16 September 2013

In Memorial : Kucing CIko



Kucing kecil ini adalah adiknya Lolo, kucing yang sudah lebih dulu kami adopsi. Pertama kali aku melihatnya melintas depan rumah, tapi diajak oleh tetangga belakang rumah, meskipun kemudian dibalikin lagi. Waktu itu induknya masih mau merawat, tapi setelah induknya disteril, dia berkelana sendiri.



Waktu datang ke teras rumah dan mulai bergabung tinggal di sana, dia sudah cukup besar, mgkn sudah 2-3 bulan. Cukup akrab dengan orang, dan rajin meminta makan. Dia lebih sering tinggal di taman punya tetangga depan rumah, meskipun tak jarang diusir oleh kakek penghuni rumah itu.



Kami tidak mengadopsinya, tapi merawatnya di teras rumah seperti Miow dan kucing liar lainnya. Tapi ternyata dia berharap bisa tinggal di dalam rumah. Dia selalu berusaha untuk masuk ke dalam rumah dan tinggal di dalam. Bukan hanya karena ingin mendapat makanan, tapi kadang dia sengaja tidur di dalam rumah, enggan pergi keluar. Pernah juga dia nyelonong masuk rumah, hanya untuk tidur di atas meja.

Pernah beberapa kali Ciko boker sembarangan di bawah tangga, atau mengencingi keset kamar mandi. Tapi setelah aku latih beberapa kali, dia jadi terbiasa menggunakan toilet pasir khusus kucing yang kami letakkan di teras lantai dua.



Kucing ini termasuk jinak dan manja. Tempat tidur favorinya adalah di atas sofa. Kalau ada orang duduk di sofa, dia akan sengaja naik ke sofa dan tidur di pangkuan. Jarang kucing mau dipangku, bahkan kucing-kucingku yang lahir di dalam rumahpun tidak mau aku pangku, kecuali Kucrut. Pernah aku kecapekan dan tertidur, eh tahu-tahu Ciko naik ke badanku dan tidur di dadaku :)

Saat awal bergabung dengan gerombolan kucing kecil di depan rumah, Ciko tidak banyak ikut bermain. Dia sekedar makan dan lebih banyak tiduran. Mungkin karena waktu itu dia langsung tertular penyakitnya Miow, jadi agak pilek dan kadang bersin-bersin. Salahnya, kami menganggap remeh penyakit itu. TOh dia masih doyan makan, jadi kami cuma memberinya vitamin, tapi tidak memberi pengobatan.

Kondisi Ciko sempat pulih, dan aktif bermain di dalam rumah. Tapi suatu hari, mendadak dia tidur saja dan tidak beranjak hingga siang hari. Padahal biasanya kucing-kucing heboh minta makan sejak subuh. Wah, mulai berbahaya pikirku. Aku coba beri makan, tapi dia malas-malasan. Waktu itu aku sempat bawa dia keluar rumah agar dia kena paparan sinar matahari biar lebih sehat.



Ternyata justru dia hanya tidur di taman rumah tetangga, dan seharian tidak datang minta makan. Biasanya tiap pintu rumah dibuka, dia akan lari menghampiri. Baru esok harinya aku lihat dia di taman, aku paksa bawa masuk ke rumah. Ternyata pas tiga kucing kecil : Ciko, Miow, dan Ringgo sakit parah. Jadi kami karantina mereka bertiga di kamar. Istriku coba memberi vitamin, antibiotik dan cairan karena mereka sama sekali kehilangan nafsu makan.

Setelah hampir 4 hari sakit mendadak, Ciko meninggal, bersamaan dengan Miow, di dalam kandang yang sama. Sedih juga.

3 comments:

Unknown said...

kasian mas...si ciko ama miow kena distemper alias flu kucing..harusnya di pisahkan trus di infus..

Unknown said...

kasian si ciko ama miow neh...mreka kena distemper alias flu kucing..itu penyakit emang ganas 4 hari bisa mati..harus pake infus..soalnya gak mau makan trus mreka kehabisan cairan..lain kali klo punya kucing lagi sejak umur 3 bln harus di vaksin provax gan...

Yudi Kurniawan said...

Hai Nata,
Iya memang kasihan. Waktu itu tempatnya memang terbatas, dan mereka kucing-kucing liar yang belum cukup dapat gisi dari induknya. Daya tahan lemah, dan dalam waktu dekat ada 4 kucing kecil mati beruntun. Hanya satu yang masih bertahan dan waktu itu langsung kami bawa ke dokter untuk diperiksa dan divaksinasi.

Thanks atas kunjungannya.

Bintaro View From Gramedia Building

Akhir tahun gak ada acara apa-apa, jadi iseng saja pergi ke Gramedia buat lihat-lihat buku, mumpung pandemi sudah berlalu. Ini pemandangan k...