27 March 2017

Taman Tanpa Konsep


Pohon Kamboja yang aku tanam 2 tahun lalu, cuma dengan menancapkan satu batang pendek ke tanah, akhirnya berbunga juga. Jenis Kamboja ini lumayan unik, karena memiliki 10 kelopak. Kebanyakan bunga Kamboja memiliki 5 kelopak, dan kalau tidak 5 biasanya ganjil.


Taman di depan rumah sangatlah kecil, hanya ada kurang dari 3x2 meter luasnya, itupun hampir separuh kosong karena berisi batu. Tapi aku coba manfaatkan dengan menanam beragam tanaman sebisa mungkin, tanpa konsep yang jelas.


Semula ini adalah pohon mangga, yang sudah lama ditebang tapi tetap dipertahankan batangnya. Saat ini dia jadi rambatan bagi tanaman merambat yang sangat subur ini, entah apa namanya, yang semakin tinggi daunnya akan semakin besar. Awalnya aku senang karena daunnya cukup lebat, tapi lama-lama terkesan tidak rapi, jadi kemarin aku coba pangkas sebagian besar batangnya. Mungkin perlahan aku akan hilangkan dan ganti dengan tanaman lain.


Beberapa bulan lalu aku iseng menancapkan sisa umbi ubi jalar ke dalam tanah. Ternyata tumbuh sangat subur dan sekarang menjalar kemana-mana, wajar kalau diberi nama ubi jalar. Sayangnya aku kurang paham perawatannya, jadi sementara aku biarkan saja menutupi taman yang sempit ini.


Pohon cabe ini tumbuh di tepian taman, bahkan tidak pas di tanah melainkan di pagar. Heran juga dia bisa tetap tumbuh subur dan sudah mulai berbunga. Dulu sempat ada pohon cabe yang berbuah lebat, sebelum akhirnya mati setelah hampir berumur setahun. Entah ini akan bertahan berapa lama.


Salah satu bunga andalanku yang sekarang masih lebat dan rutin berbunga, bunga kupu-kupu.


Kembali kami kedatangan tamu yang numpang makan di taman, kali ini belalang yang cukup besar dan sedang asyik melahap daun ubi jalar.

No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...