16 March 2019

Wisata Sehari : Taman Pintar & Malioboro


Mumpung lagi di Jogja dan ada waktu luang, kami manfaatkan dengan jalan-jalan sebentar di kawasan yang populer - pusat kota Jogja. Diawali dari Taman Pintar, karena seingatku ada banyak tempat bermain yang bakal membuat El senang.


Seperti dugaanku, El sangat antusias di sini. Mutar-mutar di berbagai areal yang ada, seperti tidak ada capeknya. Sempat mencoba naik mobil-mobilan,dengan tiket 12 ribu per orang, tapi ternyata El belum paham mengemudi, sementara orang dewasa dilarang ikutan. Ya sudah, jadinya batal. Untunglah untuk wahana air (naik kapal), justru wajib ditemani orang dewasa - jadi kami bisa berkelana sebentar di atas air, meski dalam cuaca yang lumayan panas terik, tapi senang.

Selain bermain, El bolak-balik minta jajan :)


Sementara Fe juga gak mau ketinggalan. Dia mencoba main ayunan khusus batita, dan juga bermain sebentar di taman. Dia tampak sumringah bermain dan melihat anak-anak lain bermain di sekitarnya. Tapi ya gak bisa lama-lama karena Fe belum bisa jalan, kalau ngesot terus ya kotor.


Dari Taman Pintar kami langsung melaju ke Stasiun Tugu naik becak motor, ongkosnya 15 ribu. Di sini cuma mencetak tiket untuk perjalanan pulang nanti malam dan foto-foto sebentar di loko yang dipajang di depan stasiun sebelah selatan.


... foto bersama saat nongkrong sebentar untuk minum kopi ... bocah-bocah susah untuk diajak wefie.


Pas waktunya makan siang, kami putuskan untuk mencoba Loko Cafe yang persis ada di samping rel kereta api, di ujung Jl. Malioboro. Tempatnya nyaman, makannya lumayan dengan harga turis tentu saja (bukan harga standard masakan di Jogja yang katanya murah). Aku sendiri nyobain mie jawa di sini, tapi rasanya kok kurang akrab di lidah.


Sepanjang jalan Fe tidur dalam gendongan, sementara El masih sempat menikmati jalanan Malioboro, setidaknya sampai mendekati Malioboro Mall. Selanjutnya dia mulai merengek minta gendong. Aku rasa karena dua alasan - kecapekan dan ngambek karena ingin mainan tapi tidak dituruti. Alhasil, hampir separuh perjalanan aku menggendong El, sambil membawa ransel berisi perlengkapan bocah-bocah. Lumayan.


Sekilas, tidak terlihat banyak perubahan di jalan yang menjadi wisata "wajib" di Jogja ini, selain trotoir yang lebih rapi dengan bangku-bangku yang nyaman. Setengah perjalanan mendadak hujan turun cukup deras, padahal sebelumnya panas terik. Sampai di ujung jalan, barulah hujan reda.


Di depan Benteng Vredeburg kami istirahat sebentar sambil menunggu jemputan dari taksi online. Lelah, tapi aku sangat senang dengan keberamaan kami saat ini.

...walau kini engkau telah tiada tak kembalinamun kotamu hadirkan senyummu abadi ijinkanlah aku untuk slalu pulang lagibila hati mulai sepi dapat terobati ...

Penggalan lagu KLA Project yang membuatku terharu mengingat bapak yang baru saja tiada.

No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...