02 December 2016

Jendela Rumah Kami


Salah satu perbedaan antara aku dan istriku adalah kebiasaan dalam menggunakan kamar tidur, yang lokasinya paling depan. Karena kebiasaan di kampung dulu, aku lebih suka membiarkan jendela terbuka agar udara mengalir segar. Memang tidak bisa setiap saat karena kadang cuaca begitu gerah, tapi lokasi rumah kami saat ini bisa dibilang cukup adem dibanding waktu di Jakarta.


Kalau cuaca mendukung, misalnya saat pagi dengan udara segar, saat hujan atau saat cerah tapi angin berhembus sejuk, aku lebih suka membuka lebar-lebar jendela kamar. Tapi harus memastikan kalau pintu kamar terkunci, agar kucing-kucing tidak menerobos keluar rumah. Dulu aku sering kerja di dalam kamar dengan pintu jendela terbuka, sehingga bisa dapat pemandangan halaman depan. Sesekali aku tidur siang juga dengan jendela kamar terbuka, tentu saja kalau cuaca tidak sedang panas. Sejauh ini anakku gak terlalu masalah ketika berada di kamar tanpa AC, dia sih masih asyik-asyik saja bermain salama ada yang menemani.


Sementara istriku lebih suka memakai AC dan menutup jendela kamar. Jendela hanya dibuka saat-saat tertentu saja agar ada sedikit "pertukaran" udara, tapi biasanya hanya sebentar.

Salah satu keuntungan membiarkan jendela terbuka adalah mengurangi penggunaan AC, yang berarti juga menghemat pemakaian listrik. Jadi ingat, dulu waktu di kantor, aku sering "rebutan" dengan temanku, antara menggunakan AC atau tanpa AC (jendela terbuka), biasanya sih ganti-gantian.

No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...