banget, bahkan terlalu gapyak. Sepanjang jalan dia ngomong terus, udah gitu pakai bahasa Sunda pula. Meskipun aku paham yang diomonginnya, tapi susah bagiku untuk menanggapinya. Jadi aku nyengir-nyengir saja sepanjang jalan, di tengah hujan yang masih agak rintik-rintik.

Lagi-lagi aku tertipu oleh informasi dari  internet. Tujuanku ke sini adalah ingin mengunjungi Bank BTN Cabang Karawang. Berdasar informasi dari Om Google, alamatnya di Jalan Suroto Kunto, yang membentang dari Klari hingga Pasar Johar. Ternyata tidak kutemukan satu bank BTN, cuma ada satu kantor kas BTN, itupun sudah di jalan Tuparev. Terpaksa aku telpon ke informasi, dan rupanya alamat Bank BTN ada di jalan Kertabumi. Waduh, tahu gitu kan aku gak perlu keliling hingga Klari :(



Klenteng Bio Tjou Soe Kong di Tuparev, salah satu kelenteng yang ada di Karawang. Seingatku di daerah ini ada beberapa kelenteng dan vihara.


Masih di jalan Tuparev, tepatnya di perlintasan kereta api, kendaraan tampak berebut melaju setelah lama menunggu kereta yang lewat. Perlintasan ini menjadi salah satu titik penyebab kemacetan di sini, dan aku cukup familiar dengan daerah ini karena dulu tinggal di dekat ini. Parahnya lagi, tampak beberapa pengendara motor kesulitan ketika hendak melewati rel kereta api, dan beberapa sempat slip (tergelincir) sehingga mengganggu pengendara lainnya.

Awalnya aku berniat nostalgia dan jalan-jalan di sekitar sini, mengunjungi kompleks tempat aku dulu tinggal. Apadaya, sampai sini saja sudah jam 1 lebih, belum makan, juga belum sampai ke bank untuk membereskan urusan. Meskipun hanya meminta satu lembar surat, ternyata prosedurnya cukup ribet. Urusan baru selesai hampir jam 4 sore. Ya setidaknya urusan lancar. Moga saja gak perlu harus ribet-ribet ke sini lagi, kalau ke sini ya buat jalan-jalan santai saja.


Untunglah perjalananku kembali ke Jakarta tidak seberat perjuangan menuju kota ini. Dengan petunjuk satpam bank, aku diberi tahu untuk menunggu bis di ujung jembatan ini, yang merupakan jalur bis ke Jakarta melalui pintu tol Karawang Barat. Dulu aku kenal jembatan ini dengan sebutan Pabrik Es, karena di ujung jembatan ini kondektur selalu meneriakkan lokasi "pabrik es".

Nah, saat menunggu bis, aku lihat ada mobil Elf (tapi tidak seperti mobil Elf omprengan pada umunya), dan seseorang menghentikannya. Sekilas aku lihat tulisan "UKI" di jendela depan supir. Wah, jangan-jangan ini omprengan ke UKI, jadi aku ikutan naik aja. Ternyata benar, ini semacam mobil travel, kurasa sih angkutan resmi karena berplat kuning dan ada petugas "timer" yang memeriksa, dengan rute Karawang - UKI pp. Mobilnya nyaman, ber-AC dan tarifnya 15 ribu per orang. Lumayan lah, tidak terlalu penat karena jalan menuju Jakarta pasti harus menghadapi kemacetan di sepanjang tol.

Benar-benar hari yang penuh perjuangan. Berangkat pagi jam 7 dan sampai rumah juga jam 7 malam.

1 comment:

Unknown said...

hy perjalanan jauh... tapi asik... salin berteman http://bit.ly/manis2016

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...