16 February 2015

Indahnya Situ Parigi Pondok Aren


Setelah sebelumnya gagal mengunjungi Situ Parigi karena hujan, pagi ini akhirnya kesempatan itu datang. Cuaca sangat cerah, nyaris tidak ada awan di langit. Tapi karena agak kesiangan, langit sudah terlalu terang, sehingga aku kehilangan saat dimana langit masih berwarna biru cerah. Meski demikian, pemandangan di sekitar danau ini sangat bagus dalam cuaca seperti ini.


Danau ini mungkin lebih mirip bendungan daripada danau. Ada satu sungai utama yang mengalir ke tempat ini, dan juga ada dua anak sungai tempat air ini mengalir. Ini adalah jembatan dari salah satu sungai di ujung danau ini. Di atasnya ada pohon rambutan yang sedang berbuah, menggiurkan sekali.


Di tengah danau ada "pulau" kecil, dengan pepohonan kelapa dan palem yang menjadi salah satu titik keindahan di tempat ini. Soalnya hanya perairan di sekitar pulau ini yang cukup dalam, dan membuat permukaan air tampak tenang dan jernih. Sisi lain dari danau ini tampak sangat dangkal, bahkan beberapa tempat ada gundukan tanah.

Setidaknya hampir sekeliling danau ini sudah ada jalan setapak dengan conblok yang bisa dimanfaatkan untuk jogging tract, meskipun gak benar-benar terhubung memutar. Setidaknya ini bisa menjadi patok untuk menghalangi pengurukan lebih lanjut. Danau yang di papan petunjuk ditulis luasnya 3,4 ha ini harusnya lebih luas sebelum pembangunan di sekelilingnya merampas lahan ini.


Tidak banyak jenis bunga yang aku temukan di sini, kebanyakan hanyalah bunga liar berduri seperti ini. Tapi menariknya, aku menemukan banyak kupu-kupu di sini. Tidak ada yang bisa aku potret karena keterbatan kamera, dan kebanyakan kupu-kupu yang aku lihat terus bergerak sehingga susah dipotret dengan kamera ponsel.


Salah seorang pemburu sedang beristirahat sambil mengamati kemungkinan adanya hewan buruan, yang mungkin burung. Kalau di danau-danau lain, biasaya aku hanya menjumpai pemancing atau penjala ikan, di sini aku jumpai dua orang dengan senapan angin. Kicauan burung liar memang sering terdengar selama aku berkeliling di danau ini, salah satu keindahan lain dari danau yang berantakan di banyak sisinya ini.


Bendungan ini membuatku teringat dengan bendungan di kampung, tempat dulu aku menghabiskan waktu tiap hari untuk mandi dan bermain. Mungkin karena berbahaya dan airnya tidak terlalu bersih, aku tidak melihat adanya anak-anak yang bermain di sungai atau bendungan ini :D Padahal kalau di lihat debit air yang mengalir turun, kayaknya enak untuk meluncur, apalagi bagian bawahnya tampak dalam. Tapi entahlah, mungkin tidak semenarik yang terlihat. Mungkin juga karena ini bukan hari libur, jadi bocah-bocah masih sibuk sekolah.


Ini salah satu perahu yang ada di danau ini, atau mungkin satu-satunya. Di lambungnya tertulis nama salah satu perusahaan taksi yang punya pool persis di tepi danau. Di kanan kirinya ada gethek bambu, yang mungkin dipakai warga sekitar untuk menyeberang dan juga mencari ikan.

Menurutku tempat ini harusnya bisa dikembangkan sebagai tempat wisata yang menarik, dengan tetap mempertahankan fungsi utamanya sebagai tempat penampungan air. Apalagi melihat sekitar danau yang penuh dengan perumahan mewah dan juga perusahaan. Seharusnya pemerintah bisa meminta bantuan pihak swasta yang ada di sekitar danau untuk mengembangkan danau ini menjadi areal wisata edukatif, yang juga bisa dimanfaatkan tidak hanya oleh penduduk sekitar, tapi juga oleh anak-anak sekolah di sekitar ini. Sangat potensial.


Pas mau pulang, ada seorang (dua orang sebenarnya, satunya sedang bersiap), berenang di dalam danau yang dangkal ini dengan membawa karung di punggungnya. Dia tampak mengeruk lumpur, entah apa yang dia cari. Mungkin dia mencari siput, atau binatang air lainnya.

Kita tunggu saja kreativitas dan kepedulian pemerintah kota Tangerang Selatan untuk menjaga dan mengembangkan danau ini, juga danau-danau lain.

No comments:

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...