09 February 2015

Memanfaatkan Banjir


Seorang bapak sedang serius menjala ikan di jalanan yang tergenang banjir kiriman dari sungai di sebelahnya.

Banjir tidak selalu berarti musibah, apalagi bagi tempat-tempat yang terkena banjirnya tidak terlalu parah. Seperti di perumahanku ini. Banjirnya cuma numpang lewat, menyentuh jalanan paling selatan yang persis di samping sungai.


Nah, kalau kampung tetangga itu sangat tergantung dengan tanggul/tembok sungai ini. Dilihat dari permukaan air sungai dan rumah-rumah yang ada, kalau sampai tanggul ini jebol, air sungai bakalan meluap ke kampung sebelah dan bisa fatal. Semoga saja tanggul itu bisa tetap awet dan aman. Sayangnya warga kompleks, yang harusnya gak berperilaku kampungan, masih saja hobi buang sampah di pinggir kali #tepokjidat.


Bocah-bocah kampung di atas sedang asyik bermain air sungai yang meluap menggenangi jalan. Bagian pojok ini memang yang paling dalam permukaan airnya dibanding sisi jalan lainnya. Memang menyenangkan jadi anak-anak, gak terlalu pusing mikirin sakit gatal ataupun masuk angin, yang penting hepi :D


Kondisi banjir ini juga dimanfaatkan seorang kakek untuk mengajak piknik cucunya, meski sekedar melihat genangan air dan sungai yang meluap. Sayangnya sang kakek dengan cueknya merokok di sebelah sang cucu yang masih kecil dan rentan itu, tipikal kakek kurang bertanggung jawab, malas atau memang bodoh ya? Ah entahlah, gak perlu menghakimi :(


Nah, gak cuma buat bermain air, bocah kampung sebelah juga bela-belain bawa gayung buat nyuci motornya. Dipikirnya air sungai lebih bersih daripada air sumur kali ya? Soalnya gak mungkin juga kalau dia ampe kekurangan air .. eh tapi mungkin juga dia pakai beli air buat urusan sehari-hari, karena ngontrak dan memaksa mereka menghemat air. Ah mungkin juga. Kalau benar, banjir ini jadi berkah buat mereka, bisa nyuci motor gratis sepuasnya.


Seekor anjing dari kampung seberang juga ikut penasaran pengen ngelihat banjir. Entah apa yang dipikirkannya. Dia cuma dia menatap sambil berada di pinggir sungai dan kakinya terendam air. Kalau aku perhatikan cukup lama juga anjing itu bengong di dalam air itu, sementara salah satu temannya (yang warnanya hitam atau coklat, tidak kelihatan di foto), memilih nonton dari tempat yang lebih kering.

Sayangnya aku pas gak bawa Galaxy Camera-ku, karena selama ini sudah sangat mengecewakan. Jadi aku gak bisa nge-zoom untuk bisa mendapat foto lebih dekat. Mengandalkan kamera HP, meskipun kualitasnya cukup bagus, tapi zoomnya terbatas.

Oh ya, waktu aku motret, ada dua bocah tetangga yang langsung menebak ponsel yang aku pakai. "Itu pakai samsung apa Om", salah satunya sempat tanya, dan tidak kujawab. Eh ternyata temannya, si Brian, sudah menyahut dengan benar. "Itu kan yang ada di tivi, ... eee.... LG G3 Stylus" ...wuih, benar banget bocah ini.


Kedua bocah itu tetap bermain, meskipun tidak seekstrim anak-anak kampung dalam bermain air. Sementara di ujung sana, ada orang yang asyik memancing di selokan. Setiap banjir datang di tempat ini, beberapa tukang mancing pasti singgah, apalagi kalau kolam ikan di belakang kompleks juga kebanjiran. Aji mumpung ... dengan santainya mereka akan memancing di pinggir kolam.

No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...